PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
BELAJAR
Secara umum
kegiatan belajar adalah suatu proses kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti,
tidak bisa menjadi tahu, mengerti dan bisa secara optimal. Berikut beberapa
definisi belajar menurut beberapa ahli psikologi.
Menurut Arno F. wittig
(Wittig, 1981) Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
Menurut James Patrick
Chaplin (Chaplin, 1985) Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Bealajar adalah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
Menurut Hintzman Douglas (Douglas,
1987) Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organime, manusia
atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut.
Menurut James O. whittaker
(1970: 215) Belajar ialah proses dimana tingak laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Morgan (1988:5)
menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari
tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan
latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku
yang relative tetap, sebagai akibat dari latihan.
Menurut Hilgard (2001: 232)
menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang
ditimbulkan oleh lainnya.
Menurut Gerow (1989:168)
mengemukakan bahwa “Learning is demonstrated by a relatively permanent change
in behavior that occurs as the of practice or experience”. Belajar adalah
ditunjukkan oleh perubahan yang relative tetap dalam perilaku yang terjadi
karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman.
Menurut Bower (1987:150)
“Learning is a cognitive process”. Belajar adalah suatu proses kognitif. Dalam
pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat
dimasukan dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu usaha
secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas
dapat didefinisikan beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar
yaitu:
1.
Belajar
adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku buruk. Perubahan itu tidak harus nampak di kesempatan yang
akan dating.
2.
Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.
3.
Untuk
dapat bisa disebut belajar, maka perubahan itu tidak pokoknya adalah
didapatkannya kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
4.
Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyankut berbagai aspek
kepribadian baik fisik maupun psikis.
B.
AKTIVITAS YANG TERMASUK BELAJAR
Belajar
dapat dikatan tergantung pada kebutuhan dan motivasi. Belajar itu terarah pada
pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan itu, orang harus menentukan set
belajar. Set belajar adalah arah perhatian dalam interaksi bertujuan. Dengan set
belajar yang ditemukan orang memilih berbagai alternative tindakan, barulah
orang melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujaun. Meskipun
orang telah mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih set
yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan untuk ,encapai tujuan
dipengaruhi oleh situasi. Berikut ini beberapa contoh aktivitas belajar yang
dipilih dalam beberapa situasi:
1)
Mendengarkan
Aktivitas mendengarkan tergolong
dalam kelompok “listening activites”. Aktivitas mendengarkan termasuk aktivitas
belajar yang berkaitan erat dengan masalah perhatian. Mendengarkan itu bukanlah
suatu kegiatan yang pasif, diamana hanya telinga saja yang bekerja. Melainkan
suatu kegiatan diamana perhatian dan pikiran juga terlibat dengan aktif.
Sedangkan untuk dapat mendengarkan dengan baik maka perlu adanya persiapan
fisik (kebugaran tubuh), emosi (kemauan yang kuat) dan intelektual (kesiapan
bajan pelajaran).
2)
Memandang
Yang dimaksud memandang untuk tujuan
belajar yakni apabila kita memandang segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang
mengakibatkan perkembangan dari kita, maka dalam hal yang demikian kita sudah
belajar.
3)
Meraba,
membau dan mencecap
Meraba, membaudan
mencecap merupakan aktivitas sensoris. Aktifitas meraba, membau dan mencecap
dapat dikatakan belajar, apabila aktivitas-aktivitas itu didorong oleh
kebutuhan, motivasi untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4)
Menulis
atau mencacat
Mencatat merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam belajar. Karena dengan mencacat kita memperoleh
keuntungan:
1.
Mampu
mempertahankan daya mental kita tetap jaga dan siap siaga waktu mengikuti
kuliah.
2.
Mampu
tetap berfikir pada waktu mengikuti kuliah dan mudah mempelajari sesudahnya.
3.
Memiliki
rekaman tertulis guna membantu kita untuk melihat kembali dan mempelajari,
menambah serta memperdalam bahan kuliah yang sudah diberikan.
4.
Membantu
untuk mengatasi keterbatasan daya ingat kita.
5.
Memiliki
nahan lengkap tercacat teratur yang kita
perlukan untuk belajar dalam persiapan ujian.
5)
Membaca
Membaca merupakan aktivitas yang tidak
dapat dipisahkan dengan belajar. Membaca bukanlah kegiatan yang pasif, akan
tetapi merupakan kegiatan yang aktif. Untuk dapat menjadi pembaca yang efisien,
The Liang Gie memberikan arahan sebagai berikut:
1.
Memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca.
2.
Dapat
membaca secara cepat.
3.
Dapat
menangkap dan memahami isi bahan bacaannya.
4.
Seusai
membaca dapat mengingat kembali butir-butir gagasan utama dari bahan bacaannya.
6)
Membuat
ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi
Dengan membuat ikhtisar atau
ringkasan dapat membantu kita dalam hal mengingat dan mencari kembali materi
dalam buku untuk masa-masa yang akan dating. Sedangkan, untuk keperluan belajar
yang intensif, membuat iktisar saja belum cukup. Dikarenakan dengan menggaris
bawahi hal-hal yang penting akan sangat mebantu kita dalam usaha menemukan
kembali material tersebut di kemudian hari.
7)
Mengamati
tabel-tabel, diagram-diagram dan bagian-bagian
Dengan material non-verbal semacam
ini, akan menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman kita tentang suatu
hal.
8)
Menyusun
paper atau kertas kerja
Dalam membuat paper, yang perlu
diperhatikan adalah rumusan topik paper itu. Dari rumusan topik itu, kita akan
menemukan material yang relevan. Kemudian kita perlu mengumpulkan materi yang
akan ditulis kedalam paper dengan mencacatkan pada buku notes atau kartu-kartu
cacatan.
9)
Mengingat
Yang
dimaksud mengigat disini adalah mengingat yang didasari atas kebutuan serta
kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut.
10)
Berpikir
Berfikir merupakan suatu kegiatan
mental yang tidak melibatkan kerja otak, tetapi juga melibatkan seluruh pribadi
manusia, kehendak dan perasaannya. Karena memikirkan sesuatu itu berarti mengarahkan
diri pada obyek tertentu, menyadari kehadirannya secara aktif menghadirkan
dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau wawasan tentang objek
tersebut.berfikir sangat diperlukan selama belajar disekolah atau diperguruan
tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada yang harus dipecahkan seorang diri,
tanpa bantuan orang lain. Pemecahan masalah itulah yang memerlukan pemikiran.
Berfikir itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan. Ketika berfikir dilakukan maka disana terjadi suatu
proses. Dengan berfikir siswa akan bisa menggunakan nalarnya guna menyelesaikan
suatu masalah yang dihadapinya. Selain itu berfikir juga akan menunjukkan
tinkat perkembangan siswa dalam proses belajar terkait perubahan mentalnya.
11)
Latihan
atau praktek
Latihan atau praktek akan
menghasilkan suatu pengalaman, dan dengan pengalaman tersebut seseorang dapat
belajar.
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Dalam
belajar, banyak sekali faktor mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor-faktor stimulasi belajar
2. Faktor-faktor metode belajar
3. Faktor-faktor individual
Berikut
ini diuraikan secara garis besar mengenai ketiga macam faktor tersebut.
1. Faktor-faktor stimulasi belajar
Faktor
stimulasi belajar yaitu segala hal diluar individu yang meransang individu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam hal ini
mencakup:
1)
Panjangnya
bahan pelajaran
Panjangnya bahan pelajaran
berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin banyak bahan pelajaran,
semakin banyak pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk mempelajarinya.
Bahan yang terlalu panjang atau banyak dapat menyebabkan kesu;itan individu dalam
belajar. Kesulitan belajar individu itu tidak semata-mata panjangnya waktu
untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta
kejemuhan si pelajar dalam menghadapi atau mengerjakan bahannya itu. Panjangnya
waktu belajar juga dapat menimbulkan beberapa “inteferensi” atas bagian materi
yang dipelajari. Interferensi yakni gangguan kesan ingatan akibat terjadinya
pertukaran reproduksi antara kesan lama dengan kesa baru. Kedua kesan itu
muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari.
2)
Kesulitan
bahan pelajaran
Tiap bahan pelajaran
mengandung tingkat kesulitan yang berbeda,. Tingkat kesulitan bahan pelajaran
mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit suatu bahan pelajaran, makin
lambatlah orang mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin
cepatlah orang memahaminya. Bahan yang sulit memerlukan aktifitas belajar yang
intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar
seseorang.
3)
Berartinya
bahan pelajaran
Belajar memerlukan modal
pengalaman yang diperoleh dari belajar sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat
berupa penguasaan bahasa, pengetahuan, dan prinsip-prinsip. Modal pengalaman
ini menentukan keberartian daripada bahan yang dipelajari di waktu sekarang.
Bahan yang berarti adalah bahan yang dikenali. Barang yang berarti memungkinkan
individu untuk belajar, karena individu dapat mengenalnya. Bahan yang tanpa
arti sukar dikenal, akibatnya tidak ada pengertian individu akan bahan
tersebut.
4)
Berat
ringannya tugas
Mengenai berat atau ringannya
suatu tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas
yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu. Hal ini disebabkan
karena kapasitas intelektual dan pengalaman mereka tidak sama. Boleh jadi pula,
berat ringannya suatu tugas berhubungan dengan usia individu. Ini berarti bahwa
kematangan individu ikut menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas bagi
individu yang bersangkutan.
5)
Suasana
Lingkungan eksternal
Suasana lingkungan eksternal
menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca, waktu, kondisi tempat, dan
penerangan. Fakto-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam
aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah reaksi dengan
lingkungannya.
2. Faktor-faktor metode belajar
Metode
mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai
oleh pelajar. Dengan pekataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan
perbedaan yang berarti proses bekajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut
hal-hal berikut:
1)
Kegiatan
berlatih atau praktek
Berlatih dapat diberikan
secara marathon (non stop) atau secara terdistribusi (dengan selingan
waktu-waktu istirahat). Latihan yang dilakukan secara marathon dapat melelahkan
dan membosankan, seangkan latihan yang terdistribusi menjamin terpeliharannya
stamina dan kegairahan belajar.
Jam pelajaran atau latihan
yang terlalu panjang adalah kurang efektif. Semakun pendek distribusi waktu
untuk bekerja atau berlatih, semakin efektiflah pekerjaan atau latihan itu.
Latihan atau kerja memerlukan waktu istirahat.
Kegiatan berlatih atau
maraton baru dimungkinkan apabila tugas mudah dikenal, tugas mudah dilakukan,
materi pernah dipelajari sebelumnya, kegiatan memerlukan pemanasan terus menerus.
2)
“Overlearning”
dan “drill”
“Overlearning” dilakukan
untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan-keterampilan yang pernah
dipelajari dalam sementara waktu tidak dipraktekkan. “Overlearning” yang
terlalu lama kurang efektif bagi kegiatan praktek.
Apabila “Overlearning” berlaku
bagi latihan motorik seperti main piano atau menjahit, maka “drill” berlaku
bagi kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Baik “drill” maupun
“overlearning” berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.
3)
Reaksi
selama belajar
Kombinasi kegiatan membaca
dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu
sendiri, maupun untuk menghafal bahan pelajaran. Resitasi lebih cocok untuk
diterapkan pada belajar membaca atau belajar hafalan.
4)
Pengenalan
tentang hasil-hasil belajar
Penelitian menunjukkan, bahwa
pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah sangat
penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang
akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
5)
Belajar
dengan keseluruhan dan dengan hasil-hasil
Menurut beberapa penelitian,
perbedaan efektifitas antara belajar dengan keseluruhan dengan belajar dengan
bagian-bagian adalah belum ditemukan. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah
membutuhkan banyak waktu dan sebelum belajar yang sesungguhnya berlansung.
6)
Penggunaan
modalitet indera
Modalitet indera yang dipakai
oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu ada
tiga impresi yang terpenting dalam belajar, yaitu: oral, visual, kinestotik.
Ada orang yang lebih berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam
belajar, ia perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau
mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan menekankan
diri pada impresi kinestetik dengan banyak menggunkanan fngsi motorik.
7)
Penggunaan
set dalam belajar
Arah perhatian seseoran
sangat penting bagi belajarnya. Belajar tanpa set adalah kurang efektif.
Mengenai hal ini sudah dikemukakan pada bahasan terdahulu.
8)
Bimbingan
dalam belajar
Bimbingan dapat diberikan
dalam batasan-batasan yang diperlukan oleh individu. Hal yang penting yaitu
perlunya pemberian modal keakapan pada individu sehingga yang bersangkutan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibedakan dengan sedikit saja bantuan dari
pihak lain.
9)
Kondisi-kondisi
insentif
Insetif adalah objek atau
situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan
tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat
diklarifikasikan menjadi dua macam, yaitu :
1)
Insentif
intrinsik : yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan
tujuan.
2)
Insentif
ekstrinsik : yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan dengan
tugas.
Situasi yang menimbulkan
insetif instrinsik misalnya pengenalan tentang hasil/kemajuan belajar,
persaingan sehat. Situasi yang menjadi insentiif ekstrinsik misalnya ganjaran,
hukuman, perlakuan kasar, kekejaman, dan ancaman yang membuat takut. Insentif
intrinsik akan menentukan tingkat motivasi belajar individu di masa-masa
mendatang.
3. Faktor-faktor individual
Faktor-faktor
individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun
faktor-faktor individual itu menyanfkut hal-hal berikut:
1)
Kematangan
Kematangan-kematangan terjadi
akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif didalam struktur jasmani
dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif terhadap struktur tersebut.
Kematangan memberikan kematangan dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk
sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya
fungsi-fungsi otak dan sistem syaraf, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental
seseorang.
2)
Faktor
usia kronologis
Semakin tua usia individu,
semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Usia
kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan belajar
individu.
3)
Faktor
perbedaan jenis kelamin
Ada bukti bahwa pola tingkah
laku antara laki-laki dan perempuan merupakan hasil daripada perbedaan tradisi
kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Fakta menunjukkan,
bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal
insefigensi.
Barang kali yang dapat
membedakan antara pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya
terhadap sesuatu pekerjaan dan inipun merupakan akibat dari pengaruh kultural.
4)
Pengalaman
sebelumnya
Pengalaman yang diperoleh
individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan terutama pada transfer
belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa anak-anak yang berasal dari kelas-kelas
sosial menengah dan tinggi mempunyai keuntungan dalam belajar verbal disekolah
sebagai hasil dari pengalaman sebelumnya.
5)
Kapasitas
mental
Kapasitas-kapasitas seseorang
dapat diukur dengan tes-tes intelegensidan tes-tes bakat. Kapasitas adalah
potensi untuk mempelajari seta mengembangkan berbagai ketrampilan/kecakapan.
Akibat daripada hereditas dan lingkungan masin-masing individu bervariasi.
6)
Kondisi
kesehata jasmani
Orang yang belajar
membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit akibat
penyakit-penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan dapat belajar dengan
efektif.
7)
Kondisi
kesehatan rohani
Gangguan serta cacat-cacat
mental pada seseorang sangat mengganggu dalam hal belajar orang yang
bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar dengan baik apabila ia sakit ingatan,
sedih frustasi atau putus asa.
8)
Motivasi
Motivasi penting bagi proses
belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan tindakan, serta
memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
D.
TEORI BELAJAR
Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori
belajar setelah mereka mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses
belajar secara menyeluruh. Berawal dari kesulitan tersebut munculah beberapa
persepsi berbeda dari para psikolog. Sehingga menghasilkan dalil-dalil yang
memiliki inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam
proses belajar.
Teori-teori
belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana teori yang mereka
kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman mereka ketika dalam kegiatan
belajar berlangsung. Dari interaksi tersebut, para psikolog menyusun proposisi
yang mereka tekuni sehingga menghasilkan madzhab yang mereka ciptakan itu bisa
digunakan sebagai landasan pola pokor mereka.
Macam-macam teori belajar
1)
Teori
Behaviorisme
Teori
belajar behavioristik adalah teori belajar yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar. Sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap guru tersebut. Faktor lain yang
dianggap penting olrh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka
respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi atau dihilangkan
(negative reinforcement)n maka respon juga semakin kuat.
2)
Teori
Pembiasaan Klasik
Teori
pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil
eksperimen yang dilakukan oleh ivan Pavlov (1849-1936), pada dasarnya classical
conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan reflex baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflex tertentu.
Pavlov
mengadakan percobaan terhadap anjing yang diberi stimulus bersyarat sehingga
terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Dari hasil percobaannya, sinyal pertanda
memainkan peran yang sangat penting dalam adaptasi hewan terhadap sekitarnya.
Teori Classical
conditioning yang ditemukan Pavlov didasarkan pada tiga proses, yaitu: pertama,
penyamarataan (generalization) sebab respon dikondisikan dengan kehadiran
stimulus yang sama melalui keluarnya air liur; kedua, perbedaan (discimination)
untuk merespon apabila ada perangsang makanan kemulutnya; ketiga, pemadaman
(extinction).
Kesimpulan
dari percobaan Pavlov ialah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai
dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS), cepat atau lambat akan
menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki dalam (CR).
Keteragan:
US (Unconditioned Stimulus), UR (Unconditioned Reflex), CS (Conditioned
Stimulus), CR (Conditioned Reflex).
3)
Teori
Belajar Koneksionisme
Prinsip
teori Thorndike adalah belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang kegiatan belajar seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Awal
eksperimen Thorndike mrnggunakan kucing. Kucing dibiarkan kelaparan, kemudian
ia dimasukkan kedalam kotak yang sudah dirancang khusus, sehingga jika kucing
itu menyentuh tombol pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai
daging yang dijadikan umpan diluar kandang. Pada usaha pertama ia belum
terbiasa memecahkan problemnya, sampai kemudian berhasil menemukan tombol
tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha pertama agak lama. Percobaan yang
sama segera dilakuka berulang-ulang.
Dengan
terlatihnya proses belajar dari kesalahan (trial and eror), maka waktu yang
dibutuhkan untuk memecahkan problem itu semakin singkat. Teori trial and error
learning mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.
Adanya
motif yang mendorong aktivitas
2.
Adanya
berbagai respon terhadap situasi
3.
Adanya
eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4.
Adanya
kemajuan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan
4)
Teori
Gestalt
daya
manusia ataupun non manusia dalam bidang pendidikan dengan melibatkan segenap
perlengkapan atau fasilitas kantor di lingkup pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Hal ini juga senada dengan pendapat Zulkarnain
dan Sumarsono (2011: 4) menyatakan bahwa “manajemen perkantoran pendidikan
adalah rangkaian proses/aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan,
serta mengawasi sumber daya manusia atau non manusia untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien”.
1.
Perkantoran
dalam Manajemen Pendidikan
Aspek yang membedakan antara manajemen pendidikan
dengan manajemen bidang lainnya adalah aspek substansinya, bukan pada aspek
prosesnya. Substansi manajemen pendidikan digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.
Substansi
inti
Meliputi
manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen keuangan, manajemen
personalia, manajemen hubungan masyarakat dan manajemen sarana dan prasarana.
b.
Substansi
ekstensi
Adalah substansi
manajemen pendidikan yang telah diperluas yaitu berbagai bidang substansi di
dunia pendidikan yang harus dikelola karena berkontribusi besar terhadap
kesuksesan proses substansi inti.
Manajemen
perkantoran merupakan salah satu dari substansi ekstensi manajemen pendidikan.
2.
Fungsi
dan Prinsip Perkantoran
Setiap kantor bila dilihat pada susunannya, memiliki
tiga unsur yakni hardware (perangkat
keras), live-ware (personel kantor),
dan software (program dari suatu
kantor atau program kerja ketatausahaan). Sehingga kantor disebut lengkap jika
terdapat:
§
Administrasi
fisik, berupa manajemen pergedungan dan ruangan.
§
Administrasi
personalia, yang mengelola seluruh personel kantor.
§
Administrasi
ketatausahaan, yang berupa pencatatan dan penyusunan informasi yang memiliki
nilai atau kegunaan untuk disimpan.
a.
Jenis
fungsi manajemen perkantoran pendidikan
1)
Fungsi
rutin
Membutuhkan
pemikiran mencakup pengarsipan dan penggandaan. Biasanya dilakukan oleh staf
administrasi yang bertanggung jawab atas kegiatan administrasi sehari-hari.
2)
Fungsi
teknis
Membutuhkan
pendapat, keputusan, dan keterampilan perkantoran yang memadahi, seperti bisa
menggunakan beberapa program aplikasi komputer. Biasanya dilakukan oleh staf
administras teknologi informasi.
3)
Fungsi
analisis
Membutuhkan
pemikiran yang kritis dan kreatif, disertai kemampuan untuk mengambil
keputusan, seperti membuat dan menganalisis laporan. Biasanya dilakukan oleh
asisten manajer yang bertanggung jawab mensupport keputusan yang akan dibuat
oleh pimpinannya.
4)
Fungsi
interpersonal
Membutuhkan
penilaian dan analisis sebagai dasar pengambilan keputusan, serta keterampilan
yang berhubungan dengan orang lain. Biasanya dilakukan oleh staf administrasi
sebagai jenjang karir sebelum naik menjadi manajer.
5)
Fungsi
manajerial
Membutuhkan
perencanaan, pengorganisasian, pengukuran dan pemotivasian. Biasanya dilakukan
oleh staf setingkat manajer yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem
dan prosedur administrasi.
b.
Prinsip-prinsip
manajemen perkantoran pendidikan
1)
Perencanaan
kerja
Pekerjaan
harus direncanakan dengan sebaik mungkin dengan menjawab enam dasar pertanyaan
dasar yaitu 5W+1H. Sebab tanpa adanya rencana yang baik, tidak akan mencapai
hasil sebagaimana yang diharapkan.
2)
Pengorganisasian
kerja
Pelaksanaan
pekerjaan harus ditata serta terorganisasi dengan baik. Artinya pembagian tugas
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tersusun rapi, arus pekerjaan
dispesifikasi dengan jelas, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
teridentifikasi serta terjamin penyelesaiannya dengan cara paling produktif.
3)
Kepemimpinan
kerja
Memimpin
(leading) adalah seni atau proses mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar
mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok.
Oleh karena itu, seorang manajer harus memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan
tugasnya dengan baik.
4)
Pengendalian
kerja
Pengawasan
pekerjaan yang efektif dapat dijamin dilakukan dengan baik jika pengendalian
internal dalam diri pelaksana pekerjaan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Karena pengendalian eksternal yang berlebihan hanya akan menguras energi,
waktu, dan emosi yang tinggi. Sehingga prinsip ini menjadi sangat penting dalam
kaitannya dengan proses manajemen.
5)
Komunikasi
efektif
Seluruh
prinsip yang diuraikan sebelummnya akan sangat terkendala tanpa adanya
komunikasi yang baik. Pimpinan harus dapat membangun suasana kantor yang
kondusif bagi berlangsungnya komunikasi yang terbuka, jujur, produktif, serta
santun (beretika). Artinya komunikasi di kantor sebaiknya tidak perlu formal
dan birokratis sehingga menghambat inovasi. Namun, tidak perlu terlalu formal
yang menyebabkan tidak jelasnya informasi dengan gosip.
6)
Tatanan
kantor
Tatanan
fisik kantor harus dapat menjamin bahwa pelaksanaan urusan kantor berlangsung
secara produktif. Tata ruang kantor harus direncanakan secara keilmuan untuk
menghindari gerakan yang tidak perlu, keterlambatan dan kesukaran untuk
menggapai bahan-bahan pekerjaan. Pendayagunaan seluruh sarana/peralatan kantor
harus memperhatikan prinsip efektif-efisien.
7)
Peningkatan
mutu layanan
Sistem
dan produser kantor harus terus diupayakan agar lebih efektif dan efisien.
Selain itu standart kualitas dan kuantitas pekerjaan kantor harus digunakan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga pimpinan kantor harus terus
mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dengan melakukan berbagai upaya agar
dapat mengidentifikasi cara paling mutakhir dalam menjamin pencapaian hasil
yang maksimal. Karena pada hakekatnya inti pekerjaan kantor bersifat memberikan
layanan jasa (service).
A. Ruang
Lingkup Manajemen Perkantoran
Ruang lingkup manajemen perkantoran meliputi seluruh
aktivitas yang meliputi ketatausahaan, komunikasi dan etika perkantoran, tata
persuratan dan pengarsipan, serta tata ruang kantor.
1.
Komunikasi
dan Etika Perkantoran
a.
Komunikasi
efektif
Istilah komunikasi merupakan menyebarkan atau
memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang
sama. Hal ini dipertegas oleh pendapat Bovee yang mendefinisikan komunikasi
sebagai proses mengirim dan menerima pesan, serta dikatakan efektif jika pesan
tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau mendorong orang lain
untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut. Proses komunikasi memiliki lima
macam unsur atau komponen dasar yaitu pengirim pesan (komunikator), pesan,
saluran atau media, penerima pesan (komunikan), dan balikan (feed back). Maka dari itu dapat
diartikan bahwa komunikasi kantor adalah komunikasi yang terjadi dan
berlangsung dalam kantor, baik secara lisan maupun tulisan.
Kantor sekolah merupakan pusat pengolahan informasi, tempat
para guru dan staf berkumpul membicarakan serta membahas segala sesuatu yang
berguna demi kepentingan dan keberhasilan sekolah. Maka dari itu, komunikasi
kantor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
§
Tata
hubungan administrasi disebut juga tata hubungan fungsi
Yaitu antara
administrator atau manajer dengan bawahannya, dimana pelaksanaan komunikasi
mengandung unsur perintah.
§
Hubungan
tata usaha
Terjadi atau
berlangsung antar satuan organisasi yang tidak mengandung unsure perintah.
Hubungan ini hanya bersifat pengiriman informasi dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan perkantoran.
Pentingnya
komunikasi efektif dalam kantor sekolah, antara lain:
a)
Menimbulkan
rasa kesetiakawanan dan loyalitas antar komponen pendidikan didalam sekolah
tersebut.
b)
Menimbulkan rasa saling pengertian dan saling menghargai
antar pegawai dalam melaksanakan tugas masing-masing.
c)
Meningkatkan
pengendalian operasional kerja yang efisien.
d)
Meningkatkan
gairah, moral, disiplin dan tanggungjawab kerja para pegawai.
e)
Meningkatkan
kerjasama dan semangat korp.
b.
Etika
Perkantoran
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethichos yang berarti norma, aturan,
kaidah dan nilai tingkah laku manusia yang baik. Sedangkan dari bahasa Perancis
etiquette yang berarti kartu undangan
raja yang memuat tata tertib para tamu raja. Jadi etika menekankan pada prinsip
tentang tindakan moral yang benar, dan etiket menitikberatkan pada tata cara
pergaulan antar manusia.
Etika dan etiket bersifat saling melengkapi, karena
etika menunjukkan seluruh kesadaran sikap manusia (baik jasmani maupun rohani)
terhadap baik dan buruk, yaitu perilaku manusia berhubungan dengan nilai baik
dan buruk. Sedangkan etiket yaitu aturan sopan santun dalam pergaulan. Kode
etik adalah etika yang berlaku untuk lingkungan profesi tertentu sebagai
pedoman dalam berperilaku bagi anggotanya. Terdapat beberapa pedoman dasar
dalam etika perkantoran (IMPACT), yakni:
Integrity : berintegrasi, bertindak jujur dan
benar.
Manners : cara atau bersikap tidak egois,
tidak kasar dan disiplin.
Personality : memiliki kepribadian nilai, sikap dan
pendapat sendiri.
Appearance : berpenampilan sopan dan rapi sebaik
mungkin.
Consideration : mempertimbangkan, memahami sudut pandang
orang lain.
Tact : bijaksana yaitu berpikir sebelum bicara.
2.
Tata
Persuratan
Kepala sekolah dalam melaksanakan tugas manajemen
sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran tugas-tugas akademik
saja, namun bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
administrasi sekolah. Salah satu tugas dari administratif yaitu mengelola
persuratan sekolah (korespondensi) dengan tata cara penanganan surat.
a.
Konsep
dasar surat
Surat merupakan bagian dari warkat. Warkat merupakan
catatan tertulis, tergambar dan terekam yang berisi keterangan tentang suatu
hal yang dibuat untuk membantu ingatan. Surat merupakan alat atau media
komunikasi untuk menyampaikan data atau informasi berupa keterangan, berita,
penjelasan secara tertulis dari seseorang maupun lembaga yang ditujukan pada
orang atau lembaga lain, baik dalam bentuk kertas maupun alat elektronik
(Zulkarnain dan Sumarsono, 2011: 81). Berdasarkan pengertian tersebut, penulis
simpulkan bahwa pengertian surat adalah alat komunikasi secara tertulis baik
berupa kertas maupun alat elektronik (e-mail)
yang berisi informasi atau keterangan untuk menyampaikan suatu pesan atau
maksud kepada orang atau lembaga lain.
Kegiatan surat menyurat sering disebut dengan
korespondensi, yang berarti semua aktivitas tata usaha yang berhubungan dengan
surat mulai dari kegiatan membuat, mengagenda, menerima, mendistribusikan
sampai mengarsip surat-surat. Tujuan dari korespondensi ialah menghasilkan
komunikasi yang efektif yaitu pesan dalam surat dapat dipahami secara sama
serta mendorong penerima surat untuk bertindak sesuai isi atau harapan dari
pengirim surat. Berikut beberapa fungsi surat, yaitu:
a)
Surat
berfungsi sebagai wakil atau duta dari pengirim surat
b)
Surat
berfungsi sebagai alat bukti autentik tertulis dalam berbagai kegiatan atau
perjanjian
c)
Surat
berfungsi sebagai dasar bagi suatu tindakan atau pedoman dalam melaksanakan
kegiatan
d)
Surat
sebagai bukti historis
e)
Surat
berfungsi sebagai alat pengingat
b.
Asas
tata persuratan
Surat dinas merupakan surat yang berisi hal penting
berkenaan dengan administrasi pemerintahan. Agar sebuah surat dapat memenuhi
syarat sebagai surat dinas, maka harus disampaikan dengan memperhatikan
beberapa asas tata persuratan dibawah ini, antara lain:
1)
Asas
keamanan
Isi surat dinas
tidak boleh dibaca orang lain yang tidak berhak. Hal ini disebut juga dengan
surat rahasia.
2)
Asas
kecepatan dan ketepatan
Pembuatan surat
dan jawaban atas suatu surat harus dilaksanakan secepat mungkin untuk menunjang
kelancaran tugas organisasi.
3)
Asas
pertanggungjawaban
Tata surat dinas
harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kearsipan,
kewenangan, dan keabsahan.
4)
Asas
keterkaitan
Tata persuratan
suatu lembaga berkaitan dengan administrasi perkantoran pada umumnya. Semua
kegiatan tata persuratan harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
tata laksana kearsipan.
5)
Asas
pembakuan
Ketentuan
mengenai tata persuratan harus digariskan secara jelas oleh instansi yang
bersangkutan, agar tercapai keseragaman dalam pelaksanaannya.
6)
Asas
efektif dan efisien
Penyelenggaraan
tata persuratan perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan,
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c.
Kriteria
surat yang efektif dan efisien
a)
Surat
ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik serta disusun secara sistematis
sesuai aturan penyusunan surat.
b)
Surat
disusun secara sederhana dan tidak terlalu panjang.
c)
Surat
disusun secara jelas, lugas, dan komunikatif agar dapat dipahami secara tepat
sesuai dengan maksud yang dikehendaki penulis.
d)
Surat
mencerminkan sikap yang adab dan sopan. Artinya pernyataan yang digunakan
sopan, simpatik, serta tidak menyinggung perasaan penerima surat.
e)
Surat
harus bersih dan rapi. Artinya surat harus diketik di kertas yang bersih dan di
ketik dengan rapi.
d.
Jenis
surat dinas
Jenis surat dibedakan menurut isi, sifat, derajat,
jumlah penerima, dan cara pengiriman surat.
1)
Isi
surat
a)
Nota
dinas, dibuat oleh atasan kepada bawahan yang berisikan catatan atau pesan
singkat tentang suatu pokok persoalan kedinasan.
b)
Memo,
ialah catatan singkat yang diketik atau ditulis tangan oleh atasan kepada
bawahan tentang pokok persoalan kedinasan. Isinya pendek berupa perintah.
c)
Surat
pengantar, ditujukan kepada seseorang atau pejabat, yang berfungsi untuk
mengantar surat, dokumen dan lain-lain.
d)
Surat
edaran, berisi penjelasan atau petunjuk tentang tata cara pelaksanaan suatu
perundang-undangan dan atau perintah yang telah ada.
e)
Surat
undangan, berisi pemberitahuan kepada seseorang atau lembaga untuk menghadiri
suatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
f)
Surat
tugas, berisi penugasan dari pejabat yang berwenang kepada seseorang untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
g)
Surat
kuasa, berisi kewenangan penerima kuasa untuk bertindak atau melakukan suatu
kegiatan atas nama pemberi kuasa.
h)
Surat
pengumuman, berisi pemberitahuan atau informasi mengenai suatu hal yang
ditujukan kepada para pegawai atau masyarakat umum.
i)
Surat
pernyataan, ialah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai
pertanggungjawaban atas pernyataan tersebut.
j)
Surat
keterangan, berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak menimbulkan
keraguan.
k)
Berita
acara, ialah surat yang berisi laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa
mengenai waktu, tempat, keterangan dan petunjuk lain sehubungan dengan kejadian
tersebut.
l)
Surat
izin, berisi tentang izin dari pejabat yang berwenang kepada seseorang untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
m)
Surat
rekomendasi, ialah surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai
pertanggungjawaban atas rekomendasi tersebut.
n)
Surat
keputusan, ialah surat yang berisi suatu kebijakan atau ketetapan tentang suatu
hal yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
o)
Surat
perjanjian, digunakan untuk mengadakan persepakatan antara kedua belah pihak
berkaitan dengan satu urusan.
p)
Surat
pemberitahuan, surat berisi pemberitahuan mengenai suatu hal yang mengemukakan
sesuatu kepada orang lain agar orang itu mengetahuinya.
q)
Surat
peringatan, berisi teguran kepada si penerima surat karena yang bersangkutan
melakukan suatu tindakan kesalahan atau pelanggaran.
r)
Kartu
pos, ialah surat berupa kartu (dari kertas karton berukuran 15x10 cm) digunakan
untuk mengirim berita singkat dan tidak bersifat rahasia.
s)
Warkat
pos, merupakan surat terbuka yang tidak beramplop. Wujudnya berupa
lipatan-lipatan kertas surat.
2)
Sifat
surat
a)
Surat
sangat rahasia adalah surat yang informasinya membutuhkan tingkat pengamanan
tertinggi dan mempunyai hubungan erat dengan keamanan dan keselamatan Negara
serta hanya diketahui oleh pejabat yang berhak menerima.
b)
Surat
rahasia adalah surat yang informasinya membutuhkan pengamanan khusus dan
mempunyai hubungan erat dengan keamanan kedinasan serta hanya diketahui oleh
pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk.
c)
Surat
terbatas adalah surat yang informasinya membutuhkan pengamanan dan mempunyai
hubungan erat dengan tugas khusus kedinasan serta hanya diketahui oleh pejabat
yang berwenang atau yang ditunjuk.
d)
Surat
biasa merupakan surat yang tidak memerlukan pengamanan khusus.
3)
Derajat
surat
a)
Kilat
atau sangat segera, surat yang isinya segera diketahui si penerima surat dan
penyelesaiannya harus dilakukan pada kesempatan pertama. Batas waktu
penyampaian surat maksimal 1x24 jam.
b)
Segera
adalah derajat surat yang isinya harus segera diketahui atau ditanggapi oleh
penerima surat. Batas waktu penyampaian surat maksimal 2x24 jam.
c)
Biasa
adalah derajat surat yang penyampaian dan penyelesaiannya tidak seperti kilat
dan segera. Batas waktu penyampaian surat maksimal 5 hari.
4)
Jumlah
penerima surat
a)
Surat
biasa adalah surat yang dikirim oleh seseorang atau suatu instansi kepada
seseorang atau instansi tertentu.
b)
Surat
edaran adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang atau kepada beberapa
instansi.
c)
Pengumuman
adalah surat yang ditujukan kepada sejumlah orang atau instansi yang alamat
atau identitasnya tidak disertakan secara langsung atau rinci.
5)
Cara
pengiriman surat
a)
Surat
pos adalah surat yang dikirim melalui jasa pos atau jasa pengiriman surat
lainnya. Jenis surat ini dibedakan lagi menjadi surat biasa, surat kilat, surat
express, dan super express.
b)
Surat
faksimile adalah surat yang dikirim melalui surat faksimile, biasanya
menggunakan jasa telekomunikasi. Surat faksimile yang diterima hendaknya
sesegera mungkin untuk digandakan atau di copy karena dalam waktu yang relatif
singkat tulisan yang ada di surat faksimile tersebut akan kabur.
c)
Surat
elektronik atau lebih dikenal dengan E-mail
adalah surat yang dikirim melalui jasa penyedia internet.
e.
Bentuk
surat dinas
1)
Bentuk
lurus penuh
Semua bagian
surat diketik mulai dari margin kiri yang sama. Pemenggalan alinea dengan
pemisahan spasi atau berjarak 1 baris.
2)
Bentuk
lurus
Semua bagian
surat diketik mulai dari margin kiri. Kecuali tanggal surat dengan salam
penutup dan nama pengirim surat yang diketik di sebelah kanan. Pengetikan
alinea sama seperti bentuk lurus penuh.
3)
Bentuk
setengah lurus
Semua bagian
surat kecuali isi surat, diketik sama seperti bentuk lurus. Setiap alinea baru
dalam isi suratd diketik sesudah 5 ketukan dari margin kiri. Alinea yang satu
dengan yang lain tidak berjarak.
4)
Bentuk
resmi Indonesia lama
Semua bagian
surat kecuali alamat, diketik sama seperti bentuk setengah lurus. Alamat surat
diketik di sebelah kanan dibawah tanggal, yang ujungnya sejajar dengan tanggal,
salam penutup, dan pengirim surat. Hal ini membuat penulisan alamat surat
menjadi tidak efektif karena jika alamat surat berupa nama yang panjang, maka
ruang untuk penulisannya tidak akan mamadai.
5)
Bentuk
resmi Indonesia baru
Untuk mengatasi
masalah bentuk surat resmi Indonesia lama, maka dirumuskanlah bentuk resmi
Indonesia baru. Bentuk surat ini merupakan adopsi dari bentuk surat setengah
lurus. Penempatan alamat surat pada bagian kiri membuat penulis lebih leluasa
dalam menulis alamat surat, sehingga tidak terjadi pemenggalan alamat surat.
6)
Bentuk
lekuk
Semua bagian
surat kecuali alamat, diketik sama seperti bentuk resmi Indonesia baru. Namun
pengetikan alamat harus:
§
Baris
pertama (nama orang) diketik mulai dari margin kiri
§
Baris
kedua (nama jabatan) diketik sesudah 5 ketukan dari margin kiri
§
Baris
ketiga (alamat/jalan) sesudah 5 ketukan dari garis nama
7)
Bentuk
alinea menggantung
Bentuk ini
dengan alenia menggantung bertujuan untuk mempertegas kata atau pernyataan
dalam baris pertama. Bentuk ini lazim digunakan pada jenis surat keputusan.
3.
Pengarsipan
Arsip sebagai salah satu sumber informasi memiliki
multi fungsi yang sangat penting untuk menunjang proses kegiatan kantor. Maka dari itu diperlukan adanya pengelolaan
yang tepat sehingga dapat menciptakan keefektifan, efisiensi, dan produktivitas
bagi kantor. Inilah yang disebut manajemen kearsipan. Orang yang bertugas dalam
pengarsipan disebut arsiparis.
Berdasarkan fungsinya, arsip dibedakan menjadi arsip
dinamis sebagai record dan arsip statis sebagai archieves. Arsip dinamis adalah
arsip yang dapat dipergunakan secara langsung di dalam perencanaan, pelaksanaan
penyelenggaraan administrasi negara. Sementara arsip statis tidak dipergunakan dalam
fungsi-fungsi manajemen organisasi, namun dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan dan penelitian. Arsip statis tidak lagi berada di lembaga tersebut,
melainkan berada di Arsip Nasional.
a.
Jenis
asas penyimpanan arsip
1)
Asas
sentralisasi
Adalah
penyelenggaraan dan penyimpanan arsip dalam satu lokasi di suatu kantor. Pada
asas ini, semua arsip disimpan di pusat penyimpanan.
2)
Asas
desentralisasi
Adalah
penyelenggaraan dan penyimpanan arsip dengan tidak dipusatkan pada induk tata
usaha tetapi di unit kerjanya masing-masing.
3)
Asas
kombinasi
Pada
asas ini, masing-masing bagian menyimpan dokumen atau arsip sendiri di bawah pengawasan
sistem terpusat. Arsip yang disimpan di masing-masing bagian lazimnya adalah
arsip yang menyangkut bidang kerja pada bagiannya. Misalnya arsip tentang
kesiswaan maka diarsip oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
b.
Macam
sistem penyimpanan arsip
1)
Sistem
tanggal/kronologis
Arsip yang disusun berdasarkan
sistem tanggal diterimanya surat masuk dan dikirimkannya surat keluar. Tanggal
yang paling akhir diterima ditaruh di depan dan selanjutnya petugas
mengelompokkan surat berdasarkan bulan-bulan dalam setiap tahun.
2)
Sistem
nomor
Sistem ini disebut juga sistem
filling tidak langsung, karena sebelum menentukan nomor yang diperlukan, juru
arsip harus lebih dahulu membuat daftar kelompok masalah, seperti pada sistem
subyek, baru kemudian diberi nomor di belakangnya.
Misalnya:
Kepegawaian :13
Cuti : 13.1
Kenaikan Pangkat : 13.2
Kenaikan gaji : 13.3, dan seterusnya
Selanjutnyan daftar masalah dan
pemberian nomor disebut kartu indeks.
3)
Sistem
abjad/alphabetis
Arsip disusun dengan abjad
nama-nama orang atau kantor yang tertera dalam setiap warkat. Kemudian nama-nama tersebut
dibagi menjadi 4 golongan, yaitu nama perorangan, nama perusahaan, nama
instansi atau kantor pemerintah, dan nama organisasi sosial.
4)
Sistem
masalah/subjek
Arsip disusun dengan sistem pokok
permasalahan yang tertera dalam surat tersebut. Untuk melaksanakan sistem ini,
juru arsip harus mencari dulu permasalahan yang pokok dari surat, kemudian
masalah-masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek, lalu sub masalah,
dan sub-sub masalah. Adapun
langkah-langkahnya megarsip sistem subyek yaitu:
1.
Memeriksa
2.
Mengindeks
3.
Mengkode
4.
Menyortir
5.
Menempatkan
Misalnya:
Subyek : kepegawaian
Sub-subyek : cuti; kenaikan pangkat
5)
Sistem
wilayah/geografis
Arsip yang disusun berdasarkan
wilayah atau daerah dari mana surat itu berasal. Untuk pokok permasalahan
misalnya mengambil wilayah propinsi kemudian sub masalah mengambil nama kota
dalam propinsi tersebut. Selanjutnya baru nama orang atau lembaga yang mengirim
surat tersebut. Disini dipadukan dengan sistem abjad untuk mengatur urutan nama
pengirim surat, tetapi pengelompokkan utamanya adalah menurut pembagian
wilayah.
4.
Tata
Ruang Kantor
Penggunaan ruang kantor merupakan segi penting dalam
mendukung kerja seorang pegawai. Maka menata ruang, termasuk prosedur dan
segenap sarana dan prasarana, bagi sebuah kantor sudah merupakan kebutuhan
perkantoran modern. Adapun tata ruang kantor yang baik dapat dilihat dari pola
pengaturan lingkungan kerja yaitu lingkungan fisik kantor yang meliputi:
pengaturan letak perabot kantor, kualitas perlengkapan dan mesin-mesin kantor,
kualitas penggunaan asas tata ruang kantor, serta kualitas faktor yang
mendukung tata ruang kantor (seperti cahaya penerangan, warna, udara, suara,
dekorasi dan kebersihan lingkungan kantor).
Pengertian tata ruang kantor adalah penyusunan
alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja pada
ruangan yang tersedia, yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kerja bagi
para pegawai. Hal ini juga dipertegas oleh Zulkarnain dan Sumarsono (2011: 132)
menyatakan bahwa “tata ruang kantor adalah penyusunan perabot kantor dan
perlengkapan kantor pada letak yang tepat sehinggga dapat memberikan kepuasan
kerja bagi para pegawai”.
a.
Asas-asas
tata ruang kantor
1)
Asas
jarak terpendek
Proses
tata ruang kantor yang baik memungkinkan penyelesaian sesuatu pekerjaan kantor
menempuh jarak yang sependek-pendeknya. Yakni dua titik yang dihubungkan dengan
garis lurus, dalam hal ini titik diartikan meja tugas pegwai dan titik yang
satunya meja tugas pegawai lainnya.
2)
Asas
rangkaian kerja
Tata
ruang kantor yang baik menempatkan para pegwai dan alat-alat kantor menurut
rangkaian yang sejalan dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan yang
bersangkutan. Proses pekerjaan harus bergerak maju dan bukan bergerak mundur.
3)
Asas
penggunaan segenap ruangan
Tata
ruang kantor yang baik mempergunakan semaksimal mungkin ruangan yang ada,
sehingga tidak ada ruangan yang dibiarkan tidak terpakai.
4)
Asas
perubahan susunan tempat kerja
Penyusunan
tata ruang kantor yang baik memungkinkan diadakannya perubahan dengan mudah
atau disusun kembali tanpa banyak menelan biaya, waktu dan proses pekerjaan
yang sedang berjalan. Jadi tata ruang kantor bersifat fleksibel.
b.
Jenis
tata ruang kantor
Sebuah kantor dengan kantor lain memiliki cara penyusunan
ruang kantor yang berbeda. Perbedaan ini didasarkan atas pertimbangan tentang
kebutuhan ruang, perabot yang ada, sistem pengawasan, jenis pekerjaan yang
dilakukan, dan jumlah personel yang ada. Berikut jenis tata ruang kantor,
antara lain:
1)
Tertutup
Pada tata ruang kantor tertutup, setiap satuan tugas
menempati ruangan tersendiri dan terpisah dari satuan tugas yang lainnya. Ruang
bekerja terbagi-bagi dalam beberapa kamar yang dipisahkan oleh tembok atau
penyekat dari kayu, dan dihadapkan ke
arah satu lorong utama.
Gambar 4.1
Tata ruang tertutup
2)
Terbuka
Tata
ruang kantor terbuka merupakan suatu ruangan besar dan luas yang didalamnya
terdapat beberapa seksi/bagian yang bekerjasama tanpa dibatasi sekat. Sehingga
semua kegiatan dilaksanakan serta diproses dalam satu ruangan besar terbuka
yang tidak ada pemisah.
Gambar 4.2 tata ruang terbuka
3)
Panoramik
Perkantoran panoramik merupakan gabungan perkembangan
modern dari desain ruangan dengan teknik terbaru untuk menghasilkan sebuah
kantor yang memberikan lingkungan kerja menyenangkan dan hemat dalam penggunaan
ruangannya.
Gambar 4.3 tata ruang panoramik
B. Organisasi
Perkantoran Pendidikan
Secara umum administrasi/manajemen pendidikan memusatkan
perhatian kepada organisasinya, baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun pendidikan tinggi. Organisasi memberi fungsi dalam bentuk kegiatan dan
pekerjaan yang harus dilakukan, sedangkan manajemen mewujudkan tujuan yang
telah direncanakan. Kantor sekolah merupakan bagian organisasi pendidikan yang
melaksanakan kegiatan serta merupakan tempat bergabung dan berkumpulnya sumber
daya manusia dalam satuan kerja masing-masing untuk bekerjasama dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Organisasi tidak hanya sekedar sebagai wadah saja,
tetapi juga sebagai sistem kerjasama, sistem tata hubungan kerja dan sebagai proses
pembagian tugas. Maka dari itu dapat dikatakan organisasi perkantoran adalah
suatu proses yang menjadi tempat orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan
kantor.
Terdapat tiga bentuk struktur organisasi didalam lingkup
pendidikan, antara lain:
1.
Lini
atau garis
Struktur organisasi yang paling tua dan sederhana
sehingga dipergunakan oleh organisasi yang kecil. Kekuasaan mengalir secara
vertikal dari tingkat paling atas ke tingkat menengah lalu sampai ke bawah.
Sehingga bawahan hanya mengenal satu peimpinan sebagai sumber kekuasaan.
Bawahan bertanggungjawab atas kinerja tugas yang diberikan oleh supervisor.
Gambar C.1 Bentuk Organisasi Lini
2.
Garis
dan staf
Hampir sama dengan struktur garis, dengan satu dimensi tambahan berupa
aktivitas staf ahli yang mendukung aktivitas struktur garis dengan
memfasilitasi pencapaian tujuan utama organisasi. Karakteristik wewenang
langsung dan aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan pencapaian
tujuan utama organisasi dari struktur garis masih ada. Namun yang menjadi
perbedaan utama, aktivits garis berperan langsung dalam pengambilan keputusan,
sedangkan aktivitas staf tidak dapat berperan langsung dalam pengambilan keputusan.
Gambar C.2 Bentuk Organisasi garis dan staf
3.
Fungsional
Struktur ini disusun berdasarkan sifat dan macam-macam
fungsi sesuai dengan kepentingan organisasi. Tiap-tiap fungsi saling
berhubungan karena antara satu fungsi dengan lainnya saling bergantung.
Sehingga wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit atau
satuan-satuan organisasi di bawahnya, dan pimpinan dari tiap satuan organisasi
berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada di bawahnya sepanjang
menyangkut bidang tugasnya masing-masing.
Seorang bawahan dapat menerima perintah dari beberapa
orang pimpinan, dan bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan yang memberikan
perintah. Tugas pimpinan menjadi lebih ringan karena adanya pembagian fungsi
yang dipegang oleh orang-orang ahli di bidangnya.
Gambar C.3
Bentuk Organisasi Fungsional
C. Kegiatan
Manajemen Perkantoran Pendidikan
Dalam melaksanakan tugas manajemen sekolah, kepala
sekolah tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas akademik saja,
tetapi juga masalah administratif yang berhubungan dengan substansi manajemen
sekolah atau pendidikan. Masalah-masalah yang berkaitan dengan manajemen kantor
sekolah merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan sekolah, oleh karena
itu perlu penanganan yang professional.
Manajemen perkantoran merupakan suatu kegiatan
pengelolaan data dan informasi yang dilakukan secara teratur, sistemik, berkesinambungan
dadn mengikuti kegiatan organisasi dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan
tugas organisasi yang bersangkutan. Pekerjaan kantor disebut juga dengan clerical work atau office work. Kegiatan kantor sekolah pada umumnya adalah proses
menangani informasi yang masuk ke sekolah, yaitu mulai menerima, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, sampai dengan menyalurkan atau mendistribusikan.
1.
Hakekat
Pekerjaan Kantor Sekolah
a.
Mengumpulkan keterangan
Yaitu kegiatan mencari dan
mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada atau
berserakan dimana-mana menjadi siap dipergunakan bilamana diperlukan.
b.
Mencatat
keterangan
Yaitu kegiatan membubuhkan
dengan berbagai macam peralatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi
modern, sehingga wujudnya siap pakai.
c.
Mengolah
keterangan
Yaitu macam-macam kegiatan
mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih
berguna.
d.
Mengadakan
keterangan
Yaitu kegiatan menggandakan
atau memperbanyak dengan berbagai cara dan alat tertentu sebanyak jumlah yang
diperlukan.
e.
Mengirim
keterangan
Yaitu kegiatan menyalurkan
(mengirimkan) suatu keterangan kepada
orang atau lembaga lain, dengan maksud memberikan keterangan tertentu.
f.
Menyimpan
keterangan
Yaitu kegiatan menaruh atau
melekatkan dengan berbagai cara dan alat tempat tertentu sehingga sistematis
dan aman.
2.
Kegiatan
Kantor Sekolah
a.
Penanganan
surat
Adalah kegiatan yang dimulai dari pencatatan surat
masuk maupun surat keluar sampai dengan pengiriman atau penyimpanan
(pengarsipan). Penanganan surat ini merupakan kegiatan awal dari proses
penanganan informasi, oleh karena itu perlu ditempatkan tenaga yang terampil,
menggunakan metode yang baku, dan ditunjang fasilitas yang memadahi.
b.
Penyimpanan
surat
Adalah kegiatan yang dimulai dari pemberian kode
sampai dengan penyimpanan dan menemukan kembali apabila surat itu diperlukan,
dengan menggunakan sistem tertentu. Mengarsipkan surat ini dapat dikatakan
sebagai pusat ingatan organisasi atau lembaga atau sekolah. Oleh karena itu
memerlukan sistem tertentu, petugas yang terampil, tekun, berdedikasi tinggi,
serta memerlukan fasilitas yang memadahi.
c.
Penerimaan
tamu
Biasanya disebut juga dengan “reception” adalah bagaimana cara seseorang melayani tamu kantor
atau sekolah dengan sopan, ramah, dan dapat memberikan informasi yang
diperlukan oleh tamu dengan baik, sehingga sewaktu-waktu meninggalkan sekolah
mempunyai kesan yang positif. Maka dari itu diperlukan petugas yang terlatif,
cakap berkomunikasi, mengetahui seluk beluk sekolah, sopan dan disiplin tinggi.
d.
Pelayanan
telpon
Telepon merupakan alat komunikasi yang cepat untuk
menerima dan menyampaikan informasi sekolah, sehingga memerlukan orang yang
ramah, sopan dan dapat menyampaikan informasi sekolah kepada si penelpon,
karenanya menjadi tugas wakil sekolah tersebut.
e.
Membuat
laporan
Laporan adalah tugas yang penting, karena merupakan
salah satu alat untuk melaksanakan kegiatan perencanaan, pengendalian,
pengawasan, dan pengambilan keputusan. Agar mudah dimengerti pembaca maka perlu
penyusunan yang terampil dan metode penyusunan laporan yang efektif.
f.
Surat-menyurat
Pada umumnya disebut dengan korespondensi yaitu
kegiatan mulai dari menyusun konsep surat sampai dengan surat siap untuk
dikirim. Proses kegiatan ini meliputi pendektean, pelatian, pengetikan, pengoreksian,dan
penandatanganan surat. Korespondensi terdiri dari korespondensi intern dan
korespondensi ektern.
g.
Penggandaan
Adalah kegiatan menggandakan, memperbanyak, atau
mereproduksi suatu dokumen sekolah.
h.
Penghitungan
Kegiatan penghitungan biasanya berhubungan dengan
manajemen keuangan. Kegiatan ini merupakan penunjang yang dapat membantu
kelancaran kegiatan-kegiatan lainnya.
3.
Penataan
ruang kantor sekolah
Tata ruang kantor sekolah didefinisikan sebagai
aktivitas penyusunan semua perabot, peralatan, dan bahan pada luas lantai
kantor. Tujuannya untuk menjadikan kantor sekolah yang siap pakai bagi kepala
sekolah dan pegawai tata usaha sekolah. Perencanaan tata ruang kantor sekolah
dilakukan secara integratif, artinya didalam proses perencanaan ada banyak
aspek yang perlu dipertimbangkan, antara lain pekerjaan ketatausahaan sekolah
yang harus dilakukan, proses kerja yang harus digunakan, perlengkapan yang
digunakan, ruang-ruang yang telah dipersiapkan, dan para personel sekolah yang
akan dilayani.
Dalam hubungannya dengan perencanaan tata ruang kantor
sekolah ada beberapa prinsip tata ruang yang harus diperhatikan, yaitu:
a.
Suatu
tata ruang kantor yang baik adalah tata
ruang yang memungkinkan semua personel tata usaha dapat menempuh jarak yang sependek-pendeknya
dalam setiap menyelesaikan pekerjaan ketatausahaannya.
b.
Bagian-bagian
kantor sekolah yang memiliki tugas atau fungsi yang sama dan saling berkaitan
hendaknya ditempatkan secara berdekatan.
c.
Tata
ruang yang ideal adalah tata ruang yang menempatkan para personel dan
alat-alatnya berdasarkan alur proses kerjanya.
d.
Kantor
yang baik adalah kantor yang memiliki cukup ventilasi. Oleh karena itu, meja
dan perabot lainnya harus diatur sedemikian rupa, sehingga setiap bagian kantor
sekolah mendapatkan cahaya dan pertukaran udara yang cukup.
e.
Tata
ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruang semaksimal mungkin.
Karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang menggunakan
seluruh ruang yang ada, baik ruang lantai atau dindingnya.
f.
Tata
ruang yang baik adalah tata ruang yang mudah dapat disusun kembali bila
diperlukan.
g.
Tata
ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras
dan mengganggu pekerjaan lainnya.
D. Jenis
Perlengkapan Manajemen Perkantoran
1.
Perabot
kantor
Merupakan perlengkapan kantor yang menunjang kegiatan
administrasi dalam suatu kantor. Perabot kantor merupakan perlengkapan kantor
yang tidak habis pakai dan dapat digunakan berulang-ulang dalam waktu jangka
panjang. Jenis perabot kantor di sekolah yaitu meja, kursi, filling cabinet,
laci-laci kartu, rak filling, dan lain-lain.
Gambar
1 Meja dan Kursi Kepala Sekolah
Gambar 2 Meja dan Kursi
untuk Rapat para Guru
Gambar 3 Lemari Laci Arsip untuk Menyimpan Dokumen Sekolah
Gambar
4 Laci-Laci Kartu untuk Tugas Pengarsipan
Gambar
5 Filling Cabinet untuk Penyimpanan Raport Siswa
2.
Mesin
kantor
Merupakan salah satu alat penunjang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efisien dan efektif. Mesin-mesin kantor
adalah sebuah alat yang dipergunakan untuk menghimpun, mencatat dan mengolah
bahan-bahan, data atau keterangan dalam suatu pekerjaan tata usaha di sekolah.
Berikut penggolongan jenis mesin-mesin kantor, yaitu:
a.
Mesin
untuk menghemat fisik, tenaga dan pikiran manusia sebagai labour saving machine. Seperti komputer, kalkulator, mesin penjilid
dan lain-lain.
b.
Mesin
untuk menghemat pengeluaran uang disebut sebagai money saving machine. Seperti mesin foto kopi, printer, stensil,
dan lain-lain.
c.
Mesin
untuk memanfaatkan penggunaan waktu disebut sebagai time saving machine. Seperti komputer, mesin ketik, facsimile,
mesin foto kopi dan lain-lain.
3.
Perbekalan
kantor
Yaitu benda-benda yang akan habis dalam pemakaian
sehari-hari di kantor. Benda-benda tersebut umumnya dipergunakan untuk
keperluan tulis-menulis seperti kertas, tinta pensil, pulpen, boardmarker, ATK,
dan lain-lain.
4.
Hiasan
atau interior kantor
Adalah benda-benda kantor yang pada umumnya ditujukan
untuk menambah suasana yang menyenangkan di kantor yang secara tidak langsung
mempengaruhi kinerja di dalam kantor.
E. Peran
dan Tujuan Manajemen Perkantoran Pendidikan
1. Peran manajemen perkantoran pendidikan
a.
Menunjang penyelenggaraan tugas pokok orang dan
tugas-tugas penunjang lainnya
b.
Menunjang tugas pimpinan dalam
menyelenggarakan fungsi-fungsinya
c.
Peran utama menyediakan bahan keterangan
(data/informasi) yang diperlukan untuk penyelenggaraan setiap fungsi
2. Tujuan manajemen perkantoran pendidikan
a.
Memberikan semua keterangan yang lengkap bagi pegawai atau orang lain yang memerlukan, guna pelaksanaan tugas
organisasi secara efisien.
b.
Memberikan catatan dan laporan yang
bermanfaat, dan biaya
yang sesuai .
c.
Membantu organisasi atau lembaga memelihara serta memenuhi kebutuhannya.
d.
Memberikan pekerjaan tata usaha yang cermat dan
memberi pelayanan secara efektif kepada para pegawai atau orang lain.
e.
Membuat catatan secara lengkap, relevan, up to date
(tidak terlambat), akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Teknologi
Informasi dalam Manajemen Perkantoran Modern
Manajemen perkantoran mengalami pergeseran dari
manajemen perkantoran tradisional menjadi manajemen perkantoran modern. Hal ini
ditandai dengan adanya perbedaan pelaksanaan manajemen yang dilakukan.
§
Manajemen
perkantoran tradisional : Manajemen
yang dilakukan lebih mengarah kepada pekerjaan yang berhubungan dengan
ketatusahaan.
§
Manajemen
perkantoran modern : Pelaksanaan
manajemen berhubungan dengan pengelolaan informasi untuk pengambilan keputusan.
Pada manajemen perkantoran modern, data atau informasi
merupakan sasaran utama. Data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih bersifat
mentah, sehingga memerlukan adanya suatu pengolahan. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai
tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Maka dari itu, data terlebih dahulu ada dibandingkan informasi dan tentu
saja informasi tidak akan ada sebelum adanya data terlebih dahulu.
Berdasarkan
uraian diatas, maka pengertian manajemen
perkantoran modern adalah rangkaian kegiatan, perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan dan pengendalian pekerjaan perkantoran, dengan data
atau informasi menjadi sasaran utama. Maka dari itu, informasi harus
berkualitas demi menunjang keberhasilan manajemen perkantoran modern.
1.
Karakteristik
kualitas informasi, antara lain:
a.
Informasi
harus lengkap
Informasi harus berisi keseluruhan data secara
lengkap. Informasi diungkapkan secara complete
dan dihindari penggunaan informasi secara parsial. Dengan informasi yang
lengkap, akan memudahkan pegawai dalam membuat keputusan.
b.
Informasi
harus akurat
Informasi
dikatakan bersifat akurat bila mengandung data yang tepat dan teliti. Maksud
dari tepat yaitu informasi sesuai dengan data. Sedangkan maksud dari teliti
yaitu tidak adanya kesimpangsiuran atau kesalahan tafsir antara data dengan
informasi.
c.
Informasi
harus tepat waktu
Penyampaian
informasi harus tepat waktu, agar memudahkan pimpinan dalam mengambil sebuah
keputusan. Jika informasi tidak disampaikan tepat waktu, maka akan menghambat
pimpinan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan selanjutnya, yang mengakibatkan
terhambatnya tujuan manajemen perkantoran modern.
d.
Informasi
harus relevan
Informasi
harus bersifat relevan, yang artinya adanya kesesuaian antara informasi dengan
pencapaian tujuan manajemen perkantoran modern, sehingga keputusan yang dibuat pimpinan
bersifat bijaksana.
2.
Otomatisasi
kantor
Merupakan sebuah rencana untuk
menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan
demi meningkatkan produktifitas pekerjaan. Tujuan dari otomatisasi kantor yaitu:
§
Penggabungan
dan penerapan teknologi
§
Memperbaharui
proses pelaksanaan pekerjaan di kantor
§
Meningkatkan
produktifitas dan efektifitas pekerjaan
3.
Aplikasi
pada otomatisasi kantor
a.
Pengolah
kata word processing)
b.
Surat
elektronik (e-mail)
c.
Pesan
suara (voice mail)
d.
Kalender
elektronik (electronic calendaring)
e.
Konferensi
audio (audio conferencing)
f.
Konferensi
video (video conferencing)
g.
Konferensi
komputer (computer conferencing)
h.
Transmisi
faximili / FAX (facsimile transmision)
DAFTAR
RUJUKAN
Amszah, Z. 1989. Manajemen
kearsipan. Jakarta: PT Gramedia.
Bafadal,
Ibrahim. 2008. ManajemenPerlengkapanSekolah:
TeoridanAplikasinya. Jakarta: PT BumiAksara.
Imron,
A., Burhanuddin, Maisyaroh.,Benty, Dj, N., Bafadal, I., Koesmintardjo, Ulfatin,
N.&Soerjani, Wiyono, B.B. 2004. PerspektifManajemenPendidikanBerbasisSekolahdalam Burhanuddin, Imron, A., Maisyaroh (Eds.),Malang:
UniversitasNegeri Malang.
Lembaga Administrasi Negara. 1981. Administrasi Perkantorarn.
Jilid III. Jakarta: LAN.
Risdans. 2013. Administrasi
Perkantoran, (online), (http://risdans.blogspot.com/2013/11/pengertian-administrasi-perkantoran-dan.html), diakses 1 September
2014.
Wursanto, I.G. 1989. 1b. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius.
Zulkarnain, W. & Sumarsono, B. 2011. Manajemen Perkantoran Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.