Jumat, 06 Mei 2016

Laporan Ketrampilan Kepemimpinan



LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN

KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN DI SMK NEGERI 2 MALANG


OBSERVASI
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
KepemimpinanPendidikan
Yang dibina oleh Ibu Dr. Mustiningsih, M.Pd



Oleh
Evita Thessalonica                  140131600995
Indah Ratnawati                     140131600812
Ismakrufah                              140131601360
NoerRizkiLailatulAzmi           140131601134



logo UM warna
 








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember 2015



 

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kepala sekolah adalah pemimpin di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus memahami dan memiliki keterampilan kepemimpinan pendidikan. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah akan selalu berhadapan dengan orang lain atau kelompok yang dipimpinnya. Dengan demikian, kepala sekolah dituntut untuk profesional dalam pengaplikasian kompetensi-kompetensi sebagai kepala sekolah. Pengaplikasian kompetensi sebagai kepala sekolah sangat interdependensi dengan penerapan dan penguasaan keterampilan kepemimpinan pendidikan bagi kepala sekolah, sehingga menjadikan keterampilan kepemimpinan pendidikan bersifat krusial dan harus diperhatikan oleh pemimpin pendidikan.
Penerapan keterampilan kepemimpinan pendidikan harus dimiliki dan dikelola dengan baik oleh kepala sekolah, agar dapat mengembangkan mutu sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pengembangan mutu sekolah tersebut tidak terlepas dari peran kepala sekolah dalam mengaplikasikan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan. Dalam pengaplikasian tugas pokok dan fungsinya tersebut, kepala sekolah perlu memiliki berbagai jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan. Dengan demikian, eksistensi kepala sekolah menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di lembaga pendidikannya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai pentingnya keterampilan kepemimpinan pendidikan bagi seorang kepala sekolah, maka penyusun akan memperkuat kajian teoritik dengan melakukan survei ke lapangan untuk mendapatkan data empiris. Selain itu, penjajakan lapangan ini juga bertujuan untuk membandingkan antara pengimplementasian keterampilan kepemimpinan pendidikan di lapangan dengan teori keterampilan kepemimpinan pendidikan. Dengan demikian, penyusun tertarik untuk melakukan penjajakan lapangan tentang “Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang”.

B.       Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penyusun memaparkan beberapa tujuan pembahasan, antara lain:
1.        Mengetahui keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
2.        Mengetahui penerapan keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
3.        Mengetahui keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang.
4.        Mengetahui pelaksanaan keterampilan evaluasi terhadap kinerja staff sekolahdi SMK Negeri 2 Malang.
5.        Mengetahui keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 2 Malang.
6.        Mengetahui upaya pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.

C.      Metode
Metode yang digunakan dalam penjajakan lapangan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga metode tersebut digunakan agar dapat diperoleh data secara alamiah dan komprehensif sesuai dengan subjek observasi secara utuh.Sehingga data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk catatan lapangan/ observasi, transkrip wawancara, dan dokumentasi kegiatan observasi.

D.      Ruang Lingkup Pembahasan
Berdasarkan tujuan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka ruang lingkup pembahasan pada laporan ini, yaitu:
1.        Keterampilan kepemimpinan pendidikandi SMK Negeri 2 Malang meliputi keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan, keterampilan memberdayakan personil sekolah, dan keterampilan bekerja dengan prinsip to be team.
2.        Penerapan keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan di SMK Negeri 2 Malang menguraikan tentang penerapan keterampilan teknis, keterampilan profesional, dan keterampilan manajerial kepala sekolah sebagai aktor pemimpin dalam manajemen pendidikan.
3.        Keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang menerapkan keterampilan bekerja secara cepat, tepat, efisien, tulus, dan ikhlas.
4.        Pelaksanaan keterampilan evaluasi terhadap kinerja staff sekolah di SMK Negeri 2 Malang menguraikan tentang pelaksanaan supervisi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja staff sekolah.
5.        Keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 2 Malang menjelaskan tentang penggunaan tipe kepemimpinan demokratis. Hal ini memiliki keterkaitan erat antara tipe kepemimpinan dengan keterampilan kepemimpinan pendidikan.
6.        Upaya pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang menjelaskan tentang keterkaitan antara upayapengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan dengan pengembangan mutu sekolah.



BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Jenis-Jenis Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Beberapa pendapat dari para ahli mengenai keterampilan kepemimpinan pendidikan, sebagai berikut.
1.      Pendapat Pertama
Wiles (1961) dalam Mustiningsih (2013:89) memiliki pandangan  bahwa ada 5 keterampilan kepemimpinan, yaitu:
1.      Keterampilan dalam kepemimpinan
Keterampilan dalam kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan yang demokratis. Disamping itu, pemimpin harus terampil dalam melaksanakan dan mengembangkan keterampilan demokratis dengan  tidak hanya berorientasi pada konsepsinya saja.
2.      Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus pandai bergaul untuk dapat memahami bawahannya. Untuk kepentingan tersebut, pertama-tama harus dapat menempatkan diri di tengah-tengah orang lain. Pemimpin harus mengetahui kelemahan dan kekurangan bawahan untuk dapat menolong atau memperbaikinya, sekaligus tahu kelebihan dan kebaikannya untuk dapat mendayagunakannya serta memberikan penguatan yang positif.
3.      Keterampilan dalam proses kelompok
Dalam hal ini, pemimpin memiliki keterampilan dalam mengembangkan kelompok organisasi. Anggota kelompok harus kompak dimana setiap anggota bersedia memikul tanggung jawab sepenuhnya dan didukung oleh disiplin untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok. Jika disiplin dapat ditegakkan, maka kelompok dapat meningkatkan partisipasi anggota semaksimal mungkin.
4.      Keterampilan dalam administrasi personalia
Keterampilan ini berhubungan dengan personalia mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengevaluasian. Prinsip yang harus dipegang adalah The right man in the right place, yaitu upaya menempatkan pedidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kompetensi, kualifikasi, dan karakteristik pribadinya.
5.      Keterampilan dalam penilaian
Keterampilan dalam penilaian dilakukan melalui evaluasi, dimana pendidik dan tenaga kependidikan dapat dibantu untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pekerjaan yang sudah dan sedang diselesaikan. Yang mengevaluasi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yaitu kepala sekolah, komite sekolah, dan masyarakat.

2.      Pendapat Ke Dua
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempersyaratkan sejumlah keterampilan kepemimpinan, yaitu:
1.      Keterampilan dalam kepemimpinan
Keterampilan dalam kepemimpinan, dimana pemimpin harus mengenal sumber-sumber ideatau kreativitas agar dapat diperoleh menjadi suatu produk inovasi baru. Sumber-sumber tersebut meliputi:
a.       Sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya
b.      Kesejangan antara harapan dan kenyataan
c.       Kebutuhan untuk melakukan tugas secara lebih baik
d.      Pergeseran persepsi, tata nilai, aspirasi masyarakat
e.       Perubahan permintaan masyarakat
f.       Informasi dan teknologi
2.      Keterampilan dalam hubungan antar manusia
Keterampilan dalam hubungan manusiawi disebut juga komunikasi bagi pemimpin terkait dengan gaya kepemimpinan terutama berhubungan dengan perilaku komunikatif yang digunakan untuk membantu orang lain untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3.      Keterampilan dalam kegiatan kelompok
Keterampilan ini terkait dengan mengelola kelompok agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dalam membina hubungan pekerjaan, maka pimpinan harus memperhatikan keinginan kelompok agar dapat memelihara morale kerja.



4.      Keterampilan dalam administrasi personil
Dalam hal ini, seorang pimpinan harus dapat mengembangkan kepribadian dirinya untuk berpenampilan diri sebagai panutan para personilnya. Keterampilan pemimpin dalam administrasi personil yaitu mengarahkan seluruh kegiatan personil pada tujuan dan target yang jelas dan terukur, dan mengembangkan keterampilan berkomunikas baik dalam merumuskan dan memecahkan masalah.
5.      Keterampilan dalam penilaian dan pengawasan (evaluasi)
Keterampilan pemimpin dalam evaluasi memiliki dua bentuk kegiatan yaitu penilaian dan pengawasan. Keterampilan penilaian yaitu keterampilan pemimpin dalam memberikan tolak ukur nilai terhadap kinerja bawahannya. Sedangkan keterampilan pengawasan yakni keterampilan pemimpin dalam melakukan proses pengamatan terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin semua pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana.

3.      Pendapat Ke Tiga
Menurut Lestari (2011) dalam Mustiningsih (2013:92) menyatakan bahwa pemimpin pendidikan pada dasarnya harus dapat mengintegrasikan multi keterampilan. Pemimpin pendidikan perlu memiliki integrasi keterampilan teknis, pedagogis, profesional dan manajerial.
1.      Keterampilan teknis
Keterampilan ini terkait dengan keterampilan pemimpin dalam pelaksanaan manajemen substantif pendidikan, yang meliputi pemimpin mampu melakukan manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, dan manajemen hubungan sosial masyarakat.
2.      Keterampilan profesional
Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin dengan cara memiliki sifat-sifat sebagai seorang pemimpin, mengetahui peran dan tugasnya sebagai pemimpin, dan mengemban kode etik sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang profesional yaitu pemimpin yang dapat menggerakkan bawahannya dengan berbagai keterampilan pemimpin yang dapat mencapai tujuan organisasinya secara efektif dan efisien.
3.      Keterampilan manajerial
Keterampilan manajerial bagi seorang kepala sekolah meliputi keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik. Ketiga keterampilan manajerial tersebut  diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerian secara efektif, meskipun penerapan masing-masing keterampilan tersebut tergantung pada tingkatan manajer dalam organisasi.
Keterampilan teknikal sangat penting artinya pada tingkatan manajemen lebih rendah, sedangkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, keterampilan konseptual lebih diperlukan. Sehingga dapat dikatakan, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jenjang kepemimpinan dalam suatu organisasi, maka keterampilan teknisnya semakin tidak relevan, dan sebaliknya keterampilan hubungan manusia semakin dominan.
Pada dasarnya keterampilan hubungan manusia diperlukan pada semua tingkatan manajer, karena manusia sebagai aset organisasi sangat menentukan keberlangsungan organisasi. Sedangkan keterampilan teknikal sangat diperlukan pada tingkatan manajer rendah, namun pada tingkatan manajer yang tinggi keterampilan konseptual lebih diperlukan. Berikut gambar tingkatan manajemen berdasarkan keterampilan manajerial yang dibutuhkan:
Keterampilan
Konseptual
                Keterampilan
            Hubungan
Manusia             
Keterampilan
Teknikal         
     







Gambar 5.
Tingkat Manajer berdasarkan keterampilan manajerial yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan organisasi



4.      Keterampilan pedagogis
Keterampilan pedagogis menyangkut kemampuan seorang pemimpin dalam memahami karakteristik bawahannya. Dalam hal ini pemimpin dapat mengetahui kemampuan para bawahannya melalui kinerja mereka.

4.      Pendapat Ke Empat
Menurut Permatasari (2010) dalam Mustiningsih (2013:93) menyatakan bahwa terdapat enam keterampilan pemimpin dalam meraih puncak kesuksesan. Berikut uraiannya:
1.      Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan yang mutlak dimiliki setiap profesional. Kontak mata yang baik, penggunaan kosa kata yang bervariasi, dan kemampuan menyesuaikan bahasa yang sesuai dengan audiens, merupakan karakteristik penting dari seni berbicara.
2.      Yakin dalam mengambil keputusan
Keragu-raguan dan kebingungan bisa menjatuhkan kredibilitas seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik mampu membuat keputusan yang tepat. Jika seorang pemimpin ingin dianggap memiliki kualitas kepemimpinan, maka harus memiliki karakteristik ini.
3.      Akuntabilitas
Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk kesuksesan adalah bertanggungjawab, baik untuk keberhasilan maupun kegagalan. Jika ingin dihormati oleh orang lain, pemimpin harus berani mengakui kesalahan dan tidak mengkambinghitamkan orang lain atas kekurangan pemimpin.
4.      Sikap positif
Bersikap positif tentang pekerjaan dan kehidupan juga kepentingan. Sinisme tak berujung dan kecenderungan untuk membenci orang, bisa membuat pemimpin terlihat sebagai individu yang membenci pekerjaan dan tidak mendukung tujuan organisasi dimata atasan.
5.      Membawa diri
Belajar bagaimana membawa diri di depan orang lain merupakan aspek utama untuk sukses. Penampilan yang baik, pakaian rapi, akan memproyeksikan citra keberhasilan dimata orang lain, bahkan sebelum pemimpin mengucapkan sepatah kata pun.
6.      Manajemen waktu
Tidak peduli seberapa baik pemimpin dalam berpakaian, bagaimana positifnya atau seberapa baik kemampuan pemimpin berbicara, semua itu tidak ada artinya jika tidak dapat mengendalikan segala sesuatu. Ketidakmampuan manajemen waktu membuat seseorang selalu berkejar-kejaran dengan pekerjaan, terburu-buru memenuhi tenggat waktu dan menghasilkan kinerja di bawah standar.

5.      Pendapat Ke Lima
Menurut Suryana (2010) dalam Mustiningsih (2013:94) menyatakan bahwa untuk menjadi pemimpin yang profesional perlu memahami dan menguasai beberapa keterampilan dalam:
1.      Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan
2.      Mendelegasikan kewenangan
3.      Membuka jalur-jalur komunikasi
4.      Pengembangan Sumber Daya Manusia (perhatian pada pola hubungan antar manusia)
5.      Konsentrasi pada mutu

6.      Pendapat Ke Enam
Menurut Turney and Friend dalam Mustiningsih (2013:95) menyatakan bahwa pemimpin harus mempunyai keterampilan persuasi. Keterampilan ini bukanlah sesuatu yang timbul dari kekuatan bakat dari seseorang, melainkan kebiasaaan yang dapat dipelajari dan dipahami secara baik bagi setiap orang yang berkeinginan untuk menumbuhkembangkan kedalam kebiasaan bersikap dan berperilaku. Keterampilan persuasi adalah keterampilan dalam mengajak seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan untuk menjalankan kepemimpinan yang efektif.



Oleh karena itu, kemampuan persuasi memberdayakan orang lain untuk:
1.      Memahami orang lain dengan cepat
2.      Membangun kepercayaan dengan seketika
3.      Membuat orang lain mengambil tindakan dengan segera
4.      Membuat orang lain dapat memahami sudut pandang pemimpin
5.      Mempercepat keberhasilan yang hendak dicapai

7.      Pendapat Ke Tujuh
Menurut Davis (2011) dalam Mustiningsih (2013:96) terdapat tiga keterampilan dalam kepemimpinan, yaitu technical skills, human skills, dan conceptual skills.
1.      Technical skills(Keterampilan Teknis)
Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Keterampilan tersebut seperti kemampuan pembukuan keuangan, mengoperasikan komputer, dan menggunakan berbagai peralatan dalam menjalankan tugas.
2.      Human skills(Keterampilan Hubungan Antar Manusia)
Merupakan kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang lain. Dalam keterampilan ini perlu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif guna memperlancar dan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
3.      Conceptual skills (Keterampilan atau Penguasaan Konsep)
Merupakan keterampilan seorang pemimpin dalam menguasai konsep atau ilmu pengetahuan sesuai dengan karakteristik organisasi yang dipimpinnya. Selain itu pemimpin harus dapat berpikir dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep lain yang memudahkan pekerjaan.



8.        Pendapat Ke Delapan
Pertama, menurut Griffin dan Eberd yang mengemukakan bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki lima keterampilan dasar kepemimpinan, yaitu:
1.        Technical Skills (Keterampilan Teknis)
2.        Human Relation Skills (Keterampilan Hubungan Manusia)
3.        Conceptual Skills (Keterampilan Konsep)
4.        Decision-Making Skills (Keterampilan Mengambil Keputusan)
5.        Time Management Skills (Keterampilan Manajemen Waktu)

Kedua, menurut Cocheu menyarankan agar pemimpin memiliki tujuh keterampilan kepemimpinan dasar, yaitu:
1.        Mendemonstrasikan kepemimpinan
2.        Memfasilitasi interaksi di dalam tim
3.        Melakukan negosiasi dalam hal terjadi perbedaan dan konflik
4.        Melatih anggota tim
5.        Memberikan pengarahan untuk meningkatkan kerja tim
6.        Mempresentasikan gagasan-gagasannya secara persuasi
7.        Membina hubungan dengan berbagai tingkatan manajemen

9.        Pendapat Ke Sembilan
Menurut Mustiningsih (2013:97) keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan, meliputi:
1.        Kepemimpinan
2.        Konseptual
3.        Profesional
4.        Akuntabilitas
5.        Sikap positif
6.        Manajemen waktu
7.        Administrasi personil
8.        Mengelola pekerjaan
9.        Teknis
10.    Paedagogis
11.    Mengambil keputusan hubungan antar manusia/ komunikasi/ persuasi/ negosiasi
12.    Kegiatan kelompok
13.    Membangun keyakinan tentang visi, misi, tujuan, dan sasaran terhadap personel yang dipimpinnya
14.    Menetapka tujuan yang berupa visi/ misi/ nilai-nilai dengan syarat SMART (S= Spesific, M= Measurable, A= Achiavable, R= Reality based, T= Time)
15.    Penilaian dan pengawasan (Evaluasi)
16.    Mengembangkan kepribadian diri

B.       Cara Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Untuk mengembangkan keterampilan kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan dapat digunakan dua cara, yaitu:
1.        Mengadakan analisis bidang-bidang tindak laku administratif
Secara operasional cara ini dilakukan dengan beberapa aktivitas, sebagai berikut:
a.         Kepemimpinan dalam perumusan tujuan
b.        Kepemimpinan melalui pembuatan keputusan
c.         Kepemimpinan melalui tugas dan perananan
d.        Kepemimpinan melalui koordinasi dan konsultasi
e.         Kepemimpinan melalui penilaian terhadap performance staff
f.         Kepemimpinan melalui kerjasama dengan masyarakat
g.        Kepemimpinan melalui proses komunikasi

2.        Pengujian terhadap manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah
Tugas kepala sekolah dalam manajemen pendidik dan tenaga kependidikan meliputi aktivitas planning, organizing, directing, coordinating, and controlling. Berikut tugas-tugas kepala sekolah dalam manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, antara lain:
a.         Meningkatkan profesional mereka
b.        Meningkatkan kemapuan pengajaran di kelas dan kemampuan kerja tenaga kependidikan
c.         Menyusun dan meningkatkan program di sekolah
d.        Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin pendidik dan tenaga kependidikan
e.         Menumbuhkan profesi dalam bidang kerja masing-masing
f.         Mengatur kegiatan layanan khusus
g.        Mengelola pengadaan, pendayagunaan dan pelaporan keuangan sekolah bersama-sama



BAB III
HASIL OBSERVASI LAPANGAN

A.      Obyek Observasi
Tempat observasi             : SMK Negeri 2 Malang
                                           Jalan Veteran No. 17
                                           Malang – Jawa Timur

Tujuan observasi              : Mengetahui keterampilan kepemimpinan
  pendidikan di SMK Negeri 2 Malang

Narasumber                      : Bagus Gunawan, S. Pd, M. Si
                                           (Kepala SMK Negeri 2 Malang)

B.       Jenis Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Ada  beberapa jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan yang diterapkan oleh Kepala SMKNegeri 2 Malang, yaitu:
1.        Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
Merupakan keterampilan membangun hubungan antar manusia (para staff sekolah). Dalam menyelesaikan suatu permasalahan Kepala sekolah selalu melibatkan personil sekolah misalnya Wakil Kepala sekolah, para guru, dan para tenaga kependidikan. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada para bawahannya, terutama para guru untuk menyalurkan aspirasinya dalam mengalami suatu problema.
2.        Keterampilan dalam kepemimpinan
Kepala sekolah harus mahir pada penerapan keterampilan dalam kepemimpinan dengan menggunakan tipe kepemimpinan demokratis. Untuk menerapkan tipe kepemimpinan demokratis, kepala sekolah menggunakan strategi berjiwa kharismatik, yang bertujuanuntuk mempengaruhi para guru dan staff.



3.        Keterampilan memberdayakan personil sekolah
Dalam hal ini, Kepala sekolah harus mampu memberdayakan personil sekolah baik itu pendidik maupun tenaga kependidikan. Wujud dari pemberdayaan tersebut yaitu kinerja para staff sekolah dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang, dan pelaksanaan job description sesuai dengan kemampuan para staff sekolah. Dengan adanya keterampilan ini, maka Kepala sekolah tidak merasakan ada “beban” pekerjaan selaku pemimpin pendidikan dalam pengaturan sekolah ini. Karena telah ada pembagian tugas dalam pengaturan program-program sekolah.
4.        Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
Ketika menghadapi permasalahan kepala sekolah mengajak personil sekolah untuk membahas permasalahan secara bersama untuk menemukan solusi yang tepat. Misalnya saja, setiap hari Senin selesai upacara diadakan rapat untuk membahas permasalahan-permasalahan yang dihadapi para Wakil Kepala sekolah maupun para guru. Sehingga secara tidak langsung, kegiatan evaluasi telah dilakukan secara terprogram oleh Kepala sekolah. Dengan demikian, Kepala sekolah dapat mengetahui perkembangan kinerja para guru.

C.      Penerapan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Kepala SMKNegeri 2 Malang selaku pemimpin pendidikan selalu mengintegrasikan multi keterampilan sebagai Kepala sekolah, yakni keterampilan teknis, pedagogis, profesional dan manajemen. Kepala sekolah harus memiliki hubungan intrapersonal yang baik dalam memimpin. Hal itu dapat dibuktikan bahwa kepala sekolah selalu bersikap merakyat, tidak adanya sekat atau pembatas antara kepala sekolah dan bawahan. Apabila personil sekolah memberikan masukan atau aspirasi positif yang dapat meningatkatkan kualitas sekolah, maka kepala sekolah akan menerima pendapat, masukan, dan aspirasi tersebut, kemudian akan digabungkan dengan ide atau gagasan Kepala sekolah sendiri dalam menciptakan suatu program sekolah atau penyelesaian problema.
Hal terpenting yang dilakukan oleh Kepala SMKNegeri 2 Malang sebagaiaktor pemimpin manajemen pendidikan adalah “komunikasi”. Komunikasi dirasa menjadi salah satu hal terpenting karena dengan komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah dengan bawahan maka akan menciptakan iklim atau suasana kerja yang kondusif dan keharmonisan dalam suatu hubungan kerja. Sehingga, pekerjaan yang dilakukan bersama-sama dengan komunikasi yang baik tersebut akan tercapai dengan maksimal sesuai harapan yang diinginkan oleh sekolah.
Penerapan keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan enam substatif manajemen pendidikan, yaitu manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen sumber daya manusia, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, dan manajemen hubungan masyarakat. Pengimplementasian keenam manajemen pendidikan tersebut tidak terlepas dari penerapan jenis-jenis keterampilan Kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang. Penerapan jenis keterampilan Kepala sekolah ini akan disesuaikan dengan pelaksanaan jenis substantif manajemen pendidikan. Sehingga dalam hal ini Kepala SMK Negeri 2 Malang harus menerapkan prinsip applicable yaitu prinsip kesesuian penggunaan jenis keterampilan kepemimpinan dengan pelaksanaan manajemen pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.

D.      Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan dalam Mengembangkan Organisasi Sekolah di SMK Negeri 2 Malang
Keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang yaitu menerapkan keterampilan khusus dengan menganut sistem cepat, tepat, efisien, tulus, dan ikhlas. Maksud dari sistem cepat, yaitu kecepatan dalam menyelesaikan masalah berdasarkan sifat permasalahan yang dihadapi oleh sekolah. Kepala sekolah segera mengambil langkah dengan tegas apabila terdapat permasalahan baik dari segi fisik maupun non fisik dari sekolah tersebut. Tidak hanya dilihat dari kecepatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah, tetapi juga harus dilihat pada ketepatan pengambilan keputusan. Sehingga terjadi keseimbangan antara kecepatan yang diiringi dengan ketepatan. Penyelesaian masalah juga yang dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Karena adanya perasaan yang senang akan membuahkan dampak yang positif terhadap hasil keputusan yang diambil. Dengan demikiandapat mencapai keefektifan dan keefisienan dalam pengambilan keputusan bersama.
Pengembangan organisasi sekolah tidak terlepas dari pelaksanaan ekstrakurikuler siswa dan pelaksanaan OSIS di sekolah. Dalam hal ini, Kepala SMK Negeri 2 Malang menerapkan tipe kepemimpinan demokratis. Karena dengan kepemimpinan demokratis dapat memberikan kesempatan bagi personil sekolah termasuk guru, tenaga kependidikan, maupun peserta didik dalam menyalurkan pendapat atas penyelesaian permasalahan tertentu. Kepala sekolah juga bersedia untuk mendapatkan kritikan dari personil sekolah apabila pendapat dari kepala sekolah tersebut dirasa kurang cocok dengan pendapat para personil sekolah dalam pengembangan organisasi sekolah. Apabila para guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya di organisasi sekolah, maka kepala sekolah bersedia untuk membantu dalam membimbing mereka saat penyelesaian tugas dan pemecahan problema tersebut.

E.       Pelaksanaan Keterampilan Evaluasi terhadap Kinerja Staff Sekolah di SMK Negeri 2 Malang
Kepala sekolah melakukan monitoring berbasis supervisi dalam pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Bentuk dari supervisi tersebut ialah adanya kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah tanpa perencanaan dan pemberitahuan terhadap pendidik maupun tenaga kependidikan yang akan disupervisi. Contoh dari penerapan tersebut, misalnya kepala sekolah mendatangi salah satu kelas, dan mengutarakn maksud dari kunjungan tersebut untuk mendampingi guru mengajar. Sehingga, dengan strategi seperti itu guru tidak akan takut atau khawatir bahwa kepala sekolah sedang melakukan supervisi.
Salah satu permasalahan yang dialami guru ketika Kepala sekolah melakukan supervisi adalah kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan LCD saat pembelajaran. Guru sering tidak bisa menggunakan LCD sehingga guru tersebut memerlukan bantuan dari siswanya. Setelah melihat problema yang seperti itu barulah kepala sekolah menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan mengadakan pembimbingan terhadap kurangnya pemahaman guru dalam penggunaan IT atau alat bantu mengajar.
Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan evaluasi. Dengan cara tersebut kepala sekolah bisa mengetahui perkembangan kinerja mengajar guru dan  kekurangan dari guru tersebut dalam melakukan pembelajaran. Kegiatan evaluasi yang dilakukan yaitu pembimbingan penerapan model pembelajaran yang kreatif, dan memberikan tugas kepada guru untuk mengikuti diklat, seminar, dan workshop dari Dinas Pendidikan maupun program dari luar.

F.       Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan di SMK Negeri 2 Malang
Kepala sekolah dalam pengambilan keputusan baik intern maupun eksternmenggunakan keterampilan pengambilan keputusan secara kolegial. Pengambilan keputusan secara kolegial yakni perpaduan antara pendapat dari kelima Wakil Kepala Sekolah dan  para guru dengan pendapat Kepala sekolah sendiri. Sehingga jika ada kegagalan dalam suatu program sekolah, maka tidak akan ada satu pun pihak yang di “kambing hitamkan”. Sehingga  berhasil tidaknya program-program sekolah, akan ditanggung secara bersama-sama oleh personil sekolah. Yang tidak kalah pentingnya juga dalam pengambilan keputusan yakni kebijakan yang dihasilkan harus mengarah secara akuntabel.
Penerapan keterampilan pengambilan keputusan ini menjadi sangat esensial jikalau terdapat suatu problema sekolah yang harus segera ditindaklanjuti. Dalam penerapan keterampilan jenis ini, berikut alternatif yang dilakukan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang, antara lain:
1.        Untuk pemecahan konflik, maka dilakukan secara klinik
Prinsip yang digunakan yaitu “Jangan memperbaiki kualitas sekolah, jika masih terdapat konflik yang krusial, sehingga diperlukan penanganan yang cepat”.
2.        Kepala sekolah harus out off the box dalam melakukan manajemen konflik
Dengan penerapan hal seperti itu maka kepala sekolah akan memiliki berbagai alternatif dalam pemecahan konflik yang dihadapi. Kepala sekolah akan mengambil salah satu alternatif pemecahan masalah yang dirasa paling efektif untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.

G.      Upaya Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Upaya pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah. Hal ini dikarenakan, untuk penciptaan mutu sekolah tiada lain merupakan hasil jerih upaya atas kinerja Kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolahnya. Pelaksanaan manajemen pendidikan ini sangat ditentukan oleh mahirnya keterampilan kepemimpinan yang digunakan dan diterapkan oleh Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
Berikut upaya yang dilakukan oleh Kepala sekolah dalam pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan, meliputi:
1.        Kepala sekolah harus berpikir secara futuristik dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah
Dengan demikian, Kepala sekolah harus terampil dalam mencari networking dengan sekolah lain, bahkan link dengan luar negeri. Tujuan dari networking tersebut adalah untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain dalam hal peningkatan mutu dan kualitas sekolah. SMKNegeri 2 Malang telah bekerjasama dengan negara luar yaitu Jerman, Perancis, dan Australia.
2.        Kepala sekolah harus berperan sebagai motor penggerak dalam menciptakan performance sekolah yang berkualitas
Kepala sekolah harus dapat menciptakan performance sekolah yang berkualitas, baik segi fisik atau non fisik. Sehingga Kepala sekolah harusselalu mengetahui keinginan masyarakat terhadap outcome dari SMK Negeri 2 Malang ini. Dengan demikian, Kepala sekolah mudah dalam pemberdayaan personil sekolah untuk mencapai program-program sekolah, yang kemudian akan berdampak pada kualitas sekolah.


3.        Kepala sekolah harus mengikuti berbagai pelatihan keterampilan kepemimpinan pendidikan
Untuk menambah wawasan dan memahirkan keterampilan kepemimpinan pendidikan, Kepala sekolah sering mengikuti berbagai pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan maupun Balai Diklat Pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
4.        Pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui kerjasama dengan masyarakat luar
Adanya kerjasama ini ditujukan untuk mendukung program-program sekolah. Dalam menjalin kerjasama ini, Kepala sekolah harus benar-benar mahir dalam berkomunikasi. Sehingga kerjasama akan membawakan hasil yang positif dan menguntungkan, baik bagi pihak sekolah maupun mitra kerjasama. Kepala SMK Negeri 2 Malang menjalin berbagai relasi dengan pihak industri, karena hal ini berhubungan dengan link kerjasama pelaksanaan Praktik Kerja Industri peserta didik SMK Negeri 2 Malang.



BAB IV
PEMBAHASAN

A.      Analisis Penerapan Jenis Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang berdasarkan Teori Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Berbagai jenis keterampilan pendidikan telah penyusun uraikan pada pembahasan Bab sebelumnya. Jika dianalisis dengan penerapan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang, maka dapat dikatakan bahwa jenis keterampilan pendidikan yang diterapkan di SMK Negeri 2 Malang telah sesuai dengan teori jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan. Terdapat lima jenis keterampilan pendidikan yang digunakan dan diterapkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang, yaitu:
1.        Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
2.        Keterampilan dalam kepemimpinan
3.        Keterampilan memberdayakan personil sekolah
4.        Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
5.        Keterampilan evaluasi terhadap kinerja staff sekolah
Berdasarkan hasil penjajakan lapangan tersebut dan jika dianalisis berdasarkan teori keterampilan pendidikan, maka pengimplementasian jenis-jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang belum diterapkan secara keseluruhan, hanya beberapa keterampilan kepemimpinan yang diterapkan dan digunakan oleh Kepala sekolah. Meskipun demikian, Kepala SMK Negeri 2 Malang menerapkan jenis keterampilan tertentu berdasarkan dengan pelaksanaan manajemen pendidikan, sehingga terdapat kesesuaian penerapan jenis keterampilan dengan pelaksanaan bidang manajemen pendidikan.
Subbab ini menganalisis lebih lanjut pada jenis keterampilan yang diterapkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang, yaitu bekerja dengan prinsip to be team. Jika dianalisis lebih lanjut keterampilan tersebut tidak terurai di dalam teori keterampilan kepemimpinan pendidikan. Namun, penyusun berargumen bahwa jenis keterampilan tersebut memiliki makna sama dengan jenis keterampilan dalam proses kelompok, sebagaimana jenis keterampilan menurut pendapat pertama yang telah penyusun uraikan di Bab II Kajian Teori. Yang membedakan hal tersebut yakni penerapan prinsip to be team didalam pelaksanaan kerjasama dengan kelompok pendidikan (personil sekolah).

B.       Analisis Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang berdasarkan Teori Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan hasil penjajakan lapangan di SMK Negeri 2 Malang, terdapat empat cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1.        Kepala sekolah harus berpikir secara futuristik dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah
2.        Kepala sekolah harus berperan sebagai motor penggerak dalam menciptakan performance sekolah yang berkualitas
3.        Kepala sekolah harus mengikuti berbagai pelatihan keterampilan kepemimpinan pendidikan
4.        Pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui kerjasama dengan masyarakat luar
Cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang jika dianalisis lebih lanjut, maka dapat dikatakan bahwa implementasi keterampilan kepemimpinan Kepala SMK Negeri 2 Malang belumlah secara comprehensive menerapkan cara pengembangan keterampilan kepemimpinan berdasarkan teori kepemimpinan pendidikan. Hal ini dikarenakan, banyaknya kreasi yang diciptakan sendiri oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang dalam melakukan pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan. Namun pada hakekatnya, berbagai cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas Kepala sekolah dan mutu SMK Negeri 2 Malang.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis dalam subbab ini, maka terdapat keefektivan dalam pencapaian tujuan sekolah dengan pengaplikasian cara pengembangan keterampilan pendidikan yang dikreasikan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang. Hal ini dikarenakan adanya ketepatan dan kesesuaian pengaplikasian cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan dengan sasaran pencapaian program sekolah. Dengan demikian, penyusun berargumen bahwa terdapat keterkaitan antara tingkat efektivitas pencapaian tujuan sekolah dengan pemilihan cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.

C.      Analisis Keterkaitan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang dengan Pelaksanaan Manajemen Pendidikan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 13 Tahun 2007 tentang standart kualifikasi dan kompetensi Kepala sekolah, maka pemimpin pendidikan harus memiliki lima kompetensi sebagai Kepala sekolah yaitu kompetensi manajerial, kepribadian, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dalam pengimplementasian kelima kompetensi tersebut, maka diperlukan keterampilan Kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan. Dengan demikian, disetiap substantif manajemen pendidikan diperlukan adanya kelima kompetensi Kepala sekolah, dan di setiap penerapan kompetensi Kepala sekolah diperlukan adanya jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan yangkoheren.
Hasil penjajakan lapangan ini terlihat adanya keterkaitan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang dengan pelaksanaan manajemen pendidikan. Berikut hasil analisis berdasarkan perbandingan teori keterampilan kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1.        Manajemen kurikulum
Kepala sekolah harus menerapkan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan:
a.       Keterampilan pengambilan keputusan
b.      Keterampilan konsentrasi pada mutu
c.       Keterampilan konseptual
d.      Keterampilan melatih anggota tim (para guru)
2.        Manajemen peserta didik
Kepala sekolah harus menerapkan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan:
a.       Keterampilan profesional
b.      Keterampilan pedagogis
c.       Keterampilan dalam penilaian
d.      Keterampilan sikap positif
3.        Manajemen sumber daya manusia
a.       Keterampilan dalam administrasi personil
b.      Keterampilan evaluasi
c.       Keterampilan dalam proses kelompok
d.      Keterampilan dalam manajemen waktu
4.        Manajemen sarana dan prasarana
a.       Keterampilan teknis
b.      Keterampilan manajemen waktu
c.       Keterampilan penilaian dan pengawasan
5.        Manajemen hubungan masyarakat
a.       Keterampilan dalam kepemimpinan
b.      Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
c.       Keterampilan berbicara/ berkomunikasi
6.        Manajemen keuangan
a.       Keterampilan manajerial
b.      Keterampilan memberdayakan orang lain
c.       Keterampilan membangun hubungan-hubungan kemanusiaan



BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.        Jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang yaitu:
a.       Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
b.      Keterampilan dalam kepemimpinan
c.       Keterampilan memberdayakan personil sekolah
d.      Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
2.        Penerapan keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan enam substatif manajemen pendidikan, yang tidak terlepas dari penerapan jenis-jenis keterampilan Kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
3.        Keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang yaitu menerapkan keterampilan khusus dengan menganut sistem cepat, tepat, efisien, tulus, dan ikhlas.
4.        Pelaksanaan keterampilan evaluasi terhadap kinerja para guru dilakukan dengan monitoring dan supervisi oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang.
5.        Kepala SMK Negeri 2 Malang menggunakan jenis keterampilan pengambilan keputusan secara kolegial, yakni pengambilan keputusan berdasarkan perpaduan antara pendapat dari kelima Wakil Kepala Sekolah dan para guru dengan pendapat Kepala sekolah sendiri.
6.        Upaya pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malangdikreasikan dengan inovasi pengembangan keterampilan pendidikan oleh Kepala sekolah sendiri, yang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah.





B.       Saran
1.        Kepala sekolah
a.       Meningkatkan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan.
b.      Meningkatkan cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan.
c.       Pelaksanaan supervisi dan monitoring terhadap kinerja guru dilakukan secara terjadwal.

2.        Peneliti lain
a.       Peneliti dapat melakukan observasi di tempat lain dengan tema observasi yang sama sebagai referensi untuk penelitian sejenis.
b.      Peneliti dapat menggunakan 3 metode observasi beserta penyebaran angket untuk memperkuat hasil lapangan.
c.       Peneliti dapat melakukan penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui keterkaitan efektivitas penerapan jenis keterampilan pendidikan dengan pencapaian tujuan sekolah.



DAFTAR RUJUKAN

Indra, R. S & Tahalele, J.F. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mustiningsih. 2013. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan.

Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung: Alfabeta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar