BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Globalisasi
Globalisasi terdiridaridua kata yaituGlobal
dan Sasi. Global adalah mendunia, dan Sasi
adalah Proses.Kata
globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Ada beberapa definisi
global yang dikemukakan oleh beberapa para ahli sebagai berikut :
a.
Malcom Waters, seorang professor sosiologi
dari Universitas Tasmania, berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social
yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting
yang terjelma di dalam kesadaran orang.
b.
Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik
Universtas Aashen, Jerman, berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja
global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar
dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c.
Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di
Afrika Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat
cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia
dalam hal perdagangan dan keuangan.
d.
Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia,
berpendapat bahwa Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi
antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.
Berdasarkan pengertian yang telah
dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
globalisasi adalah proses sesuatu yang
mendunia yang merupakan masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu
wilayah atau negara ke wilayah atau negara lain dan atau proses masuknya suatu
negara dalam pergaulan dunia. Globalisasi menunjukkan semakin meningkatnya
ketergantungan antarindividu dan antarmasyarakat di
seluruh dunia. Dalamartilain globalisasi adalah menyatunya
negara-negara yang ada di dunia menjadi satu negara yang sangat besar tanpa
mengenal batas.
B.
Dampak
Globalisasi
1. Dampak
globalisasi lingkup masyarakat
a. Bidang
hukum, pertahanan, dan keamanan
1) Dampak
positif
a) Semakin
menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b)
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan
peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan
rakyat banyak.
c)
Semakin menguatnya tuntutan terhadap
tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
2)
Dampak negatif
a)
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah
menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
b)
Perubahan dunia yang cepat, mampu
mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Sifat – sifat masyarakatnya
adalah pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme
c)
Semakin lunturnya semangat gotong-royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
b.
Bidang sosial budaya
1)
Dampak positif
a)
Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai
sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b)
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka
bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional dan sportif.
2)
Dampak negatif
a)
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke
Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak
ditiru oleh masyarakat.
b)
Semakin memudarnya apresiasi terhadap
nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup individualisme.
c.
Bidang ekonomi sektor perdagangan
1)
Dampak positif
a)
Liberalisasi perdagangan barang, jasa
layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing
mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut,
tekstil, dan bahan tambang.
b)
Meningkatkan sektor produksi
2)
Dampak negatif
a)
Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan
defisit perdagangan nasional.
b)
Adanya kecenderungan perusahaan asing
memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan
mencari keuntungan universal.
d.
Bidang pertanian
1)
Dampak positif
a) Teknologi
memberikan manfaat waktu
Dalam bidang pertanian memudahkan para petani melakukan penelitian
bibit unggul, pembuatan mesin traktor, dan penggarapan sawah yang baik
b) Meningkatkan
hasil produksi
Petani yang awalnya memanen padinya enam bulan sekali, sekarang sudah
dapat memanen padinya setiap tiga bulan sekali.
2)
Dampak negatif
a)
Berkurangnya tenaga kerja
yang bergerak di sektor pertanian
Banyak industri modern berdampak pada kebutuhan tenaga kerja yang sangat
banyak sehingga masyarakat yang awalnya berkerja sebagai petani beralih
pekerjaan menjadi buruh pabrik.
b)
Tingginya ekspor produk keluar negeri, sehingga
ketersediaan produk di dalam negeri semakin berkurang.
e.
Kehidupan masyarakat
1)
Dampak positif
a)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
b)
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Adanya alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
c)
Pola hidup yang serba
cepat
Perkembangan teknologi informasi sangat besar manfaatnya, mulai dari
telepon selular, internet, dan televisi yang memudahkan hidup menjadi serba
cepat atau instant.
d)
Pemanfaatan sumber daya
alam yang melimpah
Teknologi berperan besar dalam usaha pemanfaatan sumber daya alam, mulai
dari penemuan sumber daya alam potensial, pengolahan sumber daya alam, dan
penggunaan sumber daya alam.
2)
Dampak negatif
a)
Perubahan dari kehidupan
berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis
Perubahan ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat
materialistis dan melupakan kehidupan sosialnya.
b)
Masuknya pola hidup
budaya barat
c)
Pesatnya teknologi informasi dan transportasi
mempercepat terjadinya pertukaran budaya antar negara. Masuknya budaya barat
yang banyak ketidakcocokan dengan budaya timur.
d)
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpahmenjadikan hidup masyarakat cenderung konsumtif.
2. Dampak
globalisasi lingkup pendidikan
a. Dampak
positif
1) Pendidikan
semakin berkembang melalui berbagai sarana dan prasarana selaku media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Contohnya: internet.
Contohnya: internet.
2)
Di
lingkup pendidikan telah dilengkapai fasilitas internet (wifi) sebagai
penunjang pembelajaran di sekolah.
3)
Mengembangkan pola pikir siswa dan
tenaga pendidik secara kritis dan progresif.
Contohnya: Siswa dapat mengembangkan nalar berpikir secara ilmiah seperti menyusun karya-karya ilmiah.
Contohnya: Siswa dapat mengembangkan nalar berpikir secara ilmiah seperti menyusun karya-karya ilmiah.
4)
Mampu menciptakan karya-karya inovatif
yang bersumber dari pemikiran-pemikiran siswa melalui media yang ada serta
dibantu oleh tenaga pendidik.
5)
Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting dalam menciptakan peserta didik
yang berkualitas.
b.
Dampak negatif
1)
Menurunkan kualitas moral siswa
Melalui media internet siswa dapat mengakses segala
informasi tanpa batas. Sehingga ada kemungkinan siswa terpengaruh akan
situs-situs yang kurang baik dan dapat mempengaruhi pola pikir siswa serta
tingkah laku siswa.
2)
Mengurangi minat baca siswa
Siswa cenderung malas membaca buku-buku ataupun
literatur yang ada. Karena mereka lebih tertarik bermain game online di
internet.
3) Menimbulkan
kesenjangan sosial
Adanya globalisasi yang tidak merata, masih ada
daerah-daerah yang jauh dari kemajuan zaman. Hal tersebut mengakibatkan kesenjangan sosial
dengan daerah-daerah yang cenderung lebih maju.
C.
Perubahan
Sistemik Dalam Pendidikan
Makin rumit
dan kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, menuntut
dimunculkannya paradigma (kerangka berpikir) pendidikan masa depan yang dinilai
lebih mampu menjawab tantangan zaman, yaitu paradigma pendidikan
sistemik-organik. Paradigma pendidikan sistemik-organik menekankan bahwa segala
objek, peristiwa, dan pengalaman merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
dari suatu keseluruhan yang utuh. Dunia pendidikan senantiasa mengaitkan proses
pendidikan dengan masyarakat pada umumnya dan dunia kerja pada khususnya.
Penerapan
sistem tersebut di dunia pendidikan Indonesia, diharapkan mampu menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan dan fleksibilitas tinggi untuk menyesuaikan
dengan tuntutan zaman yang senantiasa berubah dengan cepat, terutama
perkembangan dunia globalisasi.
Ciri-ciri paradigma pendidikan sistemik-organik,
antara lain:
1.
Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran
(learning) dari pada mengajar (teaching)
Terdapat perbedaan mengenai pengertian ‘mengajar’ (teaching) dengan ‘pembelajaran’ (learning).Mengajar (teaching)
merupakan proses belajar di kelas lebih menekankan pada aktivitas ‘guru mengajar siswa’. Secara sederhana
dapat diartikan bahwa guru berbicara,
murid mendengarkan. Mengajar dalam pengertian tersebut, berarti porsi guru
dalam proses belajar lebih besar dibandingkan dengan keterlibatan siswa dalam proses
belajar yang berlangsung.
Guru
mendominasi proses pembelajaran di kelas dan sering kali guru dijadikan
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tentu saja hal ini akan menghambat kreatifitas
siswa dan mempersempit peluang siswa untuk mengetahui dunia luar yang lebih
kaya akan sumber ilmu, pengetahuan, dan pengalaman.
Arti dari pembelajaran (learning) merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Disebut dengan istilah
pembelajaran karena dalam pembelajaran, keterlibatan guru dan siswa dalam
proses belajar memiliki porsi yang seimbang. Proses pembelajaran tidak hanya
menekankan pada peranan guru di dalam kelas, tetapi melibatkan siswa secara
aktif di dalamnya, sehingga siswa memperoleh tidak hanya pengetahuan, tetapi
keterampilan dan pengalaman langsung dari pembelajaran yang diselenggarakan.
Dengan demikian pembelajaran mampu memberikan hasil berupa perubahan perilaku
siswa ke arah yang lebih positif.
2.
Pendidikan di organisir dalam struktur
yang fleksibel
Pendidikan nasional bagi negara berkembang seperti
Indonesia memerlukan pengorganisasian dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan
berupaya membentuk struktur yang fleksibel. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk
yang mencapai sekitar 235 juta dan posisinya tersebar ke berbagai pulau. Ditambah lagi Indonesia merupakan masyarakat
multi-etnis dan sangat pluralistik, dengan tingkat sosial-ekonomi yang beragam.
Hal ini menuntut adanya sistem pendidikan nasional yang kompleks, sehingga
mampu memenuhi kebutuhan seluruh rakyat. Maka dari itu sistem pendidikan
nasional perlu diorganisir dalam struktur yang fleksibel, yang mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan globalisasi, tanpa kehilangan jati
diri pendidikan Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
3.
Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai
individu yang memiliki karakter khusus dan mandiri
Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda.
Dengan adanya perbedaan tersebut, setiap individu di tuntut untuk menggali
potensi yang dimilikinya. Pendidikan nasional sudah tidak lagi menerapkan
sistem KBM, karena Kegiatan Belajar Mengajar sering kali mengabaikan
potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga tidak mengakui bakat siswa
sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk berkembang
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan
sistemik-organik berpusat pada pembelajaran daripada kegiatan mengajar. Siswa
ditempatkan sebagai subyek belajar, sehingga kebutuhan, kemampuan, potensi, dan
bakat siswa dapat terakomodir di dalamnya. Pembelajaran yang dilakukan dengan
baik, adalah pembelajaran yang melibatakan interaksi antara guru dengan siswa
dalam situasi belajar yang berlangsung.
D.
Pendidikan
Hak Asasi Manusia
Menurut UUD 1945 pengertian Hak Asasi
Manusia adalah sebagai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang bertumpu
kepada nilai dan budaya nusantara. Jadi dapat dikatakan bahwa HAM merupakan
hak-hak yang di miliki seseorang sejak ia dalam kandungan.
Tujuan Pendidikan HAM yaitu memberikan pengertian dan
wawasan kepada seluruh masyarakat tentang arti pentingnya memahami hak-hak dan
kewajiban setiap warga negara terhadap hak asasi manusia.
1.
Unsur-unsur pendidikan HAM antara lain:
a.
Keluarga
Keluarga merupakan tempat terjadinya
sosialisasi pertama bagi anak (sosialisasi primer). Dalam keluarga bisa
ditanamkan nilai-nilai tanggung jawab, menghargai orang lain, dan bersopan
santun. Pengenalan Hak Asasi Manusia pada keluarga diberikan kepada anaknya melalui
pendekatan kekeluargaan.
b.
Lingkungan atau masyarakat
Di lingkungan masyarakat pendidikan
HAM dapat teramati dengan saling menghargai kedudukan di lapisan masyarakat, tanpa
adanya stratifikasi sosial.
c.
Pemerintah
Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk menjaga masyarakatnya. Dalam hal ini keterlibatan Kementerian Pendidikan
Nasional sudah seyogyanya merumuskan pendidikan berbasis HAM untuk diajarkan di
sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain. Sebagai bekal pengenalan HAM
secara teoretis sejak dini.
d. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua
setelah keluarga yang akan membentuk sikap, perilaku dan kepribadian seorang
anak dan pengembangan pengetahuan. Di lembaga ini bertujuan untuk mendidik anak
didik menjadi anak yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Karena disini anak
didik dibekali pendidikan HAM.
2. Pelanggaran
HAM antara lain:
a. Keluarga
1) Terjadi
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
2) Terjadi
kekerasan baik fisik maupun psikhis pada anak
3) Tidak
adanya penganyoman yang baik dari keluarga terhadap anak
b. Lingkungan
masyarakat
1) Terjadi
aksi ricuh dan tawuran antar warga setempat bahkan antar daerah setempat
2) Penginjakkan
harga diri
3) Tidak
adanya saling menghargai dan menghormati antar warga masyarakat
c. Pemerintah
1) Tidak
adanya pemerataan perlindungan HAM
2) Adanya
sikap kompetisi antar pejabat yang mengakibatkan pencemaran nama baik
d. Sekolah
1) Guru
membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran dan kekayaan)
2) Guru
memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit,
ditendang di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan)
3) Siswa
mengejek, menghina bahkan menganiaya siswa yang lain
4) Siswa
melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa
darisekolah yang lain
E.
Education
For All
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20
tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
1. Sejarah
Education For All.
Pada tanggal 5-9 Maret 1990 di Jomtien,
Thailand, 115 negara dan 150 organisasi saling bertemu dan
mengadakan Konferensi Dunia membahas Education For All (EFA) atau
Pendidikan Untuk Semua (PUS). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu
koalisi yang luas dari pemerintah nasional, masyarakat sipil kelompok, dan
lembaga pembangunan seperti UNESCO dan Bank Dunia.
Mereka berkomitmen untuk mencapai enam
tujuan pendidikan yaitu:
1) Memperluas
dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif dan pendidikan,
terutama bagi yang paling rentan dan anak-anak yang kurang beruntung.
2)
Memastikan bahwa pada 2015 semua anak,
khususnya anak perempuan, yang dalam keadaan sulit, dan mereka yang termasuk
etnik minoritas, memiliki akses lengkap dan bebas ke wajib pendidikan dasar yang
berkualitas baik.
3)
Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua
pemuda dan dewasa dipenuhi melalui akses yang adil untuk pembelajaran yang
tepat dan program ketrampilan hidup.
4)
Mencapai 50% peningkatan dalam
keaksaraan orang dewasa pada tahun 2015, khususnya bagi perempuan, dan akses ke
pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa secara
adil.
5)
Menghilangkan perbedaan gender pada
pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan mencapai kesetaraan gender
dalam pendidikan dengan tahun 2015, dengan fokus pada perempuan bahwa mereka
dipastikan mendapat akses penuh dan sama ke dalam pendidikan dasar dengan
kualitas yang baik.
6)
Meningkatkan semua aspek kualitas
pendidikan dan menjamin keunggulan semua sehingga diakui dan diukur hasil pembelajaran
yang dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, berhitung dan kecakapan
hidup yang esensial.
2.
Education For All Di Indonesia
Indonesia telah mengalami kemajuan
di bidang pendidikan dasar dalam 20 tahun terakhir ini. Terbukti rasio bersih
anak usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94 persen. Tapi Indonesia tetap
belum berhasil memberikan jaminan hak atas pendidikan bagi semua anak. Apalagi,
masih banyak masalah yang harus dihadapi, masalah tersebut antara lain:
a. Anak
yang putus sekolah diperkirakan masih ada dua juta anak.
b. Kualifikasi
guru yang masih kurang.
c. Metode
pengajaran yang tidak efektif. Yaitu masih berorientasi kepada guru dan anak
didik tidak diberi kesempatan memahami sendiri.
d. Manajemen
sekolah yang buruk.
e. Kurangnya
keterlibatan masyarakat.
f. Kurangnya
akses pengembangan dan pembelajaran usia dini bagi sebagian besar anak usia 3
sampai 6 tahun terutama anak-anak yang tinggal di pedalaman dan pedesaan.
g. Alokasi
anggaran dari pemerintah daerah dan pusat yang tidak memadai.
h. Biaya
pendidikan yang tinggi.
3.
Kegiatan untuk mencapai tujuan Education
For All
Untuk mencapai tujuan Education For
All, pemerintah Indonesia dibantu oleh UNICEF dan UNESCO dengan melakukan
kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Sistem
Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat
UNICEF mendukung langkah-langkah
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar melalui Sistem
Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Sistem ini memungkinkan penelusuran
semua anak usia di bawah 18 tahun yang tidak bersekolah.
b. Program
Wajib Belajar 9 tahun
Dalam upaya mencapai tujuan
“Pendidikan untuk Semua” pada tahun 2015, pemerintah Indonesia saat ini
menekankan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak
Indonesia usia 6 sampai 15 tahun. Dalam hal ini, UNICEF dan UNESCO memberi
dukungan teknis dan dana.
c. Program
Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak
Bersama dengan pemerintah daerah,
masyarakat dan anak-anak di delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung
program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC).
Berdasarkan uraian diatas, maka
Education for all merupakan istilah lain dari pendidikan untuk semua. Maksudnya
pendidikan ini diberikan kepada semua anak bangsa, tanpa terkecuali, dan tanpa
adanya pandangan untuk kelas atas maupun kelas bawah (pemerataan pendidikan).
Berikut keterkaitan pemerataan pendidikan dengan pencapaian hasil pendidikan:
·
Dengan menyediakan kesempatan pemerataan
belajar yang artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung
dalam suatu satuan pendidikan.
·
Dapat mencapai hasil yang bermutu,
artinya perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
·
Dapat terlaksana secara efisien, artinya
pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam
rancangan.
·
Produknya yang bermutu tersebut relevan,
artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
F.
Life
Long Education
Life
Long Education (Pendidikan Seumur Hidup) merupakan Asas pendidikan seumur hidup
yang merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinyu yang
bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
1. Tujuan dari Life Long Education,
antara lain:
a. Mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaruannya
seoptimal mungkin.
b. Dengan mengingat proses pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan
wajar berlangsung seumur hidup.
2. Dasar-dasar pemikiran Life Long
Education, yaitu:
a. Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak
asasi yang sama dalam hal pengembangan diri,
untuk mendapatkan pendidikan
seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
b. Tinjauan ekonomi
Pendidikan seumur hidup dalam
tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
a) Meningkatkan produktivitasnya
b) Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c) Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
d) Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
a) Meningkatkan produktivitasnya
b) Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c) Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
d) Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
c. Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang
dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan.
Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
d. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara
filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
e. Tinjauan Teknologis
Semakin
maju perkembangan zaman maka semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan
teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah.
Begitu pula sebaliknya.
f. Tinjauan Psikologis
Pendidikan pada dasarnya dipandang
sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang
disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat
untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih
bernilai bagi masyarakat.
3. Hal-hal yang melatar belakangi
pentingnya Life Long Education:
a.
Pertimbangan
ekonomi
Menurut pandangan tokoh pendidikan
seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk
memperoleh keterampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti
mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas
pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari
kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi ide-ide dari dalam diri.
b.
Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan
seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan
seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah
sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan.
c. Faktor peranan keluarga
Coleman
dalam “Review of Educational Research mengemukakan keluarga berfungsi sebagai
sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat
memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih
tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan
bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga,
berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal
dan orang dewasa.
d. Faktor perubahan peranan sosial
Pendidikan
seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial
yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap
perubahan hubungan antara mereka/orang lain.
e. Perubahan teknologi
Pertumbuhan
teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada
meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyak
tersedianya kekayaan materi dan adanya materialisme yang menjiwai nilai-nilai
budaya dan spiritual maka berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia
satu dengan lainnya.
f. Faktor vocational
Pendidikan
vocational (Sekolah Kejuruan) diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan
yang handal dan terampil untuk menghadapi tantangan masa depan. Seperti SMK,
MAK.
g. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang
dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka
miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa.
Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan
dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
h. Kebutuhan anak-anak awal
Para
ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang
mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk
memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa.
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
G. Pendidikan
Multiple Intelligent
Pencetus teori Pendidikan Multiple
Intelligent (Kecerdasan Majemuk) adalah Howard Gardner. Teori
tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia
pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak
harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang sama dan harus
memiliki cita-cita yang sama. Semua serba seragam itulah nuansa pembelajaran
Mono Intelligence. Sebaliknya Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah
unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena
berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan
pun harus berbeda-beda pula. Dengan demikian bidang keahlian dan bidang
ketrampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta.
Howard Gardner
berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan
tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang. Hal ini dapat terlihat pada
gambar multiple intelligenci berikut.
Gambar multiple intelligences.
a)
Ciri-ciri setiap multiple
intelligenci:
1.
Kecerdasan Bahasa/verbal
Kecerdasan
ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,fungsi
kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung
menyukai dan efektif dalam hal:
a. berkomunikasi
lisan & tulis
b. mengarang
cerita
c. diskusi &
mengikuti debat suatu masalah
d. belajar
bahasa asing
e. tepat dalam
tata bahasa sehingga pandai membuat puisi
f. membaca
dengan pemahaman tinggi
g. mudah
mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
h. tidak mudah
salah tulis atau salah lisan
i. pandai
membuat lelucon
2.
Kecerdasan Logika matematika (logical smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan
pada pola-pola logis dan memilikikemampuan mencerna pola-pola tersebut,
termasuk juga numerik serta mampu mengolah alurpemikiran yang panjang.
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai danefektif dalam hal
:
a.
menghitung, menganalisis hitungan
b.
menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c.
memperkirakan atau memprediksi
d.
bereksperimen
e.
mencari jalan keluar yang logis
f.
menemukan adanya pola
g.
induksi dan deduksi
h.
mengorganisasikan/membuat garis besar
i.
berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
3.
Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan
memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, seperti pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan diri.Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan
efektif dalam hal :
a.
berfantasi
b.
menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c.
mengontrol perasaan
d.
mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e.
menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f.
introspeksi
g.
mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h.
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i.
memotivai diri
j.
mematok tujuan diri yang realistis
k. memahami konflik dan motivasi
diri
4.
Kecerdasan Interpersonal (people smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan
mencerna dan merespon secara tepatsuasana hati, temperamen, motivasi, dan
keinginan orang lain. Seseorang yang cerdas dalamjenis ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal: a. mengasuh dan mendidik orang lain
b. berkomunikasi
c.
berinteraksi
d. berempati dan
bersimpati
e. memimpin dan
mengorganisasikan kelompok
f. berteman
g. menyelesaikan
dan menjadi mediator konflik
h. menghormati
pendapat dan hak orang lain
i. melihat
sesuatu dari berbagai sudut pandang
j.
sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
5.
Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan
mempersepsi dunia spasial-visual secaraakurat dan mentransformasi persepsi
awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan inicenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a.
arsitektur, bangunan
b.
dekorasi
c.
apresiasi seni, desain, denah
d.
membuat dan membaca chart, peta
e.
koordinasi warna
f.
membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g.
menciptakan dan interpretasi grafik
h.
desain interior
i. dapat membayangkan secara detil
benda-benda
6.
Kecerdasan Gerak badan (body smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan
mengontrol gerak tubuh dan kemahiranmengelola objek. Seseorang yang cerdas
dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektifdalam hal :
a.
mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b.
atletik
c.
menari dan menata tari
d.
kuat dan terampil dalam motorik halus
e.
koordinasi tangan dan mata
f.
motorik kasar dan daya tahan
g.
mudah belajar dengan melakukan
h.
mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i.
membuat gerak-gerik yang anggun
j. pandai menggunakan bahasa tubuh
7.
Kecerdasan Musik (music smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan
menciptakan dan mengapresiasi iramapola titinada, dan warna nada; apresiasi
bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yangcerdas dalam jenis ini cenderung
menyukai dan efektif dalam hal :
a.
menyusun/mengarang melodi dan lirik
b.
bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c.
mudah mengenal ritme
d.
belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e.
menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f.
memainkan instrumen musik
g.
mengenali bunyi instrumen
h.
mampu membaca musik (not balok, dll)
i.
mengetukkan tangan, kaki
j. memahami struktur musik
8.
Kecerdasan Naturalis (nature smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian
membedakan anggota-anggota suatu spesies, seperti mengenali eksistensi spesies
lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baiksecara formal maupun
informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukaidan efektif
dalam hal :
a.
menganalisis persamaan dan perbedaan
b.
menyukaitumbuhan dan hewan
c.
mengklasifikasi dan mengoleksi flora dan fauna
d.
menemukan dan mengidentifikasi pola dalam alam
e.
melihat sesuatu dalam alam secara detil
f.
meramal cuaca
g.
menjaga lingkungan
h.
memahami ketergantungan lingkungan
i. melatih dan menjinakkan hewan
b)
Tiga cara ilmu pengetahuan
untuk mengenali potensi diri setiap orang, yaitu:
1)
Cara
Eksplorasi
Semua bidang diuji cobakan terlebih
dahulu. Semua harus dialaminya sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga
ynag tidaklah sedikit, dan sangat lama.
2)
Cara
Observasi
Menggunakan observasi ilmiah versi
ilmu psikologi dengan alat psikotest yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah ditentukan oleh disiplin ilmu psikologi itu sendiri. Kemudian di beri
skoring tertentu pula menggunakan teknik psikometri tertentu. Hasil tes nya
bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi psikologis orang yang dites pada saat dites.
3)
Cara
Deteksi
Menggunakan tes teknologi terkini
melalui media sidik jari. Sidik jari setiap orang berbeda dan unik tidak ada
yang sama. Paradigma tersebut sama dengan cara pandang Howard Gardner melihat
potensi seseorang “serba berbeda” (multiple intelligence).
H.
Millenium Development Goals
Deklarasi
Milenium atau dalam bahasa inggris disingkat MDGs merupakanhasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan
butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya
adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.
Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang
terurai dalam Deklarasi Milenium,
dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan
dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah
Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium tersebut.
Tujuan
Millenium Development Goals tergambar pada simbol berikut.
Berikut
tujuan / Sasaran MDGs, antara lain:
a. Memberantas
kemiskinan dan kelaparan
· Mengurangi
sampai setengah jumlah penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari satu
dollar perhari
· Mengurangi
sampai setengah jumlah penduduk yang kelaparan
b. Mewujudkan
pendidikan dasar bagi semua
· Menjamin
agar semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasar
· Pendidikan
diberikan kepada semua kalangan dan lapisan masyarakat
c. Mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
· Menghapus
ketidaksetaraan gender dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun
2005, dan di semua tingkat pendidikan pada tahun 2015
· Saling
menghargai kedudukan setiap orang
d. Menurunkan
angka kematian balita
· Mengurangi
dua pertiga dari angka tingkat kematian anak di bawah usia lima tahun
· Adanya program kesehatan khusus balita yang
diadakan seminggu sekali. Atau dalam hal ini merupakan peranan dari posyandu.
e. Meningkatkan
kesehatan ibu
·
Mengurangi tiga perempat dari angka
tingkat kematian ibu
·
Adanya program kesehatan bagi ibu,
terutama bagi ibu hamil
·
Menerapkan sistem KB (Keluarga
Berencana)
f. Memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
·
Menghentikan dan mengurangi laju
penyebaran HIV/AIDS
·
Menghentikan dan mengurangi laju
penyebaran malaria serta penyakit menular utama lainnya
g. Menjamin
kelestarian fungsi lingkungan hidup
·
Mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program-program di tingkat nasional serta
mengurangi perusakan sumber daya alam
·
Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk
yang tidak memiliki akses air bersih yang layak minum
·
Berhasil meningkatkan kehidupan
setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020
h. Mengembangkan
kemitraan global untuk pembangunan
·
Mengembangkan lebih lanjut sistem
perdagangan dan keuangan terbuka yang berdasar aturan, dapat diandalkan dan
tidak diskriminatif.
·
Adanya
komitmen
melaksanakan tata pemerintahan yang baik, pembangunan dan pemberantasan
kemiskinan, baik secara nasional maupun internasional
·
Menangani kebutuhan khusus negara-negara
yang kurang berkembang. Seperti mencakup pemberian bebas tarif dan bebas kuota
untuk ekspor mereka, pemberian bantuan pembangunan yang lebih besar untuk
negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan, dan menangani
kebutuhan khusus negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2011. Pembangunan Millenium, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium), diakses 7 September 2014.
Burhanuddin.2013. DefinisiPembelajaran, (online), (http://carapedia.com/pengertian-definisi-pembelajaran-menurut-para-ahli.html), diakses 8
September 2014.
Hamzah. 2013. Globalisasi, (online), (http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-penyebab-dampak-globalisasi.html), diakses 8 September 2014.
Hanafi, Rahmat. 2011. Multiple Intelligenci Manusia, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MULTIPLE%20INTELLIGENCES),
diakses 8 September 2014.
Pratama, Faris. 2013. Pendidikan Seumur Hidup, (online), (http://bhumisriwijaya.wordpress.com/2013/05/19/pendidikan-seumur-hidup.html), diakses 7 September 2014.
Rahayu, Ike. 2013. Pendidikan untuk Semua, (online), (http://eostudent.blogspot.com/2013/11/pendidikan
-untuk-semua.html),
diakses 7 September 2014.
Rahmah, Aulia. Pengaruh Globalisasi, (online), (http://auliarahmah-pamungkas.blogspot.com/2013/10/globalisasi-dan-pengaruhnya-dalam.html), diakses 8 September 2014.
Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. PengantarDasar-DasarPendidikan.Malang: Universitas Negeri Malang.
Undang-Undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003tentang
Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar