BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Sejarah Perkembangan Bimbingan Dan Konseling
Terdapat sejumlah faktor yang mendorong perkembangan
gerakan bimbingan, sampai mendapat tempat di instansi pendidikan sekolah.
Pertama, perhatian terhadap para imigran yang datang ke Amerika Serikat dari
bangsa Eropa yang membutuhkan pekerjaan yang layak supaya dapat maju. Akan
tetapi kerja bukan asal kerja, melainkan pilihan jabatan yang cocok dengan
kemampuan dan minat serta dapat memberikan kepuasan. Lama kelamaan pelayanan
bimbingan jabatan ini diintegrasikan pada pendidikan sekolah, yang diharapkan
mendampingi siswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
Kedua, pengaruh
dari agama kristen yang memandang bumi ini sebagai medan pertempuran antara
berbagai kekuatan jahat dan beraneka dorongan yang baik. Lembaga-lembaga
pendidikan dituntut untuk memberikan pendidikan moral kepada generasi muda
sehingga menjadi warga masyarakat yang baik.
Ketiga, pengaruh dari gerakan kesehatan mental, yang
mula-mula memperjuangkan perlakuan yang lebih manusiawi terhadap mereka yang
tertampung di rumah sakit jiwa. Oleh karena itu lembaga pendidikan mulai
dituntut untuk menaruh perhatian pada taraf kesehatan mental para siswa.
Keempat, perubahan sosial dalam masyarakat akibat dari
perang dunia kedua, resesi ekonomi, dan kemajuan teknologi. Makin banyak anak
yang menjadi murid di suatu institusi pendidikan sekolah mereka harus
didampinig dalam menetapkan suatu program studi yang sesuai dan dalam
memperjuangkan nasib hidupnya.
Kelima, dampak dari gerakan testing psikologis, yang
semakin mengembangkan tes-tes sebagai alat yang dapat diandalkan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam kepribadian seseorang.
Sejarah
pelayanan bimbingan sebagai usaha professional di Indonesia tidak sepanjang
sejarah pelayanan bimbingan di Amerika Serikat. Pelayanan ini sejak awal
dipusatkan di aneka ragam pendidikan sekolah, terutama di jenjang
pendidikan
tingkat pertama. Selama periode tahun 1970-an mulai dilaksanakan 8 proyek
perintis sekolah pembangunan dan kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA.
Dalam acuan untuk kurikulum pendidikan, bimbingan dan
konseling bertujuan agar siswa dapat mengembangkan pemahaman diri dan
pengetahuan , serta mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri
orang lain. Kalau di tahun-tahun sebelumnya pelayanan bimbingan terutama
berfokus pada beraneka kesulitan yang dialami siswa sebagai pelajar, sekarang
fokus diarahkan ke masa sesudah jenjang pendidikan itu, seperti dari SMP ke
SMA, dan dari SMA ke Perguruan Tinggi. pergeseran fokus ini tampak dalam perumusan tentang
tujuan bimbingan karir, yaitu agar membantu siswa dalam memahami dirinya dan memahami lingkungan hidupnya, dan dalam
rangka merencanakan masa depannya (Kartadinata: 2002).
B.
Kaitan Antara
Bidang Bimbingan Dengan Bidang Pengajaran
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari suatu
program institusional yang di sajikan dalam lembaga pendidikan pada jenjang
pendidikan sekolah tertentu. Yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan adalah
pengintegrasian semua pengalaman hidup dari subyek yang di layani, termasuk
pengalaman selama bersekolah di lembaga pendidikan tertentu. Mengingat bahwa bidang
bimbingan sebagai sub bidang pada bidang pembinaan, bidang administrasi
sekolah, dan bidang pengajaran yang sama-sama harus menunjang perkembangan
optimal peserta didik , maka ketiga bidang itu saling melengkapi.
Bidang pembimbingan secara khusus memperhatikan
keseluruhan perkembangan dalam segala aspeknya, maka bidang pembimbingan dapat
memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya, tanpa menghilangkan atau
mengambil alihan fungsi dari bidang pengajaran. Sumbangan bidang bimbingan
terhadap bidang yang lain selalu menyangkut sudut pandang perkembangan individu
yang optimal. Bahkan bidang yang lain itu pun dapat memberikan sumbangan
terhadap bidang pembimbingan, tetapi selalu dalam hal meningkatkan pelayanan
demi perkembangan peserta didik.
Bidang pengajaran menangani kurikulum pengajaran, yaitu
seluruh pengalaman belajar siswa yang diperoleh melalui segala bidang studi
yang disajikan. Pelayanan bimbingan berfokus pada manfaat dan kegunaan yang
dapat diambil oleh siswa dari keseluruhan pengalaman belajar di berbagai bidang
studi bagi diri sendiri sebagai pribadi yang menuju ke taraf kedewasaan hidup.
Pengembangan kurikulum pengajaran dibeberapa jenis pendidikan sekolah menengah
mempunyai dampak terhadap tuntutan pelayanan bimbingan, misalnya kemungkinan
untuk memilih diantara beberapa program studi, penerapan cara sistem belajar
siswa aktif, dan pembaharuan materi pelajaran sesuai dengan kemajuan disegala
bidang ilmu. Dalam keadaan yang sedemikian siswa sendiri dituntut untuk membuat
berbagai pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan, untuk meningkatkan motivasi
belajar dan untuk menaruh perhatian pada lingkungan hidupnya di masa modern.
Dengan demikian, siswa semakin mengharapkan pelayanan bimbingan yang sesuai
dengan tantangan-tantangan yang dihadapinya di bidang studi akademik. Sekaligus
pula, layanan bimbingan mendapat masukan yang mendorong untuk meningkatkan
taraf mutu pelayanannya. Sehingga dapat dikatakan, bahwa bidang pembimbingan
dan bidang pengajaran berfungsi dalam pengelolaan satu program kegiatan
pendidikan di suatu lembaga pendidikan (Winkel: 2004).
C. Makna Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling
Istilahbimbingandankonseling,
sebagaimanadigunakandalam literature professional Indonesia,
merupakanterjemahandari kata Guidance danCounselingdalambahasainggris. Guidancediartikanmemberipetunjuk;
mengatur; mengarahkan; memberikannasehat.SedangkanCounselingdiartikannasehat; anjuran; pembicaraan.
Menurut (Santoso, 2013: 14) makna dari bimbingan dan
konseling yaitu memberikan pelayanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir
batin dalam proses pendidikannya. Bidang ini akan terasa penting sekali, sebab
proses belajar hanya berhasil apabila siswa berada dalam suasana sejahtera,
sehat, dan dalam tahap perkembangan yang optimal. Berdasarkan pendapat tersebut,
pelayanan bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu
mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar
mengimitasi pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung
sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Bantuan yang
bertujuan demikian bersifat psikhis atau psikologis, karena berperan langsung
terhadap alam pikiran dan perasaan seseorang serta mendorongnya untuk meninjau
dirinya sendiri dan posisinya didalam lingkungan hidupnya. Dengan demikian
jelaslah bahwa ciri khas dari bantuan melalui bimbingan terletak dalam tujuan
bantuan itu diberikan, yaitu agar semua orang dapat semua tugas perkembangan
hidupnya secara sadar dan bebas, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian
diri secara memadai. Bantuan itu tidak hanya berfungsi bila seseorang sudah
menghadapi suatu masalah aktual yang harus segera diselesaikannya dengan
membuat pilihan atau mengambil tindakan penyesuaian diri, tetapi sudah dapat
berfungsi jauh sebelumnya.
1.
Fungsipenyaluran,
yang merupakanfungsibimbingandalam
membantusiswamendapatkan program studi yang
sesuaibaginyadalamrangkakurikulumpengajaran yang disediakan di sekolah.
2.
Fungsipengadaptasian,
yang merupakanfungsibimbingansebagai
narasumberbagitenaga-tenagapendidik yang lain di
sekolahdalamhalmengarahkanrangkaiankegiatanpendidikansupayasesuaidengankebutuhansiswa.
3.
Fungsipenyesuaian,
yaitufungsibimbingandalammembantuksiswa
menemukancaramenempatkandirisecaratepatdalamberbagaikeadaandansituasi
yang di hadapi (Wibowo: 2003).
DAFTAR RUJUKAN
Kartadinata,S. (2002). Rekonseptualisasi Bimbingan Dan Konseling: Perspektif Keterpaduan
Hidup-Belajar-Bekerja. Yogyakarta: ABKIN Propinsi DIY.
Santoso, Djoko Budi. (2013). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Malang: Jurusan Bimbingan Dan
Konseling FIP Universitas Negeri Malang.
Wibowo, M.E. (2003). Bimbingan Dan Konseling Dalam Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sanggar Bimbingan Dan Konseling DKI Jakarta.
Winkel, W.S,
Hastuti Sri. (2004). Bimbingan Dan
Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar