Minggu, 01 Mei 2016

makalah urgensi pencitraan publik



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Urgensi Pencitraan Publik
Pencitraan publik terhadap suatu sekolah melahirkan adanya korelasi antara opini atau persepsi publik dengan partisipasi publik. Korelasi ini mengindikasikan bahwa  semakin baik persepsi atau opini publik terhadap citra sekolah maka semakin tinggi pula partisipasi publik terhadap sekolah tersebut. Begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa urgensi pencitraan sekolah, antara lain:
1.             Untuk menarik minat masyarakat dalam mengikuti program pendidikan di suatu sekolah.
2.             Mempengaruhi opini publik dalam memberikan kesan image suatu sekolah.
3.             Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap program-program pendidikan di suatu sekolah.
4.             Sebagai indikator dalam mengukur keberhasilan membangun citra suatu sekolah di mata masyarakat (publik).
Penulis juga menyimpulkan bahwa terdapat indikator untuk mengukur keberhasilan membangun citra suatu sekolah, yaitu:
1.             Tingkat animo peserta didik yang mendaftar dan diterima di suatu sekolah.
2.             Tingkat peran serta masyarakat terhadap suatu sekolah.
3.             Tingkat prestasi siswa di suatu sekolah.

B.            Pengertian Pencitraan Publik
Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) mengenai pribadi, atau organisasi (diadaptasi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dengan demikian, citra sekolah adalah gambaran yang memberikan kesan yang kuat pada seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) tentang suatu sekolah. Dalam hal ini, citra sekolah dapat bersifat positif, dan dapat bersifat negatif. Namun yang dimaksudkan dalam kajian ini, adalah citra sekolah yang bersifat positif yakni yang mengambarkan citra sekolah unggul dengan berbagai perangkatnya.

C.           Prinsip-Prinsip Pencitraan Publik
Merancang atau membangun citra sekolah harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.             Berdasarkan visi dan misi sekolah.
2.             Kebersamaan dan komitmen.
3.             Memberdayakan seluruh potensi yang ada.
4.             Kesungguhan dan keikhlasan.
5.             Keterbukaan dan kejujuran.
6.             Adanya keinginan untuk berubah.

D.           Strategi Pencitraan Publik
Berikut strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan pencitraan publik, yaitu:
1.             Peningkatan kerja kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan.
2.             Keikutsertaan sekolah dalam kegiatan-kegiatan lomba sekolah dan siswa.
3.             Membangun jaringan kerja (network) dengan orang tua murid dan masyarakat.
4.             Peningkatan layanan akademik dan non-akademik yang prima.
5.             Kepemilikan peringkat akreditasi sekolah yang baik.

E.            Bentuk-Bentuk Pencitraan Publik
1.             Pencitraan yang terkait dengan lingkungan fisik sekolah
Lingkungan fisik sekolah yang menarik akan memberikan citra positif di mata publik. Pekarangan dan lingkungan fisik sekolah hendaknya ditata semenarik mungkin sehingga memberikan citra positif.

2.             Pencitraan yang terkait dengan pelayanan yang diberikan
Dalam memberikan layanan, tenaga pendidik dan kependidikan menunjukkan frendly (ramah dan bersahabat), memperlakukan orang yang dilayani sebagai pelanggan. Jangan sampai pihak yang dilayani kecewa terhadap jenis pelayanan apapun yang diberikan, sehingga pihak yang dilayani menjadi respek.

3.             Pencitraan yang terkait dengan pembelajaran
Pembelajaran yang menyenangkan dan ramah anak akan memberikan citra positif, karena apapun yang diterima oleh anak di sekolah senantiasa diceritakan kepada orang tua. Proses pembelajaran yang benar dan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dibentuk, akan mengantarkan peserta didik pada pencapaian prestasi optimal.

4.             Pencitraan yang terkait dengan sikap dan perilaku warga sekolah
Selama berkomunikasi secara internal, antar warga sekolah hendaknya dikondisikan agar selalu tampak baik. Kebiasan baik yang terbentuk di lingkungan internal ini akan ditransfer ketika berkomunikasi dengan pihak eksternal.


5.             Pencitraan yang terkait dengan transparansi program dan anggaran sekolah
Kepercayaan publik (public trust) dapat ditumbuhkan oleh sekolah dengan menunjukkan citra jujur. Citra jujur tersebut hendaknya ditunjukkan oleh sekolah pada pelaksanaan seluruh program sekolah, dan lebih-lebih dalam soal pengelolaan anggaran.

6.             Pencitraan yang terkait dengan prestasi akademik dan non akademik sekolah
Hampir semua sekolah yang prestasi akademik dan non akademiknya tinggi, selalu menjadi sekolah favorit. Oleh karena itu, usaha keras untuk mencapai prestasi akademik dan non akademik haruslah dilakukan oleh warga sekolah.

7.             Pencitraan yang terkait dengan keberadaan alumni
Keberadaan alumni baik yang berada pada jenjang SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi, dapat dikomunikasikan kepada mayarakat. Terutama alumni yang berada pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang baik (unggul). Bahkan alumni sekolah dasar yang sudah bekerjapun, terutama pada pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang strategis, juga perlu diketahui oleh masyarakat.

F.            Pihak-Pihak Pencitraan Publik
Pihak-pihak pencitraan publik terdiri dari dua jenis, yaitu pihak internal dan eksternal. Berikut uraiannya:
1.             Pihak internal
Pihak internal yaitu semua warga sekolah yang dilibatkan dalam pencitraan publik. Pihak internal ini meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, dan komite sekolah.
2.             Pihak eksternal
Pihak eksternal yaitu kelompok-kelompok strategis dan para tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam pencitraan publik. Tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam pencitraan publik, yaituintelektual/akademikus, rohaniawan, usahawan, dan industriawan yang selama ini sudah bekerja sama dengan sekolah.

G.           Efek Pencitraan Publik
Pencitraan publik bukan dimaksudkan untuk mengemas ketidakbaikan sekolah menjadi terkesan baik, melainkan untuk mengemas dengan baik apa yang sudah dikerjakan oleh sekolah untuk dikomunikasikan kepada publik. Harapannya, hal-hal positif yang sudah diperbuat tersebut, diketahui oleh publik dengan keadaan yang senyatanya.
Dengan demikian, menurutImron (2014) efek postif pencitraan publik sekolah dasar yang dikehendakiyaitu:
1.             Publik mengetahui program, implementasi program, dan apa saja yang telah dilakukan oleh sekolah dasar.
2.             Publik mempersepsi positif terhadap program, implementasi program, dan apa saja yang telah dilakukan oleh sekolah dasar.
3.             Publik percaya (trust) terhadap amanat untuk mendidik anak yang dilakukan oleh sekolah dasar.
4.             Publik bersedia memberikan dukungan (support) dan bantuan.

H.           Perilaku Pengembang Sekolah dalam Pencitraan Publik
Agar pelayanan publik di sekolah bisa memuaskan customer, dan sekaligus meningkatkan citra positif sekolah, sejumlah perilaku pelayanan haruslah dapat diinternalisasikan dan bahkan ditunjukkan oleh Tenaga pendidik dan kependidikan dalam memberikan layanan kepada customer-nya. Sejumlah perilaku pelayanan tersebut, menyangkut waktu,relevansi layanan, kecermatan,hepful dan friendly, responsif, proaktif, profesionalitas, kapabel, dan cakap (Imron, 2007).
1.             Terkait dengan waktu:
a.    Tim Pengembang Sekolah memahami ketepatan waktu sangat penting diperhatikan dalam memberikan layanan kepada customer.
b.    Pengembang Sekolah mengetahui target waktu yang diperlukan untuk memberikan layanan kepada customer.
c.    Tim Pengembang Sekolah selalu mengusahakan memberikan layanan kepada customer lebih cepat dari batasan waktu yang ditetapkan.

2.             Terkait dengan relevansi layanan:
a.    Tim Pengembang Sekolah dapat memposisikan diri sesuai dengan TUPOKSI dalam memberikan layanan kepada customer.
b.    Tim Pengembang Sekolah menyadari keterkaitan TUPOKSI dengan keseluruhan layanan yang diberikan.
c.    Tim Pengembang Sekolah memahami dan mampu mempraktikkan TUPOKSI-nya dalam rangka pemberian layanan kepada customer

3.             Terkait dengan kecermatan pelayanan:
a.    Tim Pengembang Sekolah memahami langkah-langkah kerja yang harus dilalui sebelum memberikan layanan.
b.    Tim Pengembang Sekolah menggunakan peralatan bantu untuk kecepatan dan ketepatan proses dalam memberikan layanan kepada customer.
c.    Tim Pengembang Sekolah memiliki inisiatif untuk melakukan upaya pencegahan terhadap kesalahan/kelemahan/hambatan dari layanan kepada customer.

4.             Terkait dengan hepful dan friendly:
a.    Tim Pengembang Sekolah menyadari, bahwa keberadaan dirinya sangat banyak ditentukan oleh keberadaan customer-nya.
b.    Tim Pengembang Sekolah menyadari, bahwa tanpa ada customer, sesungguhnya dirinya tidak akan punya fungsi dan peran apapun dalam lingkup pekerjaannya.
c.    Tim Pengembang Sekolah merasa bangga dan senang, jika persoalan yang dimiliki oleh customer sedikit banyak telah terpecahkan melalui bantuan dan pekerjaan yang ia lakukan.

5.             Terkait dengan Responsiveness dan pro-aktif:
a.    Tim Pengembang Sekolah senantiasa berpikir dan berangan-angan, kapan ia harus melayani customer-nya. Bukan sebaliknya, kapan ia berhenti tidak memberikan pelayanan kepada customer.
b.    Tim Pengembang Sekolah menyadari, bahwa pekerjaan melayani customer adalah tanggungjawab dirinya sepenuhnya. Karena itu, ketika memberikan pelayanan tidak menunggu perintah dari atasannya.
c.    Tenaga pendidik dan kependidikan berusaha agar customer yang dilayani tidakperlu menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan dari dirinya

6.             Terkait dengan Profesionalitasdankapabilitas:
a.    Tim Pengembang Sekolah menyusun schedule secara pribadi untuk penyelesaian pekerjaannya, sehingga seluruh pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, benar-benar terencana (by design).
b.    Tim Pengembang Sekolah memahami prosedur dan alur kerja beserta dengan jiwa yang dikandung oleh prosedur dan alur kerja tersebut.
c.    Dalam setiap memberikan pelayanan kepada customer, Tim PengembangSekolah senantiasa berpedoman kepada alur kerja yang telah ditetapkan oleh atasannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar