Senin, 18 April 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Sejarah Perkembangan Bimbingan Dan Konseling
Terdapat sejumlah faktor yang mendorong perkembangan gerakan bimbingan, sampai mendapat tempat di instansi pendidikan sekolah. Pertama, perhatian terhadap para imigran yang datang ke Amerika Serikat dari bangsa Eropa yang membutuhkan pekerjaan yang layak supaya dapat maju. Akan tetapi kerja bukan asal kerja, melainkan pilihan jabatan yang cocok dengan kemampuan dan minat serta dapat memberikan kepuasan. Lama kelamaan pelayanan bimbingan jabatan ini diintegrasikan pada pendidikan sekolah, yang diharapkan mendampingi siswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
 Kedua, pengaruh dari agama kristen yang memandang bumi ini sebagai medan pertempuran antara berbagai kekuatan jahat dan beraneka dorongan yang baik. Lembaga-lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan pendidikan moral kepada generasi muda sehingga menjadi warga masyarakat yang baik.
Ketiga, pengaruh dari gerakan kesehatan mental, yang mula-mula memperjuangkan perlakuan yang lebih manusiawi terhadap mereka yang tertampung di rumah sakit jiwa. Oleh karena itu lembaga pendidikan mulai dituntut untuk menaruh perhatian pada taraf kesehatan mental para siswa.
Keempat, perubahan sosial dalam masyarakat akibat dari perang dunia kedua, resesi ekonomi, dan kemajuan teknologi. Makin banyak anak yang menjadi murid di suatu institusi pendidikan sekolah mereka harus didampinig dalam menetapkan suatu program studi yang sesuai dan dalam memperjuangkan nasib hidupnya.
Kelima, dampak dari gerakan testing psikologis, yang semakin mengembangkan tes-tes sebagai alat yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam kepribadian seseorang.
Sejarah pelayanan bimbingan sebagai usaha professional di Indonesia tidak sepanjang sejarah pelayanan bimbingan di Amerika Serikat. Pelayanan ini sejak awal dipusatkan di aneka ragam pendidikan sekolah, terutama di jenjang
pendidikan tingkat pertama. Selama periode tahun 1970-an mulai dilaksanakan 8 proyek perintis sekolah pembangunan dan kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA.
Dalam acuan untuk kurikulum pendidikan, bimbingan dan konseling bertujuan agar siswa dapat mengembangkan pemahaman diri dan pengetahuan , serta mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain. Kalau di tahun-tahun sebelumnya pelayanan bimbingan terutama berfokus pada beraneka kesulitan yang dialami siswa sebagai pelajar, sekarang fokus diarahkan ke masa sesudah jenjang pendidikan itu, seperti dari SMP ke SMA, dan dari SMA ke Perguruan Tinggi. pergeseran  fokus ini tampak dalam perumusan tentang tujuan bimbingan karir, yaitu agar membantu siswa dalam memahami dirinya  dan memahami lingkungan hidupnya, dan dalam rangka merencanakan masa depannya (Kartadinata: 2002).

B.     Kaitan Antara Bidang Bimbingan Dengan Bidang Pengajaran
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari suatu program institusional yang di sajikan dalam lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah tertentu. Yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan adalah pengintegrasian semua pengalaman hidup dari subyek yang di layani, termasuk pengalaman selama bersekolah di lembaga pendidikan tertentu. Mengingat bahwa bidang bimbingan sebagai sub bidang pada bidang pembinaan, bidang administrasi sekolah, dan bidang pengajaran yang sama-sama harus menunjang perkembangan optimal peserta didik , maka ketiga bidang itu saling melengkapi.
Bidang pembimbingan secara khusus memperhatikan keseluruhan perkembangan dalam segala aspeknya, maka bidang pembimbingan dapat memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya, tanpa menghilangkan atau mengambil alihan fungsi dari bidang pengajaran. Sumbangan bidang bimbingan terhadap bidang yang lain selalu menyangkut sudut pandang perkembangan individu yang optimal. Bahkan bidang yang lain itu pun dapat memberikan sumbangan terhadap bidang pembimbingan, tetapi selalu dalam hal meningkatkan pelayanan demi perkembangan peserta didik.
Bidang pengajaran menangani kurikulum pengajaran, yaitu seluruh pengalaman belajar siswa yang diperoleh melalui segala bidang studi yang disajikan. Pelayanan bimbingan berfokus pada manfaat dan kegunaan yang dapat diambil oleh siswa dari keseluruhan pengalaman belajar di berbagai bidang studi bagi diri sendiri sebagai pribadi yang menuju ke taraf kedewasaan hidup. Pengembangan kurikulum pengajaran dibeberapa jenis pendidikan sekolah menengah mempunyai dampak terhadap tuntutan pelayanan bimbingan, misalnya kemungkinan untuk memilih diantara beberapa program studi, penerapan cara sistem belajar siswa aktif, dan pembaharuan materi pelajaran sesuai dengan kemajuan disegala bidang ilmu. Dalam keadaan yang sedemikian siswa sendiri dituntut untuk membuat berbagai pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk meningkatkan motivasi belajar dan untuk menaruh perhatian pada lingkungan hidupnya di masa modern. Dengan demikian, siswa semakin mengharapkan pelayanan bimbingan yang sesuai dengan tantangan-tantangan yang dihadapinya di bidang studi akademik. Sekaligus pula, layanan bimbingan mendapat masukan yang mendorong untuk meningkatkan taraf mutu pelayanannya. Sehingga dapat dikatakan, bahwa bidang pembimbingan dan bidang pengajaran berfungsi dalam pengelolaan satu program kegiatan pendidikan di suatu lembaga pendidikan (Winkel: 2004).

C.  Makna Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling
Istilahbimbingandankonseling, sebagaimanadigunakandalam literature professional Indonesia, merupakanterjemahandari kata Guidance danCounselingdalambahasainggris. Guidancediartikanmemberipetunjuk; mengatur; mengarahkan; memberikannasehat.SedangkanCounselingdiartikannasehat; anjuran; pembicaraan.
Menurut (Santoso, 2013: 14) makna dari bimbingan dan konseling yaitu memberikan pelayanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir batin dalam proses pendidikannya. Bidang ini akan terasa penting sekali, sebab proses belajar hanya berhasil apabila siswa berada dalam suasana sejahtera, sehat, dan dalam tahap perkembangan yang optimal. Berdasarkan pendapat tersebut, pelayanan bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengimitasi pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Bantuan yang bertujuan demikian bersifat psikhis atau psikologis, karena berperan langsung terhadap alam pikiran dan perasaan seseorang serta mendorongnya untuk meninjau dirinya sendiri dan posisinya didalam lingkungan hidupnya. Dengan demikian jelaslah bahwa ciri khas dari bantuan melalui bimbingan terletak dalam tujuan bantuan itu diberikan, yaitu agar semua orang dapat semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai. Bantuan itu tidak hanya berfungsi bila seseorang sudah menghadapi suatu masalah aktual yang harus segera diselesaikannya dengan membuat pilihan atau mengambil tindakan penyesuaian diri, tetapi sudah dapat berfungsi jauh sebelumnya.
Terdapatbeberapafungsipokokdaripelaksanaanbimbingandankonseling di sekolahyaitu:
1.    Fungsipenyaluran, yang merupakanfungsibimbingandalam
membantusiswamendapatkan program studi yang sesuaibaginyadalamrangkakurikulumpengajaran yang disediakan di sekolah.
2.    Fungsipengadaptasian, yang merupakanfungsibimbingansebagai
narasumberbagitenaga-tenagapendidik yang lain di sekolahdalamhalmengarahkanrangkaiankegiatanpendidikansupayasesuaidengankebutuhansiswa.
3.    Fungsipenyesuaian, yaitufungsibimbingandalammembantuksiswa
menemukancaramenempatkandirisecaratepatdalamberbagaikeadaandansituasi yang di hadapi (Wibowo: 2003).

 
DAFTAR RUJUKAN

Kartadinata,S. (2002). Rekonseptualisasi Bimbingan Dan Konseling: Perspektif Keterpaduan Hidup-Belajar-Bekerja. Yogyakarta: ABKIN Propinsi DIY.

Santoso, Djoko Budi. (2013). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Malang: Jurusan Bimbingan Dan Konseling FIP Universitas Negeri Malang.

Wibowo, M.E. (2003). Bimbingan Dan Konseling Dalam Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sanggar Bimbingan Dan Konseling DKI Jakarta.

Winkel, W.S,  Hastuti Sri. (2004). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar