BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teknik
Evaluasi Non
Tes
Menurut
Wiyono dan Sunarni (2009:20-21) mengatakan bahawa Teknik non tes adalah teknik
evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam mengumpulkan
data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap, cek, dan
sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa dibedakan
atas teknik pengamatan (observation), wawancarra
(interview), angket (questionnaire) dan analisis dokumen(documentary analysis). Ditinjau dari instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data, ada berbagai macam, antara lain lembar pengamatan (observation form), lembar interview (interview form), angket atau kuesioner (questionnaire), catatan anekdot (anecdotal record)¸daftar riwayat hidup ,
instrument sosiometri (sociometry), skala
penilaian (rating scale), dan daftar
cek (check list).
Dalam
melaksanakan suatu teknik, bisa menggunakan beberapa alternative instrument
pengumpulan data. Yang penting sasaran data yang diinginkan bisa diperoleh.
Berhubung, luasnya pembahasan mengenai teknik non tes, berikut ini hanya akan
dibahas lima jenis teknik, yaitu obsercasi, wawancara, kueesioner, analisis
dokumen, dan sosiometri.
B.
Macam-macam
Teknik Evaluasi Non Tes
1.
Observasi
a. Pengertian
Teknik Observasi
Observasi adalah satu teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati perilaku siswa dalam situasi tertentu. Melalui observasi,
guru dapat mengamati, mendiskripsikan atau mengevaluasi:
1)
Performansi siswa (pupil’s performance), misalnya kemampuan memberikan laporan secara
langsung atau melakukan berbagai kegiatan keterampilan.
2)
Melakukan suatu proses kegiatan dalam
prosedur belajar (use of a procedur or
process), misalnya menggunakan mikroskup atau menjalankan mesin.
3)
Hasil belajar (product), misalnya karya seni atau hasil proyek kegiatan ilmiah.
4)
Hubungan sosial dan gaya belajar (social relation learning style), misalnya
interaksi dengan teman, cara memecahkan masalah, kebiasaan kerja, atau gaya
partisipasi dalam kegiatan di kelas (Nitko dalam Wiyono dan Sunarni, 2009:21).
Menurut
Arifin (2011:153) observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut dengan
pedoman observasi. Observasi tidak hanya
digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian,
terutama penelitian kualitatif (qualitative
research). Sedangkan menurut Purwanto (1988:193) observasi ialah metode
atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung.
b. Jenis-Jenis
Teknik Observasi
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:21)
jenis observasi yang dilakukan bisa menggunakan observasi partisipasi (participastion observation), atau
observasi non-partisipasi (nonparticipation observation).Observasi partisipasi dilakukan
bila observer terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan. Obsrevasi
non-partisipasi dilakukan bila observer bersifat pasif atau mengamati dari luar
kegiatan.
Alat atau instrument observasi yang
digunakan bisa berupa daftar cek (checklist),
skala penilaian (rating scale),
catatan anekdot (anecdatol record),
rekaman perilaku (behavior tallies),
atau bagan partispasi (participation
charts). Contoh lembar observasi adalah sebagai berikut:
Nama
Siswa :
Hari/Tgl/Jam :
Tempat :
No
|
Aspek
Yang Diobservasi
|
Penilaian
|
|||
SL
|
SR
|
KD
|
TP
|
||
1
|
Mengajukan
pertanyaan
|
||||
2
|
Menjawab
pertanyaan
|
||||
3
|
Partisipasi
dalam diskusi
|
||||
4
|
Mengerjakan
tugas
|
||||
5
|
Dsb
|
Keterangan:
SL: Selalu, SR : Seringkali, KD: Kadang-kadang, TP: Tidak Pernah
c. Tujuan
Teknik Observasi
Tujuan utama observasi adalah
(Arifin, 2011:153):
1) Untuk
mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa
peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam
situasi buatan.
2) Untuk
mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik),
Interaksi antara peserta didik, dan faktor-faktor ysng dapat diamati lainya,
terutama kecakapan sosial (social skills).
d.
Ciri-ciri Teknik observasi yaitu :
1) Observasi
mempunyai arah yang khusus, bukan secara tidak teratur melihat sekeliling untuk
mencari kesan-kesan umum.
2) Observasi
ilmiah tentang tingkah laku adalah sistematis, bukan secara sesuka hati dan
untung-untungan mendekati situasi.
3) Observasi
bersifat kuantitatif, mencatat sejumlah peristiwa tentang tipe-tipe tingkah
laku tertentu.
4) Observasi
mengadakan pencatatan dengan segera: pencatatan-pencatatan dilakukan segera,
bukan menyadarkan diri pada ingatan
5) Observasi
meminta keahlian, dilakukan seseorang yang memang telah terlatih untuk
melakukanya.
6) Hasil-hasil
observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin keadaan dan kesasihan (
C.V. Good, A.S. Barr, and D.E. Scates dalam Arifin, 2011:154).
e. Kelebihan
dan kelemahan Teknik Observasi
Kelebihan observasi, antara lain (1)
observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena, (2) observasi
cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan
suatu kegiatan, (3) banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi
justru lebih tepat dengan observasi, (4) tidak terkait dengan laporan pribadi.
Adapun kelemahannya adalah (1) sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh
keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun
observe itu sendiri, (2) biasanya masalah pribadi sulit diamati, (3) jika
proses yang diamati memakan waktu lama, maka observasi sering menjadi jenuh
(Arifin, 2011:156). Sedangkan menurut Purwanto (1988:199-200) kebaikan dan
kelemahan teknik observasi adalah sebagai berikut:
1) Kebaikannya
:
·
Data observasi diperoleh secra langsung
dengan melihat/mengamati kegiatan/ekspresi murid dalam melakukan/bereaksi
terhadap sesuatu perangsang atau situasi tertentu, sehingga dengan demikian
data tersebut dapat lebih objektif dan melukiskan aspek-aspek kepribadian murid
yang sebenarnya .
·
Di dalam situasi yang relatif “bebas”
dalam arti tanpa adanya tekanan-tekanan dari luar, individu yang diamati tidak
berasa on the spot dia tidak merasa sendirian, dia melakukan
kegiatan dan mengekspresikan kebiasaan minat, serta sifat-sifatnya secara
spontan.
·
Data yang diperoleh dari observasi
mencangkup berbagai aspek kepribadian individu, sehingga di dalam pengolahannya
tidak berat sebelah, atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari
kecakapan/pencapaian hasil belajar murid.
2) Kelemahannya
:
·
Observasi sebagai suatu teknik evaluasi
memerlukan sejumlah skill yang baik,
yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengamat/guru harus menyadari perbedaan
antara tingkah laku yang terrlukiskan dengantingkah laku yang dievaluasi, atau
dengan kata lain, pengamat harus dapat membedakan apa yang tersurat dan apa-apa
yang tersirat.
·
Kepribadian si pengamat seringkali
merupakan variabel tambahan. Pengalaman, prsangka-prasangka, nilai-nilai dari
si pengamat tidak selalu dapat dipisahkan secara tegas dari tingkah laku murid
yang dicatatnya.
·
Tingkah laku yang sama yang
dimanifestasikan oleh bermacam-macam individu, belum tentu mempunyai arti yang
sama bagi pengamat-pengamat yang berlainan.sehingga jika hal itu terjadi. Dapat
mengurangi obyektivitas analisis hasil/data observasi itu sendiri.
·
Data yang hanya diperoleh dari pbservasi
tidak dapat memberikan gambaran yang sama tentang struktur kepribadian
individu. Untuk masih diperlukan data yang diperoleh dengan teknik lain. Dapat
ditambahkan disini, bahwa teknik observasi memakan waktu yang relatif lama jika
dibandingkan dengan teknik yang lain.
2.
Teknik
Wawancara
a. Pegertian
Teknik Wawancara
Wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi untuk
mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan (Wiyono dan Sunarni, 2009:22). Sedangkan
menurut Arifin (2011:157-158) wawancara merupakan salah satu bentuk alat
evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab. Baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian wawancara
langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru dengan orang yang
diwawancarai (interviewee) atau
peserta didik tanpa melalui perantara, sementara wawancara tidak langsung
artinya adalah pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik
melalui perantara orang lain atau media. Jadi, tidak menemui langsung kepada
sumbernya.
b. Jenis-Jenis
Teknik Wawancara
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:22)
secara umum, ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran, yaitu wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara
tidak terstruktur (unstructured
interview). Wawancara terstruktur disebur juga dengab istilah wawancara
terpimpin (guided interview), atau
wawancara sistematis (systematic
interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut juga dengan
istilah wawancara tidak terpimpin (un-uided
interview) atau wawancara tidak sistematis (non-uided interview).
c. Tujuan
Teknik Wawancara
Menurut Arifin (2011:153) tujuan
wawancara adalah sebagai berikut :
1) Tujuan
memperoleh informasi secara langsung guna menggunakan suatu hal atau situasi
dan kondisi tertentu.
2) Untuk
melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3) Untuk
memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau seseorang tertentu
d. Kelebihan
dan Kelemahan Teknik Wawancara
Menurut
Wiyono dan Sunarni (2009:22-23) wawancara sangat tepat untuk mengungkapkan
aspek pribadi siswa, cita-cita siswa atau data lain yang diperlukan dari siswa.
Kelebihan wawancara adalah dapat melakukan kontak langsung dengan siswa,
sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam.
Kelemahannya kurang efisien, menuntut penguasaan komunikasi pendidik secara
baik, dan sulit menghilangkan unsur subyektivitas. Untuk bisa memperoleh hasil
wawancara yang baik, perlu dilakukan pencatatan secara baik pula. Bila
dimungkinkan, bisa dilengkapi dengan alat bantu berupa alat perekam suara (tape recorder).
Wawancara mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan wawancara antara lain (1) dapat berkomunikasi secara
langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui
objektifitasnya (2) dapat memperbaiki proses dan hasil belajar (3) sedangkan
kelemahan wawancara adalah (1) jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka
proses wawancara banyak menggunakan waktu, tenaga dan biaya (2) adakalanya
wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehngga data kurang dapat memenuhi
apa yang diharapkan (3) sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik
yang diwawancarai dan sikap overaction
dari guru sebagai pewawancara dengan orang yang diwawancarai (Arifin, 2011:158).
3.
Teknik
Kuesioner
a.
Pengertian Teknik Kuesioner
Menurut
Wiyono dan Sunarni (2009:23) kuesioner (questionnaire) adalah salah satu
teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh
informasi tentang siswa dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis,
sehingga diperoleh informasi yang lebih luas dan mendalam tentang diri siswa. Dengan
kata lain kuesioner merupakan suatau daftar pertanyaan yang harus diisi siswa
yang aka diukur untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat siswa. Meskipun tidak sama persis,
teknik ini banyak disebut juga dengan istilah metode angket.
b.
Jenis-Jenis Teknik Kuesioner
Ada beberapa jenis kuesioner. Ditinjau
dari sisi yang menjawab, dapat dibedakan atas kuesioner langsung (direct
questionnaire), dan kuesioner tidak lanagsung (indirect questionnaire).
Dikatakan langsung, bila kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang dimintai informasi. Dikatakan tidak langsung, bila kuesioner
tersebut dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai informasi.
Ditinjau dari segi cara menjawab, dapat
dibedakan atas kuesioner tertutup (closed questionnaire) dan kuesioner
terbuka (opened questionnaire). Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi tinggal
memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Sedangkan kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang disusun sedemikian rupa, sehingga pengisi bebas mengemukakan
pendapatnya (Wiyono dan Sunarni, 2009:23).
Menurut Arifin(2011:166-167)angket terdiri
atas beberapa bentuk, yaitu:
1) Bentuk
angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban.
Bentuk angket berstruktur terdiri atas tiga bentuk yaitu :
·
Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket
yang setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif jawaban
·
Bentuk jawaban tertutup, tetapi pada
alternatif jawaban terakhir diberikan
secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan peserta didik
untuk menjawab secara bebas.
·
Bentuk jawaban bergambar, yaitu angket
yang memberikan jawaban dalam bentuk gambar.
2) Bentuk
angket tak berstruktur yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara
terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan ersebut. Hal ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat
dinilai secara objektif. Jawabanya tidak dapat dianalisis secara statistic
sehingga kesimpulanya pun hanya merupakan pandangan yang bersifat umum.
c.
Kelebihan dan kelemahan Teknik Angket
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan
kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data. Kelebihan kuesioner
adalah dapat mengungkapkan data dalam jumlah yang besar, sangat tepat untuk
mengungkapkan kepribadian, memberikan kesempatan waktu yang luas, dan siswa
memiliki kebebasan dalam menjawabnya. Sedangkan kelemahannya adalah sulit bisa
memastikan obyektivitas jawaban siswa, dan pertanyaan cenderung terbatas
(Wiyono dan Sunarni, 2009:23). Sedangkan menurut Arifin (2011:166) keuntungan angket antara laian (1) responden
menjawab ddengan bebass tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau
penilai, dan waktu relative lama, sehingga objektifitas dapat terjamin (2)
informasi atau data terkumpul mudah karena itemnya homogen (3) dapat digunakan
untuk mengumplkan data dari jumlah esponden yang besar yang dijadikan sampel.
Kelemahanya adalah (1) ada kemungkinan angket diiisi oleh orang lain (2) hanya
diperuntukan bagi yang dapat melihat saja (3) responden hanya menjawab
berdasarkan jawaban yang ada.
4.
Teknik
Analisis Dokumen
a. Pengertian
Teknik Analisis Dokumen
Menurut
Wiyono dan Sunarni (2009:23) selain ketiga teknik tersebut, teknik nontes lain
yang dapat digunakan dapat mengumpulkan data adalah melalui analisis dokumen.
Evaluasi mengenai kemajuan atau keberhasilan belajar siswa, selain diperoleh
melalui tes, juga dapat diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
dokumen, misalnya dokumen tentang riwayat hidup (auto biografi) siswa.
b. Bentuk
Teknik Analisis Dokumen
Bentuk analisis dokumen, ada bermacam-macam.
Salah satu bentuk yang sering dilakukan adalah pemeriksaan daftar pribadi (personality
inventory) atau pemeriksaan daftar riwayat hidup. Beberapa informasi yang
telaah dalam daftar pribadi antara lain data tentang diri, baik keadaan tubuh
maupun riwayat ksehatan, data tentang kepandaian dan kecakapan yang dimiliki,
data tentang sifat dan tabiat, data tentang cita-cita dan hari depan, data
keluarga, baik ayah maupun ibu, pekerjaan orang tua, penghasilan atau alamat,
data yang berhubungan dengan sekolah, dan data lain yang dianggap perlu,
misalnya kegiatan yang pernah dilakukan.
Melalui analisis dokumen data pribadi,
disamping memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang
pribadi siswa, juga dapat membantu guru untuk memberikan bimbingan belajar yang
optimal, dan mengarahkan ke pemilihan karier jabatan di masa depan (Wiyono dan
Sunarni, 2009:23-24).
5.
Teknik
Sosiometri
a. Pengertian
Teknik Sosiometri
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23)
disamping keempat teknik tersebut, salah satu teknik nontes lain yang banyak
digunakan adalah teknik sosiometri. Sosiometri digunakan untuk mengungkapakan
tingkat sosiometri siswa. Dengan kata lain, teknik sosiometri merupakan teknik
nontes yang digunakan untuk menelaah struktur hubungan sosial di antara siswa
di dalam kelas atau sekolah. Sedangkan menurut Arifin (2009:170) sosiometri
adalah suatu proseur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat
menguantifikasi pendapat-pendapat peseta didik tentang penerimaan teman
sebayanya serta hubungan diantara mereka. Seperti diketahui, disekolah banyak
peserta didik kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
b. Langkah
Pelaksanaan Teknik Sosometri
Ditinjau dari langkah pelaksanaannya,
metode sosiometri dapat dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap memilih
teman, pentabelan (tabulating), dan pembuatan peta (diagramming).
Bila ditinjau dari fungsinya, data sosiometri dapat dianalisis melalui beberapa
cara. Secara singkat Fernandes dalam Wiyono dan Sunarni (2009:24) membedakan
menjadi tiga, yaitu matrik pemilihan sosiometri (sosiometric choice matrices),
sosiogram (sosiograms), dan indek sosiometri (sosiometric indices).
Tahap pertama dilakukan dengan cara,
masing-masing siswa diminta memilih dua atau tiga orang teman dalam kelas yang paling
cocok atau disenangi di dalam kelas.
Pemilihan dilakukan secara bebas dan rahasia, sehingga dapat mencerminkan
keadaan sebenarnya. Dari hasil pemihan tersebut, selanjutnya dibuat suatu tabel
yang merupakan hasil rangkuman data dari pemilihan yang dilakukan.
Sebagai cotoh, diminta lima siswa untuk
memilih dua teman yang paling disukai. Pilihan pertama diberikan skor 2, dan
pilihan kedua diberikan skor 1. Dari hasil pemilihan, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Pemilih
|
Yang
Dipilih
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
A
B
C
D
E
|
-
1
-
1
2
|
1
-
1
2
1
|
2
2
-
-
-
|
-
-
2
-
-
|
-
-
-
-
-
|
Pilihan
Pertama
Pilihan
Kedua
|
2
(x 2)
1
(x 1)
|
3
(x 2)
1
(x 1)
|
-
2
(x 1)
|
-
1
(x 1)
|
-
-
|
Total
Skor
|
5
|
7
|
2
|
1
|
0
|
Berdasarkan hasil matrik pilihan
tersebut di atas, dapat digaris bawahi bahwa diperoleh skor 5 untuk A, 7 untuk
B, 2 untuk C, 1 untuk D, dan 0 untuk E. Dari hasil matrik tersebut, selanjutnya
dapat dibuat suatu hasil tabulasi dalam bentuk sosiogram. Ada tiga jenis
pilihan, yaitu: (a) pilihan satu jalur (one way choice), (b) pilihan dua
jalur (muttually choice), dan (c) tidak ada pilihan (no choice).
Tiga jenis pilihan tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk garis, sebagai
berikut:
B
|
C
|
D
|
E
|
A
|
Ket: Pilihan Pertama
Pilihan
Kedua
Berdasarkan
bagan sosiogram tersebut, dapat diketahui bahwa B memperoleh pilihan paling
banyak. Untuk itu, dapat dianggap sebagai leader atau bintang (star).
Sedangkan yang tak ada pilihan, yakni E dainggap sebagai isolates.Bilamana
pemilihan tersebut diterapkan pada sejumlah siswa di dalam kelas, akan
diperoleh data secara jelas tentang hubungan sosial antar siswa dalam kelas.
Tingkat kohesi (cohesion), integrasi (integrativeness) maupun
ekspansif (expansiveness) kelompok akan diketahui. Melalui sosiogram,
juga akan diketahui jumlah sub-sub kelompok yang ada dalam kelas. Sekelompok
siswa yang saling memilih menunjukkan kelompok-kelompok kecil dalam kelas.
Untuk itu, kegunaan sosiogram disamping untuk membantu sosialisasi siswa, juga
untuk pembentukan kelompok, pengarahan dinamika kelompok dan memberikan
bimbingan kepada siswa.
Secara singkat Fernandes dalam Wiyono
dan Sunarni (2009:26) mengemukakan empat kegunaan teknik sosimetri, yaitu: (a)
mengembangkan struktur sosial keompok siswa, (b) mengembangkan penyesuaian
sosial siswa secara individual, (c) mempelajari efek praktik atau kegiatan
sekolah pada siswa, dan (d) mempelajari kualitas kepemimpinan dalam berbagai
informasi.
Disamping
kelima teknik tersebut, masih banyak teknik nontes lainnya yang bisa digunakan
sebagai teknik pengumpulan data dalam evaluasi pembelajaran. salah satu teknik
yang teknik yang juga sering digunakan adalah teknik anecdotal records.
Anecdotal records adalah catatan-catatan yang dibuat guru tentang suatu peristiwa
atau kejadian yang dianggap penting, yang dilakukan atau dialami siswa. Teknik
ini banyak disenangi guru, terutama dalam mengumpulkan data tentang
karakteristik, permasalahan bahkan prestasi siswa. Dengan catatan-catatan
tersebut, dapat dilakukan penilaian tentang kepribadian siswa secara lebih
obyektif.
DAFTAR
RUJUKAN
Arifin,
Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto,
Ngalim. 1988. Prisip-Prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya Anggota IKAPI.
Wiyono,
Bambang, Budi., & Sunarni. 2009. Evaluasi
Program Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar