Kamis, 21 April 2016

TEKNIK EVALUASI NON-TES



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teknik  Evaluasi Non Tes
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan bahawa Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap, cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket (questionnaire)  dan analisis dokumen(documentary analysis). Ditinjau dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, ada berbagai macam, antara lain lembar pengamatan (observation form), lembar interview (interview form), angket atau kuesioner (questionnaire), catatan anekdot (anecdotal record)¸daftar riwayat hidup , instrument sosiometri (sociometry), skala penilaian (rating scale), dan daftar cek (check list).
Dalam melaksanakan suatu teknik, bisa menggunakan beberapa alternative instrument pengumpulan data. Yang penting sasaran data yang diinginkan bisa diperoleh. Berhubung, luasnya pembahasan mengenai teknik non tes, berikut ini hanya akan dibahas lima jenis teknik, yaitu obsercasi, wawancara, kueesioner, analisis dokumen, dan sosiometri.


B.     Macam-macam Teknik Evaluasi Non Tes
1.         Observasi
a.       Pengertian Teknik Observasi
Observasi adalah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswa dalam situasi tertentu. Melalui observasi, guru dapat mengamati, mendiskripsikan atau mengevaluasi:
1)             Performansi siswa (pupil’s performance), misalnya kemampuan memberikan laporan secara langsung atau melakukan berbagai kegiatan keterampilan.
2)             Melakukan suatu proses kegiatan dalam prosedur belajar (use of a procedur or process), misalnya menggunakan mikroskup atau menjalankan mesin.
3)             Hasil belajar (product), misalnya karya seni atau hasil proyek kegiatan ilmiah.
4)             Hubungan sosial dan gaya belajar (social relation learning style), misalnya interaksi dengan teman, cara memecahkan masalah, kebiasaan kerja, atau gaya partisipasi dalam kegiatan di kelas (Nitko dalam Wiyono dan Sunarni, 2009:21).
Menurut Arifin (2011:153) observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut dengan pedoman observasi.  Observasi tidak hanya digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian, terutama penelitian kualitatif (qualitative research). Sedangkan menurut Purwanto (1988:193) observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

b.      Jenis-Jenis Teknik Observasi
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:21) jenis observasi yang dilakukan bisa menggunakan observasi partisipasi (participastion observation), atau observasi  non-partisipasi (nonparticipation observation).Observasi partisipasi dilakukan bila observer terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Obsrevasi non-partisipasi dilakukan bila observer bersifat pasif atau mengamati dari luar kegiatan.
Alat atau instrument observasi yang digunakan bisa berupa daftar cek (checklist), skala penilaian (rating scale), catatan anekdot (anecdatol record), rekaman perilaku (behavior tallies), atau bagan partispasi (participation charts). Contoh lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nama Siswa       :
Hari/Tgl/Jam      :
Tempat               :
No
Aspek Yang Diobservasi
Penilaian
SL
SR
KD
TP
1
Mengajukan pertanyaan




2
Menjawab pertanyaan




3
Partisipasi dalam diskusi




4
Mengerjakan tugas




5
Dsb




Keterangan:
SL: Selalu,   SR : Seringkali,      KD: Kadang-kadang,   TP: Tidak Pernah

c.       Tujuan Teknik Observasi
Tujuan utama observasi adalah (Arifin, 2011:153):
1)      Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.
2)      Untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik), Interaksi antara peserta didik, dan faktor-faktor ysng dapat diamati lainya, terutama kecakapan sosial (social skills).

d.      Ciri-ciri Teknik observasi yaitu :
1)      Observasi mempunyai arah yang khusus, bukan secara tidak teratur melihat sekeliling untuk mencari kesan-kesan umum.
2)      Observasi ilmiah tentang tingkah laku adalah sistematis, bukan secara sesuka hati dan untung-untungan mendekati situasi.
3)      Observasi bersifat kuantitatif, mencatat sejumlah peristiwa tentang tipe-tipe tingkah laku tertentu.
4)      Observasi mengadakan pencatatan dengan segera: pencatatan-pencatatan dilakukan segera, bukan menyadarkan diri pada ingatan
5)      Observasi meminta keahlian, dilakukan seseorang yang memang telah terlatih untuk melakukanya.
6)      Hasil-hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin keadaan dan kesasihan ( C.V. Good, A.S. Barr, and D.E. Scates dalam Arifin, 2011:154).

e.       Kelebihan dan kelemahan Teknik Observasi
Kelebihan observasi, antara lain (1) observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena, (2) observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan, (3) banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi, (4) tidak terkait dengan laporan pribadi. Adapun kelemahannya adalah (1) sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observe itu sendiri, (2) biasanya masalah pribadi sulit diamati, (3) jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observasi sering menjadi jenuh (Arifin, 2011:156). Sedangkan menurut Purwanto (1988:199-200) kebaikan dan kelemahan teknik observasi adalah sebagai berikut:
1)      Kebaikannya :
·         Data observasi diperoleh secra langsung dengan melihat/mengamati kegiatan/ekspresi murid dalam melakukan/bereaksi terhadap sesuatu perangsang atau situasi tertentu, sehingga dengan demikian data tersebut dapat lebih objektif dan melukiskan aspek-aspek kepribadian murid yang sebenarnya .
·         Di dalam situasi yang relatif “bebas” dalam arti tanpa adanya tekanan-tekanan dari luar, individu yang diamati tidak berasa on the spot  dia tidak merasa sendirian, dia melakukan kegiatan dan mengekspresikan kebiasaan minat, serta sifat-sifatnya secara spontan.
·         Data yang diperoleh dari observasi mencangkup berbagai aspek kepribadian individu, sehingga di dalam pengolahannya tidak berat sebelah, atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kecakapan/pencapaian hasil belajar murid.
2)      Kelemahannya :
·         Observasi sebagai suatu teknik evaluasi memerlukan sejumlah skill yang baik, yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengamat/guru harus menyadari perbedaan antara tingkah laku yang terrlukiskan dengantingkah laku yang dievaluasi, atau dengan kata lain, pengamat harus dapat membedakan apa yang tersurat dan apa-apa yang tersirat.
·         Kepribadian si pengamat seringkali merupakan variabel tambahan. Pengalaman, prsangka-prasangka, nilai-nilai dari si pengamat tidak selalu dapat dipisahkan secara tegas dari tingkah laku murid yang dicatatnya.
·         Tingkah laku yang sama yang dimanifestasikan oleh bermacam-macam individu, belum tentu mempunyai arti yang sama bagi pengamat-pengamat yang berlainan.sehingga jika hal itu terjadi. Dapat mengurangi obyektivitas analisis hasil/data observasi itu sendiri.
·         Data yang hanya diperoleh dari pbservasi tidak dapat memberikan gambaran yang sama tentang struktur kepribadian individu. Untuk masih diperlukan data yang diperoleh dengan teknik lain. Dapat ditambahkan disini, bahwa teknik observasi memakan waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan teknik yang lain.

2.        Teknik Wawancara
a.       Pegertian Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan (Wiyono dan Sunarni, 2009:22). Sedangkan menurut Arifin (2011:157-158) wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab. Baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru dengan orang yang diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui perantara, sementara wawancara tidak langsung artinya adalah pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantara orang lain atau media. Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya.

b.      Jenis-Jenis Teknik Wawancara
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:22) secara umum, ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran, yaitu wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview). Wawancara terstruktur disebur juga dengab istilah wawancara terpimpin (guided interview), atau wawancara sistematis (systematic interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut juga dengan istilah wawancara tidak terpimpin (un-uided interview) atau wawancara tidak sistematis (non-uided interview).

c.       Tujuan Teknik Wawancara
Menurut Arifin (2011:153) tujuan wawancara adalah sebagai berikut :
1)      Tujuan memperoleh informasi secara langsung guna menggunakan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2)      Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3)      Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau seseorang tertentu

d.      Kelebihan dan Kelemahan  Teknik Wawancara
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:22-23) wawancara sangat tepat untuk mengungkapkan aspek pribadi siswa, cita-cita siswa atau data lain yang diperlukan dari siswa. Kelebihan wawancara adalah dapat melakukan kontak langsung dengan siswa, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam. Kelemahannya kurang efisien, menuntut penguasaan komunikasi pendidik secara baik, dan sulit menghilangkan unsur subyektivitas. Untuk bisa memperoleh hasil wawancara yang baik, perlu dilakukan pencatatan secara baik pula. Bila dimungkinkan, bisa dilengkapi dengan alat bantu berupa alat perekam suara (tape recorder).
Wawancara mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan wawancara antara lain (1) dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui objektifitasnya (2) dapat memperbaiki proses dan hasil belajar (3) sedangkan kelemahan wawancara adalah (1) jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan waktu, tenaga dan biaya (2) adakalanya wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehngga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan (3) sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawancarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara dengan orang yang diwawancarai (Arifin,  2011:158).

3.      Teknik Kuesioner
a.       Pengertian Teknik Kuesioner
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) kuesioner (questionnaire) adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh informasi tentang siswa dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis, sehingga diperoleh informasi yang lebih luas dan mendalam tentang diri siswa. Dengan kata lain kuesioner merupakan suatau daftar pertanyaan yang harus diisi siswa yang aka diukur untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat siswa. Meskipun tidak sama persis, teknik ini banyak disebut juga dengan istilah metode angket.

b.      Jenis-Jenis Teknik Kuesioner
Ada beberapa jenis kuesioner. Ditinjau dari sisi yang menjawab, dapat dibedakan atas kuesioner langsung (direct questionnaire), dan kuesioner tidak lanagsung (indirect questionnaire). Dikatakan langsung, bila kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang dimintai informasi. Dikatakan tidak langsung, bila kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai informasi.
Ditinjau dari segi cara menjawab, dapat dibedakan atas kuesioner tertutup (closed questionnaire) dan kuesioner terbuka (opened questionnaire). Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Sedangkan kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa, sehingga pengisi bebas mengemukakan pendapatnya (Wiyono dan Sunarni, 2009:23).
Menurut Arifin(2011:166-167)angket terdiri atas beberapa bentuk, yaitu:
1)      Bentuk angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk angket berstruktur terdiri atas tiga bentuk yaitu :
·         Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif jawaban
·         Bentuk jawaban tertutup, tetapi pada alternatif  jawaban terakhir diberikan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk menjawab secara bebas.
·         Bentuk jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan jawaban dalam bentuk gambar.
2)      Bentuk angket tak berstruktur yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan ersebut. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis secara statistic sehingga kesimpulanya pun hanya merupakan pandangan yang bersifat umum.

c.       Kelebihan dan kelemahan Teknik Angket
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data. Kelebihan kuesioner adalah dapat mengungkapkan data dalam jumlah yang besar, sangat tepat untuk mengungkapkan kepribadian, memberikan kesempatan waktu yang luas, dan siswa memiliki kebebasan dalam menjawabnya. Sedangkan kelemahannya adalah sulit bisa memastikan obyektivitas jawaban siswa, dan pertanyaan cenderung terbatas (Wiyono dan Sunarni, 2009:23). Sedangkan menurut Arifin (2011:166)  keuntungan angket antara laian (1) responden menjawab ddengan bebass tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relative lama, sehingga objektifitas dapat terjamin (2) informasi atau data terkumpul mudah karena itemnya homogen (3) dapat digunakan untuk mengumplkan data dari jumlah esponden yang besar yang dijadikan sampel. Kelemahanya adalah (1) ada kemungkinan angket diiisi oleh orang lain (2) hanya diperuntukan bagi yang dapat melihat saja (3) responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.


4.      Teknik Analisis Dokumen
a.       Pengertian Teknik Analisis Dokumen
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) selain ketiga teknik tersebut, teknik nontes lain yang dapat digunakan dapat mengumpulkan data adalah melalui analisis dokumen. Evaluasi mengenai kemajuan atau keberhasilan belajar siswa, selain diperoleh melalui tes, juga dapat diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen, misalnya dokumen tentang riwayat hidup (auto biografi) siswa.

b.      Bentuk Teknik Analisis Dokumen
Bentuk analisis dokumen, ada bermacam-macam. Salah satu bentuk yang sering dilakukan adalah pemeriksaan daftar pribadi (personality inventory) atau pemeriksaan daftar riwayat hidup. Beberapa informasi yang telaah dalam daftar pribadi antara lain data tentang diri, baik keadaan tubuh maupun riwayat ksehatan, data tentang kepandaian dan kecakapan yang dimiliki, data tentang sifat dan tabiat, data tentang cita-cita dan hari depan, data keluarga, baik ayah maupun ibu, pekerjaan orang tua, penghasilan atau alamat, data yang berhubungan dengan sekolah, dan data lain yang dianggap perlu, misalnya kegiatan yang pernah dilakukan.
Melalui analisis dokumen data pribadi, disamping memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang pribadi siswa, juga dapat membantu guru untuk memberikan bimbingan belajar yang optimal, dan mengarahkan ke pemilihan karier jabatan di masa depan (Wiyono dan Sunarni, 2009:23-24).

5.      Teknik Sosiometri
a.       Pengertian Teknik Sosiometri
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) disamping keempat teknik tersebut, salah satu teknik nontes lain yang banyak digunakan adalah teknik sosiometri. Sosiometri digunakan untuk mengungkapakan tingkat sosiometri siswa. Dengan kata lain, teknik sosiometri merupakan teknik nontes yang digunakan untuk menelaah struktur hubungan sosial di antara siswa di dalam kelas atau sekolah. Sedangkan menurut Arifin (2009:170) sosiometri adalah suatu proseur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat menguantifikasi pendapat-pendapat peseta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantara mereka. Seperti diketahui, disekolah banyak peserta didik kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya.

b.      Langkah Pelaksanaan Teknik Sosometri
Ditinjau dari langkah pelaksanaannya, metode sosiometri dapat dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap memilih teman, pentabelan (tabulating), dan pembuatan peta (diagramming). Bila ditinjau dari fungsinya, data sosiometri dapat dianalisis melalui beberapa cara. Secara singkat Fernandes dalam Wiyono dan Sunarni (2009:24) membedakan menjadi tiga, yaitu matrik pemilihan sosiometri (sosiometric choice matrices), sosiogram (sosiograms), dan indek sosiometri (sosiometric indices).
Tahap pertama dilakukan dengan cara, masing-masing siswa diminta memilih dua atau tiga orang teman dalam kelas yang paling cocok atau disenangi  di dalam kelas. Pemilihan dilakukan secara bebas dan rahasia, sehingga dapat mencerminkan keadaan sebenarnya. Dari hasil pemihan tersebut, selanjutnya dibuat suatu tabel yang merupakan hasil rangkuman data dari pemilihan yang dilakukan.
Sebagai cotoh, diminta lima siswa untuk memilih dua teman yang paling disukai. Pilihan pertama diberikan skor 2, dan pilihan kedua diberikan skor 1. Dari hasil pemilihan, dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemilih
Yang Dipilih
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
-
1
-
1
2
1
-
1
2
1
2
2
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
Pilihan Pertama
Pilihan Kedua
2 (x 2)
1 (x 1)
3 (x 2)
1 (x 1)
-
2 (x 1)
-
1 (x 1)
-
-
Total Skor
5
7
2
1
0

Berdasarkan hasil matrik pilihan tersebut di atas, dapat digaris bawahi bahwa diperoleh skor 5 untuk A, 7 untuk B, 2 untuk C, 1 untuk D, dan 0 untuk E. Dari hasil matrik tersebut, selanjutnya dapat dibuat suatu hasil tabulasi dalam bentuk sosiogram. Ada tiga jenis pilihan, yaitu: (a) pilihan satu jalur (one way choice), (b) pilihan dua jalur (muttually choice), dan (c) tidak ada pilihan (no choice). Tiga jenis pilihan tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk garis, sebagai berikut:
B
C
D
E
A
 









            Ket:                   Pilihan Pertama
                                      Pilihan Kedua

Berdasarkan bagan sosiogram tersebut, dapat diketahui bahwa B memperoleh pilihan paling banyak. Untuk itu, dapat dianggap sebagai leader atau bintang (star). Sedangkan yang tak ada pilihan, yakni E dainggap sebagai isolates.Bilamana pemilihan tersebut diterapkan pada sejumlah siswa di dalam kelas, akan diperoleh data secara jelas tentang hubungan sosial antar siswa dalam kelas. Tingkat kohesi (cohesion), integrasi (integrativeness) maupun ekspansif (expansiveness) kelompok akan diketahui. Melalui sosiogram, juga akan diketahui jumlah sub-sub kelompok yang ada dalam kelas. Sekelompok siswa yang saling memilih menunjukkan kelompok-kelompok kecil dalam kelas. Untuk itu, kegunaan sosiogram disamping untuk membantu sosialisasi siswa, juga untuk pembentukan kelompok, pengarahan dinamika kelompok dan memberikan bimbingan kepada siswa.

Secara singkat Fernandes dalam Wiyono dan Sunarni (2009:26) mengemukakan empat kegunaan teknik sosimetri, yaitu: (a) mengembangkan struktur sosial keompok siswa, (b) mengembangkan penyesuaian sosial siswa secara individual, (c) mempelajari efek praktik atau kegiatan sekolah pada siswa, dan (d) mempelajari kualitas kepemimpinan dalam berbagai informasi.

Disamping kelima teknik tersebut, masih banyak teknik nontes lainnya yang bisa digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran. salah satu teknik yang teknik yang juga sering digunakan adalah teknik anecdotal records. Anecdotal records adalah catatan-catatan yang dibuat guru tentang suatu peristiwa atau kejadian yang dianggap penting, yang dilakukan atau dialami siswa. Teknik ini banyak disenangi guru, terutama dalam mengumpulkan data tentang karakteristik, permasalahan bahkan prestasi siswa. Dengan catatan-catatan tersebut, dapat dilakukan penilaian tentang kepribadian siswa secara lebih obyektif. 

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 1988. Prisip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya Anggota IKAPI.
Wiyono, Bambang, Budi., & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar