LAPORAN
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
KETERAMPILAN
KEPEMIMPINAN DI SMK NEGERI 2 MALANG
OBSERVASI
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
KepemimpinanPendidikan
Yang dibina oleh Ibu Dr. Mustiningsih, M.Pd
Oleh
Evita
Thessalonica 140131600995
Indah
Ratnawati 140131600812
Ismakrufah 140131601360
NoerRizkiLailatulAzmi 140131601134
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepala sekolah adalah
pemimpin di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus memahami
dan memiliki keterampilan kepemimpinan pendidikan. Sebagai seorang pemimpin,
kepala sekolah akan selalu berhadapan dengan orang lain atau kelompok yang
dipimpinnya. Dengan demikian, kepala sekolah dituntut untuk profesional dalam
pengaplikasian kompetensi-kompetensi sebagai kepala sekolah. Pengaplikasian kompetensi
sebagai kepala sekolah sangat interdependensi dengan penerapan dan penguasaan
keterampilan kepemimpinan pendidikan bagi kepala sekolah, sehingga menjadikan keterampilan
kepemimpinan pendidikan bersifat krusial dan harus diperhatikan oleh pemimpin
pendidikan.
Penerapan keterampilan
kepemimpinan pendidikan harus dimiliki dan dikelola dengan baik oleh kepala
sekolah, agar dapat mengembangkan mutu sekolah, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Pengembangan mutu sekolah tersebut tidak terlepas dari peran kepala
sekolah dalam mengaplikasikan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
pendidikan. Dalam pengaplikasian tugas pokok dan fungsinya tersebut, kepala
sekolah perlu memiliki berbagai jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan.
Dengan demikian, eksistensi kepala sekolah menjadi ujung tombak dalam
pelaksanaan manajemen pendidikan di lembaga pendidikannya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai
pentingnya keterampilan kepemimpinan pendidikan bagi seorang kepala sekolah,
maka penyusun akan memperkuat kajian teoritik dengan melakukan survei ke
lapangan untuk mendapatkan data empiris. Selain itu, penjajakan lapangan ini
juga bertujuan untuk membandingkan antara pengimplementasian keterampilan
kepemimpinan pendidikan di lapangan dengan teori keterampilan kepemimpinan
pendidikan. Dengan demikian, penyusun tertarik untuk melakukan penjajakan
lapangan tentang “Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang”.
B.
Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut, penyusun memaparkan beberapa tujuan pembahasan, antara lain:
1.
Mengetahui keterampilan kepemimpinan
pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
2.
Mengetahui penerapan keterampilan
kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
3.
Mengetahui keterampilan kepemimpinan
pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang.
4.
Mengetahui pelaksanaan keterampilan
evaluasi terhadap kinerja staff sekolahdi SMK Negeri 2 Malang.
5.
Mengetahui keterampilan kepemimpinan
pendidikan dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 2 Malang.
6.
Mengetahui upaya pengembangan
keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
C.
Metode
Metode yang digunakan dalam penjajakan
lapangan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga metode tersebut
digunakan agar dapat diperoleh data secara alamiah dan komprehensif sesuai
dengan subjek observasi secara utuh.Sehingga data yang diperoleh dari lapangan
dalam bentuk catatan lapangan/ observasi, transkrip wawancara, dan dokumentasi
kegiatan observasi.
D.
Ruang Lingkup Pembahasan
Berdasarkan tujuan
pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka ruang lingkup pembahasan pada
laporan ini, yaitu:
1.
Keterampilan
kepemimpinan pendidikandi SMK Negeri 2 Malang meliputi
keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan, keterampilan memberdayakan personil sekolah, dan keterampilan
bekerja dengan prinsip to be team.
2.
Penerapan keterampilan kepemimpinan
pendidikan dalam manajemen pendidikan di SMK Negeri 2 Malang menguraikan
tentang penerapan keterampilan teknis, keterampilan profesional, dan
keterampilan manajerial kepala sekolah sebagai aktor pemimpin dalam manajemen
pendidikan.
3.
Keterampilan kepemimpinan pendidikan
dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang menerapkan
keterampilan bekerja secara cepat, tepat, efisien, tulus, dan ikhlas.
4.
Pelaksanaan keterampilan evaluasi
terhadap kinerja staff sekolah di SMK Negeri 2 Malang menguraikan tentang
pelaksanaan supervisi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja staff sekolah.
5.
Keterampilan kepemimpinan pendidikan
dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 2 Malang menjelaskan tentang
penggunaan tipe kepemimpinan demokratis. Hal ini memiliki keterkaitan erat antara
tipe kepemimpinan dengan keterampilan kepemimpinan pendidikan.
6.
Upaya pengembangan keterampilan
kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang menjelaskan tentang keterkaitan antara
upayapengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan dengan pengembangan mutu
sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Jenis-Jenis Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Beberapa pendapat dari para ahli mengenai keterampilan kepemimpinan
pendidikan, sebagai berikut.
1. Pendapat Pertama
Wiles (1961) dalam Mustiningsih (2013:89) memiliki pandangan bahwa ada 5 keterampilan kepemimpinan, yaitu:
1.
Keterampilan dalam kepemimpinan
Keterampilan dalam kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan yang
demokratis. Disamping itu, pemimpin harus terampil dalam melaksanakan dan
mengembangkan keterampilan demokratis dengan
tidak hanya berorientasi pada konsepsinya saja.
2.
Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus pandai bergaul untuk dapat memahami bawahannya.
Untuk kepentingan tersebut, pertama-tama harus dapat menempatkan diri di
tengah-tengah orang lain. Pemimpin harus mengetahui kelemahan dan kekurangan
bawahan untuk dapat menolong atau memperbaikinya, sekaligus tahu kelebihan dan
kebaikannya untuk dapat mendayagunakannya serta memberikan penguatan yang
positif.
3.
Keterampilan dalam proses kelompok
Dalam hal ini, pemimpin memiliki keterampilan dalam mengembangkan
kelompok organisasi. Anggota kelompok harus kompak dimana setiap anggota
bersedia memikul tanggung jawab sepenuhnya dan didukung oleh disiplin untuk
mencapai tujuan-tujuan kelompok. Jika disiplin dapat ditegakkan, maka kelompok
dapat meningkatkan partisipasi anggota semaksimal mungkin.
4.
Keterampilan dalam administrasi personalia
Keterampilan ini berhubungan dengan personalia mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan pengevaluasian. Prinsip yang harus dipegang
adalah The right man in the right place,
yaitu upaya menempatkan pedidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi, kualifikasi, dan karakteristik pribadinya.
5.
Keterampilan dalam penilaian
Keterampilan dalam penilaian dilakukan melalui evaluasi, dimana pendidik
dan tenaga kependidikan dapat dibantu untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pekerjaan yang sudah dan sedang diselesaikan. Yang mengevaluasi pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolah yaitu kepala sekolah, komite sekolah, dan
masyarakat.
2. Pendapat Ke Dua
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempersyaratkan sejumlah
keterampilan kepemimpinan, yaitu:
1.
Keterampilan dalam kepemimpinan
Keterampilan dalam kepemimpinan, dimana pemimpin harus mengenal
sumber-sumber ideatau kreativitas agar dapat diperoleh menjadi suatu produk
inovasi baru. Sumber-sumber tersebut meliputi:
a.
Sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya
b.
Kesejangan antara harapan dan kenyataan
c.
Kebutuhan untuk melakukan tugas secara lebih baik
d.
Pergeseran persepsi, tata nilai, aspirasi masyarakat
e.
Perubahan permintaan masyarakat
f.
Informasi dan teknologi
2.
Keterampilan dalam hubungan antar manusia
Keterampilan dalam hubungan manusiawi disebut juga komunikasi bagi
pemimpin terkait dengan gaya kepemimpinan terutama berhubungan dengan perilaku
komunikatif yang digunakan untuk membantu orang lain untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
3.
Keterampilan dalam kegiatan kelompok
Keterampilan ini terkait dengan mengelola kelompok agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien. Dalam membina hubungan pekerjaan, maka pimpinan
harus memperhatikan keinginan kelompok agar dapat memelihara morale kerja.
4.
Keterampilan dalam administrasi personil
Dalam hal ini, seorang pimpinan harus dapat mengembangkan kepribadian
dirinya untuk berpenampilan diri sebagai panutan para personilnya. Keterampilan
pemimpin dalam administrasi personil yaitu mengarahkan seluruh kegiatan
personil pada tujuan dan target yang jelas dan terukur, dan mengembangkan
keterampilan berkomunikas baik dalam merumuskan dan memecahkan masalah.
5.
Keterampilan dalam penilaian dan pengawasan (evaluasi)
Keterampilan pemimpin dalam evaluasi memiliki dua bentuk kegiatan yaitu
penilaian dan pengawasan. Keterampilan penilaian yaitu keterampilan pemimpin
dalam memberikan tolak ukur nilai terhadap kinerja bawahannya. Sedangkan
keterampilan pengawasan yakni keterampilan pemimpin dalam melakukan proses
pengamatan terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin
semua pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana.
3. Pendapat Ke Tiga
Menurut Lestari (2011) dalam Mustiningsih (2013:92) menyatakan bahwa
pemimpin pendidikan pada dasarnya harus dapat mengintegrasikan multi keterampilan.
Pemimpin pendidikan perlu memiliki integrasi keterampilan teknis, pedagogis,
profesional dan manajerial.
1.
Keterampilan teknis
Keterampilan ini terkait dengan keterampilan pemimpin dalam pelaksanaan
manajemen substantif pendidikan, yang meliputi pemimpin mampu melakukan
manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen sumber daya manusia,
manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, dan manajemen hubungan
sosial masyarakat.
2.
Keterampilan profesional
Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin dengan cara
memiliki sifat-sifat sebagai seorang pemimpin, mengetahui peran dan tugasnya
sebagai pemimpin, dan mengemban kode etik sebagai seorang pemimpin. Pemimpin
yang profesional yaitu pemimpin yang dapat menggerakkan bawahannya dengan
berbagai keterampilan pemimpin yang dapat mencapai tujuan organisasinya secara
efektif dan efisien.
3.
Keterampilan manajerial
Keterampilan manajerial bagi seorang kepala sekolah meliputi keterampilan konseptual, keterampilan hubungan
manusia dan keterampilan teknik. Ketiga keterampilan manajerial tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas
manajerian secara efektif, meskipun penerapan masing-masing keterampilan
tersebut tergantung pada tingkatan manajer dalam organisasi.
Keterampilan teknikal
sangat penting artinya pada tingkatan manajemen lebih rendah, sedangkan pada
tingkat manajemen yang lebih tinggi, keterampilan konseptual lebih diperlukan.
Sehingga dapat dikatakan, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam jenjang
kepemimpinan dalam suatu organisasi, maka keterampilan teknisnya semakin tidak
relevan, dan sebaliknya keterampilan hubungan manusia semakin dominan.
Pada dasarnya
keterampilan hubungan manusia diperlukan pada semua tingkatan manajer, karena
manusia sebagai aset organisasi sangat menentukan keberlangsungan organisasi.
Sedangkan keterampilan teknikal sangat diperlukan pada tingkatan manajer
rendah, namun pada tingkatan manajer yang tinggi keterampilan konseptual lebih
diperlukan. Berikut gambar tingkatan manajemen berdasarkan keterampilan manajerial
yang dibutuhkan:
Keterampilan
Konseptual
Keterampilan
Hubungan
Manusia
Keterampilan
Teknikal
|
Gambar 5.
Tingkat Manajer berdasarkan
keterampilan manajerial yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan organisasi
4.
Keterampilan pedagogis
Keterampilan pedagogis menyangkut kemampuan seorang pemimpin dalam
memahami karakteristik bawahannya. Dalam hal ini pemimpin dapat mengetahui
kemampuan para bawahannya melalui kinerja mereka.
4. Pendapat Ke Empat
Menurut Permatasari (2010) dalam Mustiningsih (2013:93) menyatakan bahwa
terdapat enam keterampilan pemimpin dalam meraih puncak kesuksesan. Berikut
uraiannya:
1.
Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan yang mutlak dimiliki
setiap profesional. Kontak mata yang baik, penggunaan kosa kata yang
bervariasi, dan kemampuan menyesuaikan bahasa yang sesuai dengan audiens,
merupakan karakteristik penting dari seni berbicara.
2.
Yakin dalam mengambil keputusan
Keragu-raguan dan kebingungan bisa menjatuhkan kredibilitas seorang
pemimpin. Seorang pemimpin yang baik mampu membuat keputusan yang tepat. Jika
seorang pemimpin ingin dianggap memiliki kualitas kepemimpinan, maka harus
memiliki karakteristik ini.
3. Akuntabilitas
Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk kesuksesan adalah
bertanggungjawab, baik untuk keberhasilan maupun kegagalan. Jika ingin
dihormati oleh orang lain, pemimpin harus berani mengakui kesalahan dan tidak
mengkambinghitamkan orang lain atas kekurangan pemimpin.
4. Sikap positif
Bersikap positif tentang pekerjaan dan kehidupan juga kepentingan.
Sinisme tak berujung dan kecenderungan untuk membenci orang, bisa membuat
pemimpin terlihat sebagai individu yang membenci pekerjaan dan tidak mendukung
tujuan organisasi dimata atasan.
5. Membawa diri
Belajar bagaimana membawa diri di depan orang lain merupakan aspek utama
untuk sukses. Penampilan yang baik, pakaian rapi, akan memproyeksikan citra
keberhasilan dimata orang lain, bahkan sebelum pemimpin mengucapkan sepatah
kata pun.
6. Manajemen waktu
Tidak peduli seberapa baik pemimpin dalam berpakaian, bagaimana
positifnya atau seberapa baik kemampuan pemimpin berbicara, semua itu tidak ada
artinya jika tidak dapat mengendalikan segala sesuatu. Ketidakmampuan manajemen
waktu membuat seseorang selalu berkejar-kejaran dengan pekerjaan, terburu-buru
memenuhi tenggat waktu dan menghasilkan kinerja di bawah standar.
5.
Pendapat Ke Lima
Menurut Suryana (2010) dalam Mustiningsih (2013:94) menyatakan bahwa untuk menjadi pemimpin yang
profesional perlu memahami dan menguasai beberapa keterampilan dalam:
1. Melibatkan
anggota dalam pengambilan keputusan
2. Mendelegasikan
kewenangan
3. Membuka
jalur-jalur komunikasi
4. Pengembangan
Sumber Daya Manusia (perhatian pada pola hubungan antar manusia)
5. Konsentrasi pada mutu
6.
Pendapat Ke Enam
Menurut Turney and Friend dalam Mustiningsih (2013:95) menyatakan bahwa
pemimpin harus mempunyai keterampilan persuasi. Keterampilan ini bukanlah
sesuatu yang timbul dari kekuatan bakat dari seseorang, melainkan kebiasaaan
yang dapat dipelajari dan dipahami secara baik bagi setiap orang yang
berkeinginan untuk menumbuhkembangkan kedalam kebiasaan bersikap dan
berperilaku. Keterampilan persuasi adalah keterampilan dalam mengajak seseorang
dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan untuk menjalankan
kepemimpinan yang efektif.
Oleh karena itu, kemampuan persuasi memberdayakan orang lain untuk:
1.
Memahami orang lain dengan cepat
2.
Membangun kepercayaan dengan seketika
3.
Membuat orang lain mengambil tindakan dengan segera
4.
Membuat orang lain dapat memahami sudut pandang
pemimpin
5.
Mempercepat keberhasilan yang hendak dicapai
7. Pendapat Ke Tujuh
Menurut Davis (2011) dalam Mustiningsih (2013:96) terdapat tiga
keterampilan dalam kepemimpinan, yaitu technical
skills, human skills, dan conceptual
skills.
1.
Technical skills(Keterampilan Teknis)
Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Keterampilan tersebut seperti kemampuan pembukuan
keuangan, mengoperasikan komputer, dan menggunakan berbagai peralatan dalam menjalankan
tugas.
2.
Human skills(Keterampilan Hubungan Antar Manusia)
Merupakan kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama
orang lain. Dalam keterampilan ini
perlu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif guna memperlancar dan
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
3.
Conceptual
skills (Keterampilan atau
Penguasaan Konsep)
Merupakan keterampilan
seorang pemimpin dalam menguasai konsep atau ilmu pengetahuan sesuai dengan
karakteristik organisasi yang dipimpinnya. Selain itu pemimpin harus dapat
berpikir dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan
konsep-konsep lain yang memudahkan pekerjaan.
8.
Pendapat Ke Delapan
Pertama, menurut
Griffin dan Eberd yang mengemukakan bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki
lima keterampilan dasar kepemimpinan, yaitu:
1.
Technical Skills
(Keterampilan Teknis)
2.
Human Relation Skills (Keterampilan Hubungan Manusia)
3.
Conceptual Skills (Keterampilan
Konsep)
4.
Decision-Making Skills (Keterampilan Mengambil Keputusan)
5.
Time Management Skills (Keterampilan Manajemen Waktu)
Kedua, menurut Cocheu
menyarankan agar pemimpin memiliki tujuh keterampilan kepemimpinan dasar,
yaitu:
1.
Mendemonstrasikan
kepemimpinan
2.
Memfasilitasi
interaksi di dalam tim
3.
Melakukan
negosiasi dalam hal terjadi perbedaan dan konflik
4.
Melatih anggota
tim
5.
Memberikan
pengarahan untuk meningkatkan kerja tim
6.
Mempresentasikan
gagasan-gagasannya secara persuasi
7.
Membina hubungan
dengan berbagai tingkatan manajemen
9.
Pendapat Ke Sembilan
Menurut Mustiningsih (2013:97)
keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan, meliputi:
1.
Kepemimpinan
2.
Konseptual
3.
Profesional
4.
Akuntabilitas
5.
Sikap positif
6.
Manajemen waktu
7.
Administrasi
personil
8.
Mengelola
pekerjaan
9.
Teknis
10. Paedagogis
11. Mengambil keputusan hubungan antar manusia/
komunikasi/ persuasi/ negosiasi
12. Kegiatan kelompok
13. Membangun keyakinan tentang visi, misi, tujuan, dan
sasaran terhadap personel yang dipimpinnya
14. Menetapka tujuan yang berupa visi/ misi/ nilai-nilai
dengan syarat SMART (S= Spesific, M= Measurable, A= Achiavable, R= Reality
based, T= Time)
15. Penilaian dan pengawasan (Evaluasi)
16. Mengembangkan kepribadian diri
B.
Cara Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan
Pendidikan
Untuk mengembangkan
keterampilan kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan dapat digunakan dua
cara, yaitu:
1.
Mengadakan
analisis bidang-bidang tindak laku administratif
Secara operasional cara
ini dilakukan dengan beberapa aktivitas, sebagai berikut:
a.
Kepemimpinan
dalam perumusan tujuan
b.
Kepemimpinan
melalui pembuatan keputusan
c.
Kepemimpinan
melalui tugas dan perananan
d.
Kepemimpinan
melalui koordinasi dan konsultasi
e.
Kepemimpinan
melalui penilaian terhadap performance
staff
f.
Kepemimpinan
melalui kerjasama dengan masyarakat
g.
Kepemimpinan
melalui proses komunikasi
2.
Pengujian
terhadap manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah
Tugas kepala sekolah
dalam manajemen pendidik dan tenaga kependidikan meliputi aktivitas planning, organizing, directing,
coordinating, and controlling. Berikut tugas-tugas kepala sekolah dalam
manajemen pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, antara lain:
a.
Meningkatkan
profesional mereka
b.
Meningkatkan
kemapuan pengajaran di kelas dan kemampuan kerja tenaga kependidikan
c.
Menyusun dan
meningkatkan program di sekolah
d.
Memberikan
bimbingan dan meningkatkan disiplin pendidik dan tenaga kependidikan
e.
Menumbuhkan
profesi dalam bidang kerja masing-masing
f.
Mengatur
kegiatan layanan khusus
g.
Mengelola
pengadaan, pendayagunaan dan pelaporan keuangan sekolah bersama-sama
BAB III
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
A.
Obyek
Observasi
Tempat
observasi : SMK Negeri 2
Malang
Jalan Veteran No. 17
Malang – Jawa Timur
Tujuan
observasi : Mengetahui
keterampilan kepemimpinan
pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Narasumber : Bagus Gunawan, S. Pd, M. Si
(Kepala SMK Negeri 2 Malang)
B.
Jenis
Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Ada
beberapa jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan yang diterapkan oleh
Kepala SMKNegeri 2 Malang, yaitu:
1.
Keterampilan dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan
Merupakan keterampilan membangun hubungan
antar manusia (para staff sekolah). Dalam menyelesaikan suatu permasalahan Kepala
sekolah selalu melibatkan personil sekolah misalnya Wakil Kepala sekolah, para guru,
dan para tenaga kependidikan. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada para
bawahannya, terutama para guru untuk menyalurkan aspirasinya dalam mengalami
suatu problema.
2.
Keterampilan dalam kepemimpinan
Kepala sekolah harus mahir pada
penerapan keterampilan dalam kepemimpinan dengan menggunakan tipe kepemimpinan
demokratis. Untuk menerapkan tipe kepemimpinan demokratis, kepala sekolah
menggunakan strategi berjiwa kharismatik, yang bertujuanuntuk mempengaruhi para
guru dan staff.
3.
Keterampilan memberdayakan personil
sekolah
Dalam hal ini, Kepala sekolah harus mampu
memberdayakan personil sekolah baik itu pendidik maupun tenaga kependidikan.
Wujud dari pemberdayaan tersebut yaitu kinerja para staff sekolah dapat
mendukung tercapainya tujuan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang, dan pelaksanaan
job description sesuai dengan
kemampuan para staff sekolah. Dengan adanya keterampilan ini, maka Kepala
sekolah tidak merasakan ada “beban” pekerjaan selaku pemimpin pendidikan dalam
pengaturan sekolah ini. Karena telah ada pembagian tugas dalam pengaturan
program-program sekolah.
4.
Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
Ketika menghadapi permasalahan kepala
sekolah mengajak personil sekolah untuk membahas permasalahan secara bersama
untuk menemukan solusi yang tepat. Misalnya saja, setiap hari Senin selesai
upacara diadakan rapat untuk membahas permasalahan-permasalahan yang dihadapi para
Wakil Kepala sekolah maupun para guru. Sehingga secara tidak langsung, kegiatan
evaluasi telah dilakukan secara terprogram oleh Kepala sekolah. Dengan
demikian, Kepala sekolah dapat mengetahui perkembangan kinerja para guru.
C.
Penerapan
Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan di SMK Negeri 2
Malang
Kepala
SMKNegeri 2 Malang selaku pemimpin pendidikan selalu mengintegrasikan multi
keterampilan sebagai Kepala sekolah, yakni keterampilan teknis, pedagogis,
profesional dan manajemen. Kepala sekolah harus memiliki hubungan intrapersonal
yang baik dalam memimpin. Hal itu dapat dibuktikan bahwa kepala sekolah selalu
bersikap merakyat, tidak adanya sekat atau pembatas antara kepala sekolah dan
bawahan. Apabila personil sekolah memberikan masukan atau aspirasi positif yang
dapat meningatkatkan kualitas sekolah, maka kepala sekolah akan menerima pendapat,
masukan, dan aspirasi tersebut, kemudian akan digabungkan dengan ide atau
gagasan Kepala sekolah sendiri dalam menciptakan suatu program sekolah atau
penyelesaian problema.
Hal
terpenting yang dilakukan oleh Kepala SMKNegeri 2 Malang sebagaiaktor pemimpin
manajemen pendidikan adalah “komunikasi”. Komunikasi dirasa menjadi salah satu
hal terpenting karena dengan komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala
sekolah dengan bawahan maka akan menciptakan iklim atau suasana kerja yang
kondusif dan keharmonisan dalam suatu hubungan kerja. Sehingga, pekerjaan yang
dilakukan bersama-sama dengan komunikasi yang baik tersebut akan tercapai
dengan maksimal sesuai harapan yang diinginkan oleh sekolah.
Penerapan
keterampilan kepemimpinan pendidikan dalam manajemen pendidikan berkaitan
dengan pelaksanaan enam substatif manajemen pendidikan, yaitu manajemen
kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen sumber daya manusia, manajemen
sarana dan prasarana, manajemen keuangan, dan manajemen hubungan masyarakat.
Pengimplementasian keenam manajemen pendidikan tersebut tidak terlepas dari
penerapan jenis-jenis keterampilan Kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan di
SMK Negeri 2 Malang. Penerapan jenis keterampilan Kepala sekolah ini akan
disesuaikan dengan pelaksanaan jenis substantif manajemen pendidikan. Sehingga
dalam hal ini Kepala SMK Negeri 2 Malang harus menerapkan prinsip applicable yaitu prinsip kesesuian
penggunaan jenis keterampilan kepemimpinan dengan pelaksanaan manajemen
pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
D.
Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan dalam Mengembangkan Organisasi Sekolah di SMK Negeri 2
Malang
Keterampilan
kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2
Malang yaitu menerapkan keterampilan khusus dengan menganut sistem cepat,
tepat, efisien, tulus, dan ikhlas. Maksud dari sistem cepat, yaitu kecepatan
dalam menyelesaikan masalah berdasarkan sifat permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
Kepala sekolah segera mengambil langkah dengan tegas apabila terdapat permasalahan
baik dari segi fisik maupun non fisik dari sekolah tersebut. Tidak hanya
dilihat dari kecepatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah, tetapi juga harus dilihat pada ketepatan pengambilan keputusan. Sehingga
terjadi keseimbangan antara kecepatan yang diiringi dengan ketepatan.
Penyelesaian masalah juga yang dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas.
Karena adanya perasaan yang senang akan membuahkan dampak yang positif terhadap
hasil keputusan yang diambil. Dengan demikiandapat mencapai keefektifan dan
keefisienan dalam pengambilan keputusan bersama.
Pengembangan
organisasi sekolah tidak terlepas dari pelaksanaan ekstrakurikuler siswa dan
pelaksanaan OSIS di sekolah. Dalam hal ini, Kepala SMK Negeri 2 Malang
menerapkan tipe kepemimpinan demokratis. Karena dengan kepemimpinan demokratis
dapat memberikan kesempatan bagi personil sekolah termasuk guru, tenaga
kependidikan, maupun peserta didik dalam menyalurkan pendapat atas penyelesaian
permasalahan tertentu. Kepala sekolah juga bersedia untuk mendapatkan kritikan
dari personil sekolah apabila pendapat dari kepala sekolah tersebut dirasa
kurang cocok dengan pendapat para personil sekolah dalam pengembangan
organisasi sekolah. Apabila para guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya di organisasi sekolah, maka
kepala sekolah bersedia untuk membantu dalam membimbing mereka saat
penyelesaian tugas dan pemecahan problema tersebut.
E.
Pelaksanaan
Keterampilan Evaluasi terhadap Kinerja Staff Sekolah di SMK Negeri 2 Malang
Kepala
sekolah melakukan monitoring berbasis supervisi dalam pelaksanaan evaluasi
terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Bentuk dari supervisi
tersebut ialah adanya kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah tanpa
perencanaan dan pemberitahuan terhadap pendidik maupun tenaga kependidikan yang
akan disupervisi. Contoh dari penerapan tersebut, misalnya kepala sekolah
mendatangi salah satu kelas, dan mengutarakn maksud dari kunjungan tersebut
untuk mendampingi guru mengajar. Sehingga, dengan strategi seperti itu guru
tidak akan takut atau khawatir bahwa kepala sekolah sedang melakukan supervisi.
Salah
satu permasalahan yang dialami guru ketika Kepala sekolah melakukan supervisi adalah
kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan LCD saat pembelajaran. Guru
sering tidak bisa menggunakan LCD sehingga guru tersebut memerlukan bantuan
dari siswanya. Setelah melihat problema yang seperti itu barulah kepala sekolah
menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan mengadakan pembimbingan terhadap
kurangnya pemahaman guru dalam penggunaan IT atau alat bantu mengajar.
Kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah akan ditindaklanjuti dengan
pelaksanaan evaluasi. Dengan cara tersebut kepala sekolah bisa mengetahui perkembangan
kinerja mengajar guru dan kekurangan
dari guru tersebut dalam melakukan pembelajaran. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan yaitu pembimbingan penerapan model pembelajaran yang kreatif, dan
memberikan tugas kepada guru untuk mengikuti diklat, seminar, dan workshop dari
Dinas Pendidikan maupun program dari luar.
F.
Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan di SMK Negeri 2 Malang
Kepala
sekolah dalam pengambilan keputusan baik intern maupun eksternmenggunakan
keterampilan pengambilan keputusan secara kolegial. Pengambilan keputusan
secara kolegial yakni perpaduan antara pendapat dari kelima Wakil Kepala
Sekolah dan para guru dengan pendapat Kepala
sekolah sendiri. Sehingga jika ada kegagalan dalam suatu program sekolah, maka
tidak akan ada satu pun pihak yang di “kambing hitamkan”. Sehingga berhasil tidaknya program-program sekolah,
akan ditanggung secara bersama-sama oleh personil sekolah. Yang tidak kalah pentingnya
juga dalam pengambilan keputusan yakni kebijakan yang dihasilkan harus mengarah
secara akuntabel.
Penerapan
keterampilan pengambilan keputusan ini menjadi sangat esensial jikalau terdapat
suatu problema sekolah yang harus segera ditindaklanjuti. Dalam penerapan
keterampilan jenis ini, berikut alternatif yang dilakukan oleh Kepala SMK
Negeri 2 Malang, antara lain:
1.
Untuk pemecahan konflik, maka dilakukan
secara klinik
Prinsip yang digunakan yaitu “Jangan
memperbaiki kualitas sekolah, jika masih terdapat konflik yang krusial,
sehingga diperlukan penanganan yang cepat”.
2.
Kepala sekolah harus out off the box dalam melakukan
manajemen konflik
Dengan penerapan hal seperti itu maka
kepala sekolah akan memiliki berbagai alternatif dalam pemecahan konflik yang
dihadapi. Kepala sekolah akan mengambil salah satu alternatif pemecahan masalah
yang dirasa paling efektif untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.
G.
Upaya
Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
Upaya
pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah. Hal ini dikarenakan, untuk
penciptaan mutu sekolah tiada lain merupakan hasil jerih upaya atas kinerja
Kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolahnya.
Pelaksanaan manajemen pendidikan ini sangat ditentukan oleh mahirnya
keterampilan kepemimpinan yang digunakan dan diterapkan oleh Kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
Berikut
upaya yang dilakukan oleh Kepala sekolah dalam pengembangan keterampilan
kepemimpinan pendidikan, meliputi:
1.
Kepala sekolah harus berpikir secara
futuristik dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sekolah
Dengan
demikian, Kepala sekolah harus terampil dalam mencari networking dengan sekolah lain, bahkan link dengan luar negeri. Tujuan dari networking tersebut adalah untuk menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan pihak lain dalam hal peningkatan mutu dan kualitas sekolah. SMKNegeri
2 Malang telah bekerjasama dengan negara luar yaitu Jerman, Perancis, dan
Australia.
2.
Kepala sekolah harus berperan sebagai
motor penggerak dalam menciptakan performance
sekolah yang berkualitas
Kepala sekolah harus dapat menciptakan performance sekolah yang berkualitas, baik
segi fisik atau non fisik. Sehingga Kepala sekolah harusselalu mengetahui
keinginan masyarakat terhadap outcome
dari SMK Negeri 2 Malang ini. Dengan demikian, Kepala sekolah mudah dalam
pemberdayaan personil sekolah untuk mencapai program-program sekolah, yang
kemudian akan berdampak pada kualitas sekolah.
3.
Kepala sekolah harus mengikuti berbagai
pelatihan keterampilan kepemimpinan pendidikan
Untuk menambah wawasan dan memahirkan
keterampilan kepemimpinan pendidikan, Kepala sekolah sering mengikuti berbagai
pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan maupun Balai Diklat
Pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
4.
Pengembangan keterampilan kepemimpinan
melalui kerjasama dengan masyarakat luar
Adanya kerjasama ini ditujukan untuk
mendukung program-program sekolah. Dalam menjalin kerjasama ini, Kepala sekolah
harus benar-benar mahir dalam berkomunikasi. Sehingga kerjasama akan membawakan
hasil yang positif dan menguntungkan, baik bagi pihak sekolah maupun mitra
kerjasama. Kepala SMK Negeri 2 Malang menjalin berbagai relasi dengan pihak
industri, karena hal ini berhubungan dengan link
kerjasama pelaksanaan Praktik Kerja Industri peserta didik SMK Negeri 2 Malang.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Penerapan Jenis
Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang berdasarkan Teori
Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Berbagai jenis keterampilan pendidikan
telah penyusun uraikan pada pembahasan Bab sebelumnya. Jika dianalisis dengan
penerapan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang,
maka dapat dikatakan bahwa jenis keterampilan pendidikan yang diterapkan di SMK
Negeri 2 Malang telah sesuai dengan teori jenis keterampilan kepemimpinan
pendidikan. Terdapat lima jenis keterampilan pendidikan yang digunakan dan
diterapkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang, yaitu:
1.
Keterampilan dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan
2.
Keterampilan dalam kepemimpinan
3.
Keterampilan memberdayakan personil
sekolah
4.
Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
5.
Keterampilan evaluasi terhadap kinerja
staff sekolah
Berdasarkan hasil penjajakan lapangan
tersebut dan jika dianalisis berdasarkan teori keterampilan pendidikan, maka pengimplementasian
jenis-jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang belum
diterapkan secara keseluruhan, hanya beberapa keterampilan kepemimpinan yang
diterapkan dan digunakan oleh Kepala sekolah. Meskipun demikian, Kepala SMK
Negeri 2 Malang menerapkan jenis keterampilan tertentu berdasarkan dengan
pelaksanaan manajemen pendidikan, sehingga terdapat kesesuaian penerapan jenis
keterampilan dengan pelaksanaan bidang manajemen pendidikan.
Subbab ini menganalisis lebih lanjut
pada jenis keterampilan yang diterapkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang, yaitu bekerja
dengan prinsip to be team. Jika
dianalisis lebih lanjut keterampilan tersebut tidak terurai di dalam teori
keterampilan kepemimpinan pendidikan. Namun, penyusun berargumen bahwa jenis
keterampilan tersebut memiliki makna sama dengan jenis keterampilan dalam
proses kelompok, sebagaimana jenis keterampilan menurut pendapat pertama yang
telah penyusun uraikan di Bab II Kajian Teori. Yang membedakan hal tersebut
yakni penerapan prinsip to be team
didalam pelaksanaan kerjasama dengan kelompok pendidikan (personil sekolah).
B. Analisis Pengembangan Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang berdasarkan Teori Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan hasil penjajakan lapangan di
SMK Negeri 2 Malang, terdapat empat cara pengembangan keterampilan kepemimpinan
pendidikan, yaitu:
1.
Kepala sekolah harus berpikir secara
futuristik dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sekolah
2.
Kepala sekolah harus berperan sebagai
motor penggerak dalam menciptakan performance
sekolah yang berkualitas
3.
Kepala sekolah harus mengikuti berbagai
pelatihan keterampilan kepemimpinan pendidikan
4.
Pengembangan keterampilan kepemimpinan
melalui kerjasama dengan masyarakat luar
Cara pengembangan keterampilan
kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang jika dianalisis lebih lanjut,
maka dapat dikatakan bahwa implementasi keterampilan kepemimpinan Kepala SMK
Negeri 2 Malang belumlah secara comprehensive
menerapkan cara pengembangan keterampilan kepemimpinan berdasarkan teori kepemimpinan
pendidikan. Hal ini dikarenakan, banyaknya kreasi yang diciptakan sendiri oleh
Kepala SMK Negeri 2 Malang dalam melakukan pengembangan keterampilan
kepemimpinan pendidikan. Namun pada hakekatnya, berbagai cara pengembangan
keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang ditujukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas Kepala sekolah dan mutu SMK Negeri 2
Malang.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis
dalam subbab ini, maka terdapat keefektivan dalam pencapaian tujuan sekolah
dengan pengaplikasian cara pengembangan keterampilan pendidikan yang
dikreasikan oleh Kepala SMK Negeri 2 Malang. Hal ini dikarenakan adanya
ketepatan dan kesesuaian pengaplikasian cara pengembangan keterampilan
kepemimpinan pendidikan dengan sasaran pencapaian program sekolah. Dengan
demikian, penyusun berargumen bahwa terdapat keterkaitan antara tingkat
efektivitas pencapaian tujuan sekolah dengan pemilihan cara pengembangan
keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
C. Analisis Keterkaitan Keterampilan
Kepemimpinan Pendidikan di SMK Negeri 2 Malang dengan Pelaksanaan Manajemen
Pendidikan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 13 Tahun
2007 tentang standart kualifikasi dan kompetensi Kepala sekolah, maka pemimpin
pendidikan harus memiliki lima kompetensi sebagai Kepala sekolah yaitu
kompetensi manajerial, kepribadian, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dalam
pengimplementasian kelima kompetensi tersebut, maka diperlukan keterampilan
Kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen pendidikan. Dengan demikian, disetiap
substantif manajemen pendidikan diperlukan adanya kelima kompetensi Kepala
sekolah, dan di setiap penerapan kompetensi Kepala sekolah diperlukan adanya
jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan yangkoheren.
Hasil penjajakan lapangan ini terlihat
adanya keterkaitan keterampilan kepemimpinan pendidikan di SMK Negeri 2 Malang
dengan pelaksanaan manajemen pendidikan. Berikut hasil analisis berdasarkan
perbandingan teori keterampilan kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1.
Manajemen kurikulum
Kepala
sekolah harus menerapkan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan:
a.
Keterampilan pengambilan keputusan
b.
Keterampilan konsentrasi pada mutu
c.
Keterampilan konseptual
d.
Keterampilan melatih anggota tim (para
guru)
2.
Manajemen peserta didik
Kepala
sekolah harus menerapkan jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan:
a.
Keterampilan profesional
b.
Keterampilan pedagogis
c.
Keterampilan dalam penilaian
d.
Keterampilan sikap positif
3.
Manajemen sumber daya manusia
a.
Keterampilan dalam administrasi personil
b.
Keterampilan evaluasi
c.
Keterampilan dalam proses kelompok
d.
Keterampilan dalam manajemen waktu
4.
Manajemen sarana dan prasarana
a.
Keterampilan teknis
b.
Keterampilan manajemen waktu
c.
Keterampilan penilaian dan pengawasan
5.
Manajemen hubungan masyarakat
a.
Keterampilan dalam kepemimpinan
b.
Keterampilan dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan
c.
Keterampilan berbicara/ berkomunikasi
6.
Manajemen keuangan
a.
Keterampilan manajerial
b.
Keterampilan memberdayakan orang lain
c.
Keterampilan membangun hubungan-hubungan
kemanusiaan
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Jenis keterampilan kepemimpinan
pendidikan di SMK Negeri 2 Malang yaitu:
a.
Keterampilan dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan
b.
Keterampilan dalam kepemimpinan
c.
Keterampilan memberdayakan personil
sekolah
d.
Keterampilan bekerja dengan prinsip to be team
2.
Penerapan keterampilan kepemimpinan
pendidikan dalam manajemen pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan enam
substatif manajemen pendidikan, yang tidak terlepas dari penerapan jenis-jenis
keterampilan Kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan di SMK Negeri 2 Malang.
3.
Keterampilan kepemimpinan pendidikan
dalam mengembangkan organisasi sekolah di SMK Negeri 2 Malang yaitu menerapkan
keterampilan khusus dengan menganut sistem cepat, tepat, efisien, tulus, dan
ikhlas.
4.
Pelaksanaan keterampilan evaluasi terhadap
kinerja para guru dilakukan dengan monitoring dan supervisi oleh Kepala SMK
Negeri 2 Malang.
5.
Kepala SMK Negeri 2 Malang menggunakan jenis
keterampilan pengambilan keputusan secara kolegial, yakni pengambilan keputusan
berdasarkan perpaduan antara pendapat dari kelima Wakil Kepala Sekolah dan para
guru dengan pendapat Kepala sekolah sendiri.
6.
Upaya pengembangan keterampilan kepemimpinan
pendidikan di SMK Negeri 2 Malangdikreasikan dengan inovasi pengembangan
keterampilan pendidikan oleh Kepala sekolah sendiri, yang berkaitan dengan
pengembangan mutu sekolah.
B. Saran
1.
Kepala sekolah
a. Meningkatkan
jenis keterampilan kepemimpinan pendidikan.
b. Meningkatkan
cara pengembangan keterampilan kepemimpinan pendidikan.
c. Pelaksanaan
supervisi dan monitoring terhadap kinerja guru dilakukan secara terjadwal.
2.
Peneliti lain
a. Peneliti
dapat melakukan observasi di tempat lain dengan tema observasi yang sama
sebagai referensi untuk penelitian sejenis.
b.
Peneliti dapat menggunakan 3 metode
observasi beserta penyebaran angket untuk memperkuat hasil lapangan.
c.
Peneliti dapat melakukan
penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui keterkaitan efektivitas
penerapan jenis keterampilan pendidikan dengan pencapaian tujuan sekolah.
DAFTAR
RUJUKAN
Indra,
R. S & Tahalele, J.F. 2006. Bagaimana
Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mustiningsih.
2013. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Wahyudi.
2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam
Organisasi Pembelajar. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar