Selasa, 26 April 2016

Kurikulum



A.      Pengertian Kurikulum
     Kata kurikulum berasal dari bahasa latin “curere” (kata kerja) yang kata bendanya “curriculum” mengandung makna :
1.    Tempat berlomba,jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba
2.    Lari cepat, pacuan, balapan kereta, kuda
3.    Perjalanan satu kali perjalanan tanpa berhenti
Kata lain dari curere adalah “cursus” yang dalam bahasa Indonesia diterjmahkan kursus yang berati : hal lari cepat, perlombaan cepat, arah /tujuan, rangkaian pelajaran dan peredaran waktu. Kata jamak “curiculum” adalah “curricula” (Webster’s New Word Dictionary,1964)
     Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003  tentang sistem pendidikan nosional dijelaskan bahwa Kurikulum  adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu pendidikan tertentu.
     Makna semantik kurikulum dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1.    Tradisonal Kurikulum
Artinya kurikulum adalah mata pelajaran yang diajarkan disekolah atau bidang studi. Pengertian ini sejalan dengan pengertian di Webster’s New Word Dictionary yang menyatakan bahwa kurikulum adalah semua bidang studi yang diberikan di dalam lembaga pendidikan.
2.    Modern Kurikulum
Kurikulum adalah semua pengalaman aktual yang dimiliki siswa di bawah pengarahan sekolah, sementara bidang studi adalah bagian kecil dari progam kurikulum secara keseluruhan.
3.    Masa kini Kurikulum
Kurikulum adalah lingkungan belajar yang dirancang untuk mengembangkan minat dan kemampuan anak agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.


B.     Bentuk-Bentuk  Kurikulum
1. Subject Matter / Subject Centered Curriculum
                 Yaitu kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-pisah. Materi yang dopelajari oleh siswa telah disusun secara logis oleh para ahli bidang studi.
Keuntungan :
a)      Mata pelajaran terdiri atas pengetahuan yang telah disusun secara logis dan sistematis
b)      Mata pelajaran dianggap sebagai alat yang sesuai untuk mengembangkan intelektual seseorang
c)      Sejalan dengan konsep-konsep yang telah ditata sesuai dengan proses pendidikan
d)     Sebagai pewarisan pengetahuan yang telah berabad-abad dikembangkan sehingga kita menghargai pendahulu kita
e)      Penyusunan mudah dilaksanakan
Kelemahan :
a)      Belum tentu sesuai dengan latar belakang kehidupan anak,sehingga anak –anak sering menghafalkan tanpa pengertian
b)      Terlalu mementingkan perkembangan intelektual, mengabaikan perkembangan sosial, emosianal dan pendidikan watak
c)      Karena mata pelajaran terpisah-pisah, kurang memberikan bekal pemecahan masalah kehidupan secara integrative
d)     Kurang memperhatikan fungsionalnya dalam kehidupan, sehingga anak-anak kurang terlatih untuk menghadapi masalah kehidupan yang sebenarnya.
2. Broad Field/Fused/Correlated Curriculum
               Kurikulum yang disusun dengan mengkolerasikan atau menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam satu kesatuan. Dengan demikian terjadi perkawinan antara mata pelajaran sejenis. Contoh : IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Kesenian.
  Keuntungan :
a)      Dimungkinkan adanya pemberian pengertian yang lebis kaya dengan adanya kaitan antar mata pelajaran
b)      Lebih menarik bagi anak
c)      Anak mulai dapat mnghafalkan kesatuan mata pelajaran untuk meninjau berbagai persoalan hidup
Kelemahan :
a)      Kurang memberikan disiplin tinjauan spesialisasi mata pelajaran
b)      Kurang memberikan pengetahuan mendalam pada masing-masing mata pelajaran
c)      Sering terlampau abstrak karena hanya memberikan prinsip-prinsip dasar dan tema-tema tertentu
3. Integrated Curriculum
                             Kurikulum yang diorganisasikan dalam bentuk unit-unit tanpa harus ada mata pelajaran atau bidang studi. Pembelajaran dilaksanakan dengan “unit teaching” dan materinya menggunakan “unit lesson”. Pelajaran disusun  bersama guru dan murid, mengandung suatu masalah yang luas, mengandung metode “problem solving” sesuai dengan minat dan perkembangan anak.
     Keuntungan :
a)      Didasarkan atas pengalaman dan minat anak
b)      Menggunakan beragam kegiatan untuk memecahkan masalah
c)      Guru dan murid bersama-sama merencanakan
d)     Memberikan pengalaman langsung kepada anak
e)      Menggunakan lingkungan sebagai sumber pelajaran
Kelemahan :
a)     Kurang mempersiapkan anak mengikuti ujian tradisional selama ini
b)   Memerlukan fasilitas pembelajaran yang belum dimiliki oleh sekolah
c)    Tidak memberikan pengetahuan yang logis dan sistematis
d)   Lebih mngutamakan proses dari pada materi
e)    Manajemen pembelajaran sangat sulit
4.      Core Curriculum
          Yaitu kurikulum inti yang diberikan kepada semua murid untuk mencapai keseluruhan progam kurikulum secara utuh. Contoh : Agama dan PPKN

B.       Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
     Tugas Kepala Sekolah sebagai Administrator sekolah menyelenggarakan berbagai bidang tugas di sekolah,  salah satunya adalah Manajemen Kurikulum/ Pembelajaran. Tugas Kepala Sekolah dalam manajemen pengajaran adalah sebagai berikut :
ü  Tugas Kepala Sekolah sebagai pimpinan sekolah dalam mengelola kegiatan belajar mengajar , meliputi : kalender sekolah, progam tahunan dan penyusunan jadwal
ü  Tugas Kepala Sekolah sebagai pimpinan sekolah dalam mengarahken guru-guru dalam menyusun kegiatan mengajar, meliputi : progam mengajar dalam satu tahun, progam mengajar dalam semester, progam persipan mengajar, progam mingguan/harian dalam bentuk catatan kemajuan belajar dan progam perbaikan dan pengayaan.
1.    Tugas Kepala Sekolah dalam Menyusun Progam Sekolah
          Sebagai  pimpinan, kepala sekolah mempunyai tugas menyusun progam kegiatan sekolah selama satu tahun ajaran yang terbagai dalam  dua semester.
a.       Kalender Sekolah
          Yang dimaksud dengan kalender sekolah ialah penjabaran jumlah hari sekolah efektif dalam satu tahun ajaran beserta waktu libur. Hari sekolah efektif sekurang-kurangnya 240 hari dan sebanyak-banyaknya 245 hari. Atas dasar jabaran waktu efektif itu, maka kepala sekolah dapat menyusun rencana kegiatan tahunan untuk sekolahnya. Pentingnya kalender sekolah (mrenurut Edward W.Smith) adalah sebagai berikut :
Ø  Kalender sekolah dapat bermanfaat bagi guru,siswa dan orang tua
Ø  Kalender sekolah berguna bagi seluruh staff sekolah dalam hubungan dengan masyarakat
Ø  Kalender sekolah berguna bagi kepala sekolah dan badan penyelenggara sekolah
Ø  Kalender sekolah berguna bagi masyarakat dalam melayani kebutuhan sekolah
b.      Progam Tahunan
          Salah satu tugas kepala sekolah adalah menyusun progam tahunan. Dalam progam tahunan terdapat seluruh kegiatan sekolah selama satu tahun yang dibagi dalam dua semester. Bentuk dan format progam tahunan itu dalam bentuk Gannt Chart. Chart itu terdiri dari dua dimensi yaitu vertikal yang berisi dimensi kegiatan, dan horisontal berarti dimensi waktu. Progam tahunan bertujuan untuk memudahkan cara kerja yang teratur dan berencana, serta memudahkan penilaian dan pengawasan.
c.       Jadwal Pelajaran untuk seluruh kelas
          Masalah penyusunan jadwal pelajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.
Prinsip didaktis meliputi :
Ø  Mata pelajaran yang dianggap berat dan memerlukan pemikiran diberikan pada saat anak masih segar (misal jam pertama dst)
Ø  Kegiatan pelajaran yang satu tidak mengganggu kelas lain dalam jam yang sama
Ø  Perlu selingan pelajaran yang bersifat pemikiran, memori, ketrampilan dan rekreatif
Ø  Harus ada waktu istirahat yang cukup
Prinsip Praktis meliputi :
Ø  Penugasan kepada guru sesuai minat dan keahliannya
Ø  Perhatikan senioritas guru, pelajaran yang membutuhkan tanggung jawab tingggi diserahkan kepada guru yang ber[engalaman
Ø  Perhatian kepada guru-guru  wanita (cuti hamil, mengurus keluarga dsb)
Ø  Hari mengajar tidak sepenuhnya untuk tugas mengajar sehingga ada kesempatan untuk koreksi tugas, evaluasi, persiapan tertulis dsb
Ø  Perlu perhatian guru istirahat pada jam tertentu kemudian melanjutkan mengajar pada jam berikutnya
Penyusunan jadwal pelajaran dilakukan melalui tiga tahap yaitu
·         Tahap pendahuluan/inventaris mata pelajaran, jumlah jam tiap mata pelajaran, guru yang mengampu dan jumlah jarm mengajar tiap guru, jumlah kelas dsb
·         Tahap penyiapan alat, yaitu papan jadwal, kartu mata pelajaran yang berisi nama mata pelajaran dan guru pengampu
·         Pemasangan kartu pada papan jadwal, papan jadwal ini berlaku untuk satu sekolah, sehingga pemasangan kartu dapat menghindarkan tabrakan jadwal dan didasari prinsip-prinsip yang telah dikemukakan sebelumnya.
2.    Tugas Kepala Sekolah dalam Mengarahkan Guru Kelas
          Guru adalah sumber daya insani yang sangat penting perannya dalam mendidik dan mengajar. Berhasilnya kegiatan belajar-mengajar bergantung kepada kemampuan guru dalam menyusun/merancang progam belajar-mengajar. Oleh karena itu kepala sekolah mempunyai tugas untuk mengarahkan guru-guru dalam menyusun progam belajar-mengajar antara lain :
a.       Progam Pengajaran Tahunan dan Semester
    Progam ini disusun oleh guru kelas untuk tiap mata pelajaran sebelum tahun ajaran dimulai. Dalam rangka menyusun Progam Pengajar Tahunan dan Semesteran, seorang guru perlu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
ü  Mempelajari secara umum/garis besar tentang susunan progam dan GBPP
ü  Mempelajari kalender pendidikan/sekolah
ü  Memperhatikan alokasi waktu yang ada dalam GBPP mata pelajaran yang bersangkutan tiap semester
ü  Menganalisis pokok bahasan/konsep/tema/bahan kajian yang ada dalam GBPP mata pelajaran yang bersangkutan
ü  Memperhatikan jadwal pelajaran
ü  Menyusun progam pengajaran tahunan dan semesteran dengan menggunakan format tertentu
b.      Progam Persiapan Mengajar
    Guru sekolah dasar maupun menengah tidak lagi di tuntut untuk menyusun satuan pelajaran yang berlaku untuk dua kali pertemuan  atau lebih dari setiap mata pelajaran. Sebagai gantinya guru diberi tugas untuk menyusun persiapan mengajar yang lebih sederhana dan praktis.
    Persipan mengajar tersebut bersifat harian yang dikembangkan dari progam Pengajaran Semester, sehingga di dalamnya terkandung komponen-komponen sebagai berikut :
ü  Hari da tanggal disajikan suatu pokok bahasan/sub pokok bahasan dari suatu mata pelajaran tertentu
ü  Jam pertemuan mata pelajaran
ü  Pokok bahasan/sub pokok bahasan atau konsep/sub konsep atau tema/sub tema yang akan diajarkan kepada siswa
ü  Tujuan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mempelajari pokok bahasan/sub pokok bahasan
ü  Urutan kegiatan belajar mengajar/jalan pelajaran
ü  Sumber pelajaran/ alat peraga
ü  Keterangan yang menyatakan
Misalnya pokok bahasan yang bersangkutan belum dapat disajikan atau pokok bahasan yang bersangkutan belum dikuasai oleh sebagian besar siswa dsb
C.      Strategi Pembaharuan Kurikulum
     Pembaharuan Kurikulum dapat dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang berbeda-beda di berbagai negara di belahab bumi ini. Secara teoritis terdapat 6 strategi yang dapat digunakan dalam pembaharuan kurikulum. Keenam  strategi ini dapat diterapkan secara terpisah, tetapi dapat juga diterapkan secara simultan atau merupakan gabungan dari beberapa strategi. Adapun jenis Strategi perubahan kurikulum yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1.      Strategi dari Atas ke Bawah
Strategi dari atas ke bawah berarti pembaharuan kurikulum dimulai atau dirancang pertama kali oleh pemerintah pusat, kemudian diturunkan berturut-turut ke bawah yaitu pemerintah daerah, ke sekeloh dan akhirnya sampai kepada guru.
Strategi ini tepat digunakan di negara-negara yang menganut sisitem pemerintahan sentralistis. Kurikulum disusun sebagai paket paket inovasi yang pelaksanaannya diserahkan kepada jajaran struktur birokratis dibawahnya. Tentu saja sebelum kurikulum diimplementasikan perlu adanya uji coba untuk validasi. Persiapan personel di lapangan perlu dilakukan.
2.      Strategi Penelitian dan Pengembangan
Strategi pembaharuan kurikulum ini dilaksanakan melalui kegiatan penelitian diikuti dengan  pengembangan kurikulum. Kegiatan penelitian terhadap pelaksanaan kurikulum sebelumnya dapat dilakukan lewat sponsor atau lewat lembaga atau instansi formal dalam jajaran birokrasi pendidikan , atau menyewa lembaga yang meleyani kegiatan penelitian. Dapat juga penelitian dilaksanakan oleh jajaran pimpinan sekolah, pengawas dan lembaga pengelola pendidikan yang tau betul tenteng situasi lapangan. Tentang siapa yang melaksanakan penelitian bergantung pada sistem pendidikan yang diterapkan di negara yang bersangkutan. Di Indonesia, bkegiatan penelitian dalam rangka pembaharuan kurikulum ini biasa dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan.
           Hasil penelitian dijadikan dasar dalam perancangan dan pengembangan kurikulum untuk diimplementasikan di sekolah-sekolah.
3.      Strategi Multi-Elemen
           Yang dimaksud  strategi multi-elemen adalah perlibatan berbagai unsur dalam kegiatan pembaharuan kurikulum. Tekanannya adalah melibatkan sebanyak-banyaknya partisipan masyarakat pendidikan dalam perancangan dan implementasi pembaharuan kurikulum. Strategi multi-elemen mencakup tiga cara yaitu
a)      Developmentalism yaitu usaha  untuk mengembangkan berbagai unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum
b)      Participation yaitu pelibatan berbagai pihak terutama guru dalam kegiatan perancangan kurikulum. Pelibatan berbagai elemen dalam perancangan pembaharuan kurikulum merupakan kunci keberhasilan pelaksanaannya di kemudian hari
c)      Support yaitu adanya dukungan yang berupa aspek material
4.      Sgtrategi dari Bawah ke Atas
           Strategi perubahan ini menekannkan agen perubahan di tingkat bawah sebagai awal pembaharuan kurikulum. Strategi ini dapat di tempuh melalui tiga cara yaitu :
a.       Sebuah agen perubahan yang netral menawarkan untuk membantu staff sekolah dala melihat masalah pendidikan dan merumuskan rancangan pembaharuan kurikulumnya di masa yang akan datang
b.      Dengan cara integratif yang mana pembahaeuan kurikulum dimulai dari tingkat guru, kemudian ke tingkat kelas lalu ke tingkat sekolah begitu seterusnya ke atas sampai ke pemerintah pusat (untuk sistem pemerintahan sentralisasi atau sesuai dengan kewenangan masing-masing) yang akhirnya menjadi kurikulum nasional.
c.       Guru sebagai agen pembaharuan yang melakukan kajian tentang kurikulum yang ada di kelas maupun di sekolah..
5.      Strategi dari  Tengah ke Atas
           Strategi perubahan kurikulum ini dimulai dari sekolah sebagai unit terbawah. Sekolah dengan berbagai komponen yang dimiliki memulai untuk mengkaji kurikulum yang dilaksanakan di sekolah. Hasil pengkajian sekolah-sekolah disampaikan kepasda unit yang berada di atasnya untuk mengadakan pembaharuan kurikulum, begitu seterusnya sampai pada pemerintah pusat
6.      Strategi Integratif
           Strategi Integratif mengacu pada perubahan kurikulum yang mencakuo berbagai komponen kurikulum bersama-sama. Perubahan integratif kurikulum dilaksanakan jika kurikulum yang lama dirombak secara total karena di anggap tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perubahan Integratif ini juga melibatkna berbagai komponen baik dari tingkat bawah  di kelas maupu di sekolah, Dinas pendidikan Kota/Kabupaten , pakar, LSM, masyarakat sampai pada tingkat menteri. Strategi perubahan kurikulum integratif dilakukan, sekolah-sekolah tetap menggunakan kurikulum lama yang sebelumnya berlaku. Baru setelah kurikulum baru tersusun secara matang, diberlakukanlah kurikulum yang baru.

D.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembaharuan Kurikulum
Pembaharuan kurikulum di pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1.      Tuntutan Masyarakat akan Perubahan
Masyarakat yang terkena oleh produk kurikulum yang diberlakukan akan merasakan akibat secara langsung, terutama hasil atau lulusan pendidikan dari sistem pendidikan yang berlaku. Masyarakt sendiri memilki harapan masa depan terhadap anank-anaknya yang sebagian tanggungjawabnya diserahkan kepada sekolah. Jika masyarakat tidak puas atas hasil pendidikan dan arah pendidikan yang ada, maka mereka memilki tuntutan atas perubahan kurikulum. Tuntutan masyarakat ini menjadi pertimbangan penting dalam perubahan kurikulum.
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
             Perubahan kurikulum dapat dipengaruhi oleh pekembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi. Ilmu dan teknologi yang berkembangnya bagaikan deret ukur menuntut dunia pendidikan untuk selalu memperhatikan kurikulumnya. Kurikulum yang tidak memperhatikan perkembangan ilmu dan teknologi akan tertinggal dalam memberikan pengalaman dan kemampuan kepada anak didiknya. Oleh sebab itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam mengadakan perubahan kurikulum.
3.      Perubahan Ideolgi Negara
             Perubahan ideologi negara akan berpengaruh terhadap semua sektor pembangunan di segala bidang, termasuk perubahan kurikulum. Jika suatu negara melakukan perubahan terhadap ideologinya, maka kurikulum harus berubah sesuai dengan perubahan ideologi yang ada. Misalnya suatu negara yang semua menganut sistem totalitarianisme berubah ke sistem demokrasi liberal, maka kurikulum yang semula mengarah ke negara totalitarisme sebagai ideologi negara harus diubah total mengikuti ideologi demokrasi liberal. Hal ini terjadi karena sistem pendidikan dan tujuan pendidikan selalu diorientasikan kepada tujuan nasional negara yang dijabarkan ke tujuan pendidikan nasional negara yang bersangkutan.
4.      Perkembangan Masyarakat
             Kurikulum harus di sesuaikan dengan jenis masyarakat yang hidup pada zamannya. Kurikulum yang ideal menuntut penyesuaian dengan masyarakatnya. Kurikulum untuk masyarakat agraris berbeda dengan kurikulum yang ada di lingkungan masyarakat maritim dan industri. Perkembangan masyarakat modern yang kebanyakan menuju ke masyarakat industri tidak boleh tidak akan mewarnai perubahan kurikulum yang diberikan di lembaga-lembaga pendidikan. Pengalaman belajar yang diberikan kepada anak didik di daerah  yang masyarakatnya agraris akan berbeda dengan pengalaman belajar yang diberikan kepada anak didik di daerah industri. Disinilah letak fungsionalnya kurikulum terhadap kehidupan lulusan pendidikan di masyarakat.

             Pengalaman belajar yang dikehendaki untuk dikuasai oleh siswa akan sangat berpengeruh terhadap kurikulum yang akan digunakan di lembaga-lembaga pendidikan. Pengalaman belajar bagi peserta didik yang menghendaki segera bekerja akan berbeda dengan pengalaman belajar peserta didik yang akan melanjutkan ke pendidikan selanjutnya





DAFTAR RUJUKAN


                Soetopo,hendyat.  2004. Manajemen Kurikulum. Malang: Universitas Negeri Malang
                        Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan.


            Yuningsih, F.W. 2013. Kurikulum sekolah. (Online),             (http://fadillaweka.blogspot.com/2013/04/kurikulumku sekolah.html), diakses 12 September 2014.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar