Sabtu, 23 April 2016

Karakteristik Globalisasi



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Globalisasi
Globalisasi terdiridaridua kata yaituGlobal dan Sasi. Global adalah mendunia, dan Sasi adalah Proses.Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Ada beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa para ahli sebagai berikut :
a.         Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
b.        Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman, berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c.         Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
d.        Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian globalisasi adalah proses sesuatu yang mendunia yang merupakan masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah atau negara ke wilayah atau negara lain dan atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Globalisasi menunjukkan semakin meningkatnya ketergantungan antarindividu dan antarmasyarakat di seluruh dunia. Dalamartilain globalisasi adalah menyatunya negara-negara yang ada di dunia menjadi satu negara yang sangat besar tanpa mengenal batas.

B.       Dampak Globalisasi
1.      Dampak globalisasi lingkup masyarakat
a.       Bidang hukum, pertahanan, dan keamanan
1)      Dampak positif
a)      Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b)      Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c)      Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
2)      Dampak negatif
a)      Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
b)      Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah pragmatisme, hedonisme, primitif,dan konsumerisme
c)      Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
b.      Bidang sosial budaya
1)      Dampak positif
a)      Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
b)      Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional dan sportif.
2)      Dampak negatif
a)      Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
b)      Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidup individualisme.
c.       Bidang ekonomi sektor perdagangan
1)      Dampak positif
a)      Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b)      Meningkatkan sektor produksi
2)      Dampak negatif
a)      Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
b)      Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan mencari keuntungan universal.
d.      Bidang pertanian
1)      Dampak positif
a)      Teknologi memberikan manfaat waktu
Dalam bidang pertanian memudahkan para petani melakukan penelitian bibit unggul, pembuatan mesin traktor, dan penggarapan sawah yang baik
b)      Meningkatkan hasil produksi
Petani yang awalnya memanen padinya enam bulan sekali, sekarang sudah dapat memanen padinya setiap tiga bulan sekali.
2)      Dampak negatif
a)      Berkurangnya tenaga kerja yang bergerak di sektor pertanian
Banyak industri modern berdampak pada kebutuhan tenaga kerja yang sangat banyak sehingga masyarakat yang awalnya berkerja sebagai petani beralih pekerjaan menjadi buruh pabrik.
b)      Tingginya ekspor produk keluar negeri, sehingga ketersediaan produk di dalam negeri semakin berkurang.
e.       Kehidupan masyarakat
1)      Dampak positif
a)      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
b)      Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Adanya alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
c)      Pola hidup yang serba cepat
Perkembangan teknologi informasi sangat besar manfaatnya, mulai dari telepon selular, internet, dan televisi yang memudahkan hidup menjadi serba cepat atau instant.
d)     Pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah
Teknologi berperan besar dalam usaha pemanfaatan sumber daya alam, mulai dari penemuan sumber daya alam potensial, pengolahan sumber daya alam, dan penggunaan sumber daya alam.
2)      Dampak negatif
a)      Perubahan dari kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis
Perubahan ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat materialistis dan melupakan kehidupan sosialnya.
b)      Masuknya pola hidup budaya barat
c)      Pesatnya teknologi informasi dan transportasi mempercepat terjadinya pertukaran budaya antar negara. Masuknya budaya barat yang banyak ketidakcocokan dengan budaya timur.
d)     Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpahmenjadikan hidup masyarakat cenderung konsumtif.
2.      Dampak globalisasi lingkup pendidikan
a.       Dampak positif
1)      Pendidikan semakin berkembang melalui berbagai sarana dan prasarana selaku media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Contohnya: internet
.
2)      Di lingkup pendidikan telah dilengkapai fasilitas internet (wifi) sebagai penunjang pembelajaran di sekolah.
3)      Mengembangkan pola pikir siswa dan tenaga pendidik secara kritis dan progresif.
Contohnya: Siswa dapat mengembangkan nalar berpikir secara ilmiah seperti menyusun karya-karya ilmiah
.
4)      Mampu menciptakan karya-karya inovatif yang bersumber dari pemikiran-pemikiran siswa melalui media yang ada serta dibantu oleh tenaga pendidik.
5)      Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam  menciptakan peserta didik yang berkualitas.
b.      Dampak negatif
1)      Menurunkan kualitas moral siswa
Melalui media internet siswa dapat mengakses segala informasi tanpa batas. Sehingga ada kemungkinan siswa terpengaruh akan situs-situs yang kurang baik dan dapat mempengaruhi pola pikir siswa serta tingkah laku siswa.
2)      Mengurangi minat baca siswa
Siswa cenderung malas membaca buku-buku ataupun literatur yang ada. Karena mereka lebih tertarik bermain game online di internet.
3)      Menimbulkan kesenjangan sosial
Adanya globalisasi yang tidak merata, masih ada daerah-daerah yang jauh dari kemajuan zaman. Hal tersebut mengakibatkan kesenjangan sosial dengan daerah-daerah yang cenderung lebih maju.
C.      Perubahan Sistemik Dalam Pendidikan
Makin rumit dan kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, menuntut dimunculkannya paradigma (kerangka berpikir) pendidikan masa depan yang dinilai lebih mampu menjawab tantangan zaman, yaitu paradigma pendidikan sistemik-organik. Paradigma pendidikan sistemik-organik menekankan bahwa segala objek, peristiwa, dan pengalaman merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari suatu keseluruhan yang utuh. Dunia pendidikan senantiasa mengaitkan proses pendidikan dengan masyarakat pada umumnya dan dunia kerja pada khususnya.
Penerapan sistem tersebut di dunia pendidikan Indonesia, diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan fleksibilitas tinggi untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman yang senantiasa berubah dengan cepat, terutama perkembangan dunia globalisasi.
Ciri-ciri paradigma pendidikan sistemik-organik, antara lain:
1.        Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dari pada mengajar (teaching)
Terdapat perbedaan mengenai pengertian ‘mengajar’ (teaching)  dengan ‘pembelajaran’ (learning).Mengajar (teaching) merupakan proses belajar di kelas lebih menekankan pada aktivitas ‘guru mengajar siswa’. Secara sederhana dapat diartikan bahwa guru berbicara, murid mendengarkan. Mengajar dalam pengertian tersebut, berarti porsi guru dalam proses belajar lebih besar dibandingkan dengan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang berlangsung.
Guru mendominasi proses pembelajaran di kelas dan sering kali guru dijadikan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tentu saja hal ini akan menghambat kreatifitas siswa dan mempersempit peluang siswa untuk mengetahui dunia luar yang lebih kaya akan sumber ilmu, pengetahuan, dan pengalaman.
Arti dari pembelajaran (learning) merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Disebut dengan istilah pembelajaran karena dalam pembelajaran, keterlibatan guru dan siswa dalam proses belajar memiliki porsi yang seimbang. Proses pembelajaran tidak hanya menekankan pada peranan guru di dalam kelas, tetapi melibatkan siswa secara aktif di dalamnya, sehingga siswa memperoleh tidak hanya pengetahuan, tetapi keterampilan dan pengalaman langsung dari pembelajaran yang diselenggarakan. Dengan demikian pembelajaran mampu memberikan hasil berupa perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif.
2.        Pendidikan di organisir dalam struktur yang fleksibel
Pendidikan nasional bagi negara berkembang seperti Indonesia memerlukan pengorganisasian dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan berupaya membentuk struktur yang fleksibel. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 235 juta dan posisinya tersebar ke berbagai pulau.  Ditambah lagi Indonesia merupakan masyarakat multi-etnis dan sangat pluralistik, dengan tingkat sosial-ekonomi yang beragam. Hal ini menuntut adanya sistem pendidikan nasional yang kompleks, sehingga mampu memenuhi kebutuhan seluruh rakyat. Maka dari itu sistem pendidikan nasional perlu diorganisir dalam struktur yang fleksibel, yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan globalisasi, tanpa kehilangan jati diri pendidikan Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
3.        Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakter khusus dan mandiri
Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan tersebut, setiap individu di tuntut untuk menggali potensi yang dimilikinya. Pendidikan nasional sudah tidak lagi menerapkan sistem KBM, karena Kegiatan Belajar Mengajar sering kali mengabaikan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga tidak mengakui bakat siswa sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk berkembang
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan sistemik-organik berpusat pada pembelajaran daripada kegiatan mengajar. Siswa ditempatkan sebagai subyek belajar, sehingga kebutuhan, kemampuan, potensi, dan bakat siswa dapat terakomodir di dalamnya. Pembelajaran yang dilakukan dengan baik, adalah pembelajaran yang melibatakan interaksi antara guru dengan siswa dalam situasi belajar yang berlangsung.



D.      Pendidikan Hak Asasi Manusia
Menurut UUD 1945 pengertian Hak Asasi Manusia adalah sebagai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang bertumpu kepada nilai dan budaya nusantara. Jadi dapat dikatakan bahwa HAM merupakan hak-hak yang di miliki seseorang sejak ia dalam kandungan.
Tujuan Pendidikan HAM yaitu memberikan pengertian dan wawasan kepada seluruh masyarakat tentang arti pentingnya memahami hak-hak dan kewajiban setiap warga negara terhadap hak asasi manusia.
1.    Unsur-unsur pendidikan HAM antara lain:
a.         Keluarga
Keluarga merupakan tempat terjadinya sosialisasi pertama bagi anak (sosialisasi primer). Dalam keluarga bisa ditanamkan nilai-nilai tanggung jawab, menghargai orang lain, dan bersopan santun. Pengenalan Hak Asasi Manusia pada keluarga diberikan kepada anaknya melalui pendekatan kekeluargaan.
b.         Lingkungan atau masyarakat
Di lingkungan masyarakat pendidikan HAM dapat teramati dengan saling menghargai kedudukan di lapisan masyarakat, tanpa adanya stratifikasi sosial.
c.         Pemerintah
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjaga masyarakatnya. Dalam hal ini keterlibatan Kementerian Pendidikan Nasional sudah seyogyanya merumuskan pendidikan berbasis HAM untuk diajarkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain. Sebagai bekal pengenalan HAM secara teoretis sejak dini.
d.      Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang akan membentuk sikap, perilaku dan kepribadian seorang anak dan pengembangan pengetahuan. Di lembaga ini bertujuan untuk mendidik anak didik menjadi anak yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Karena disini anak didik dibekali pendidikan HAM.


2.    Pelanggaran HAM antara lain:
a.       Keluarga
1)      Terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
2)      Terjadi kekerasan baik fisik maupun psikhis pada anak
3)      Tidak adanya penganyoman yang baik dari keluarga terhadap anak
b.      Lingkungan masyarakat
1)      Terjadi aksi ricuh dan tawuran antar warga setempat bahkan antar daerah setempat
2)      Penginjakkan harga diri
3)      Tidak adanya saling menghargai dan menghormati antar warga masyarakat
c.       Pemerintah
1)      Tidak adanya pemerataan perlindungan HAM
2)      Adanya sikap kompetisi antar pejabat yang mengakibatkan pencemaran nama baik
d.      Sekolah
1)      Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran dan kekayaan)
2)      Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit, ditendang di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan)
3)      Siswa mengejek, menghina bahkan menganiaya siswa yang lain
4)      Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa darisekolah yang lain

E.       Education For All
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
1.    Sejarah Education For All.
Pada tanggal 5-9 Maret 1990 di Jomtien, Thailand,  115 negara dan 150 organisasi saling bertemu dan mengadakan  Konferensi  Dunia membahas Education For All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu koalisi yang luas dari pemerintah nasional, masyarakat sipil kelompok, dan lembaga pembangunan seperti UNESCO dan Bank Dunia.
Mereka berkomitmen untuk mencapai enam tujuan pendidikan yaitu:
1)      Memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif dan pendidikan, terutama bagi yang paling rentan dan anak-anak yang kurang beruntung.
2)      Memastikan bahwa pada 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, yang dalam keadaan sulit, dan mereka yang termasuk etnik minoritas, memiliki akses lengkap dan bebas ke wajib pendidikan dasar yang berkualitas baik.
3)      Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua pemuda dan dewasa dipenuhi melalui akses yang adil untuk pembelajaran yang tepat dan program ketrampilan hidup.
4)      Mencapai 50% peningkatan dalam keaksaraan orang dewasa pada tahun 2015, khususnya bagi perempuan, dan akses ke pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa secara adil.
5)      Menghilangkan perbedaan gender pada pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan dengan tahun 2015, dengan fokus pada perempuan bahwa mereka dipastikan mendapat akses penuh dan sama ke dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik.
6)      Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan semua sehingga diakui dan diukur hasil pembelajaran yang dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, berhitung dan kecakapan hidup yang esensial.


2.    Education For All Di Indonesia
Indonesia telah mengalami kemajuan di bidang pendidikan dasar dalam 20 tahun terakhir ini. Terbukti rasio bersih anak usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94 persen. Tapi Indonesia tetap belum berhasil memberikan jaminan hak atas pendidikan bagi semua anak. Apalagi, masih banyak masalah yang harus dihadapi, masalah tersebut antara lain:
a.       Anak yang putus sekolah diperkirakan masih ada dua juta anak.
b.      Kualifikasi guru yang masih kurang.
c.       Metode pengajaran yang tidak efektif. Yaitu masih berorientasi kepada guru dan anak didik tidak diberi kesempatan memahami sendiri.
d.      Manajemen sekolah yang buruk.
e.       Kurangnya keterlibatan masyarakat.
f.       Kurangnya akses pengembangan dan pembelajaran usia dini bagi sebagian besar anak usia 3 sampai 6 tahun terutama anak-anak yang tinggal di pedalaman dan pedesaan.
g.      Alokasi anggaran dari pemerintah daerah dan pusat yang tidak memadai.
h.      Biaya pendidikan yang tinggi.

3.    Kegiatan untuk mencapai tujuan Education For All
Untuk mencapai tujuan Education For All, pemerintah Indonesia dibantu oleh UNICEF dan UNESCO dengan melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
a.    Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat
UNICEF mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar melalui Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Sistem ini memungkinkan penelusuran semua anak usia di bawah 18 tahun yang tidak bersekolah.
b.    Program Wajib Belajar 9 tahun
Dalam upaya mencapai tujuan “Pendidikan untuk Semua” pada tahun 2015, pemerintah Indonesia saat ini menekankan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak Indonesia usia 6 sampai 15 tahun. Dalam hal ini, UNICEF dan UNESCO memberi dukungan teknis dan dana.

c.    Program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak
Bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan anak-anak di delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC).
Berdasarkan uraian diatas, maka Education for all merupakan istilah lain dari pendidikan untuk semua. Maksudnya pendidikan ini diberikan kepada semua anak bangsa, tanpa terkecuali, dan tanpa adanya pandangan untuk kelas atas maupun kelas bawah (pemerataan pendidikan). Berikut keterkaitan pemerataan pendidikan dengan pencapaian hasil pendidikan:
·      Dengan menyediakan kesempatan pemerataan belajar yang artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
·      Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
·      Dapat terlaksana secara efisien, artinya pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
·      Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

F.       Life Long Education
Life Long Education (Pendidikan Seumur Hidup) merupakan Asas pendidikan seumur hidup yang merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinyu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
1.    Tujuan dari Life Long Education, antara lain:
a.       Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaruannya seoptimal mungkin.
b.      Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
2.    Dasar-dasar pemikiran Life Long Education, yaitu:
a.    Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri,   untuk    mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
b.   Tinjauan ekonomi
Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
a) Meningkatkan produktivitasnya
b) Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c) Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
d) Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
c.       Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
d.   Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
e.    Tinjauan Teknologis
Semakin maju perkembangan zaman maka semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
f.    Tinjauan Psikologis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.



3.    Hal-hal yang melatar belakangi pentingnya Life Long Education:
a.    Pertimbangan ekonomi
Menurut pandangan tokoh pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk memperoleh keterampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi ide-ide dari dalam diri.
b.   Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan.
c.    Faktor peranan keluarga
Coleman dalam “Review of Educational Research mengemukakan keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
d.   Faktor perubahan peranan sosial
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain.
e.    Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyak tersedianya kekayaan materi dan adanya materialisme yang menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual maka berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya.
f.    Faktor vocational
Pendidikan vocational (Sekolah Kejuruan) diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal dan terampil untuk menghadapi tantangan masa depan. Seperti SMK, MAK.
g.   Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
h.   Kebutuhan anak-anak awal
Para ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa.
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
G.      Pendidikan Multiple Intelligent
Pencetus teori Pendidikan Multiple Intelligent (Kecerdasan Majemuk) adalah Howard Gardner. Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa semua anak adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata pelajaran yang sama dan harus memiliki cita-cita yang sama. Semua serba seragam itulah nuansa pembelajaran Mono Intelligence. Sebaliknya Howard Gardner melihat bahwa setiap anak adalah unik, karena uniknya itulah maka setiap anak (setiap orang) itu berbeda, karena berbeda itulah maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang (efektif) diberikan pun harus berbeda-beda pula. Dengan demikian bidang keahlian dan bidang ketrampilannya pun berbeda-beda dan itu adalah fakta.
Howard Gardner berpendapat bahwa setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing-masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang. Hal ini dapat terlihat pada gambar multiple intelligenci berikut.













Gambar multiple intelligences.

a)        Ciri-ciri setiap multiple intelligenci:
1.        Kecerdasan Bahasa/verbal
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna,fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. berkomunikasi lisan & tulis
b. mengarang cerita
c. diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d. belajar bahasa asing
e. tepat dalam tata bahasa sehingga pandai membuat puisi
f. membaca dengan pemahaman tinggi
g. mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
h. tidak mudah salah tulis atau salah lisan
i. pandai membuat lelucon
2.        Kecerdasan Logika matematika (logical smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memilikikemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alurpemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai danefektif dalam hal :
a. menghitung, menganalisis hitungan
b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c. memperkirakan atau memprediksi
d. bereksperimen
e. mencari jalan keluar yang logis
f. menemukan adanya pola
g. induksi dan deduksi
h. mengorganisasikan/membuat garis besar
i. berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak

3.        Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, seperti pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. berfantasi
b. menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c. mengontrol perasaan
d. mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f. introspeksi
g. mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h. mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i. memotivai diri
j. mematok tujuan diri yang realistis
k. memahami konflik dan motivasi diri

4.        Kecerdasan Interpersonal (people smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepatsuasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang cerdas dalamjenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal: a. mengasuh dan mendidik orang lain
b. berkomunikasi
c. berinteraksi
d. berempati dan bersimpati
e. memimpin dan mengorganisasikan kelompok
f. berteman
g. menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
h. menghormati pendapat dan hak orang lain
i. melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
j. sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain

5.        Kecerdasan Visual spasial (picture smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secaraakurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan inicenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. arsitektur, bangunan
b. dekorasi
c. apresiasi seni, desain, denah
d. membuat dan membaca chart, peta
e. koordinasi warna
f. membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g. menciptakan dan interpretasi grafik
h. desain interior
i. dapat membayangkan secara detil benda-benda




6.        Kecerdasan Gerak badan (body smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiranmengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektifdalam hal :
a. mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b. atletik
c. menari dan menata tari
d. kuat dan terampil dalam motorik halus
e. koordinasi tangan dan mata
f. motorik kasar dan daya tahan
g. mudah belajar dengan melakukan
h. mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i. membuat gerak-gerik yang anggun
j. pandai menggunakan bahasa tubuh

7.        Kecerdasan Musik (music smart)
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi iramapola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yangcerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. menyusun/mengarang melodi dan lirik
b. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c. mudah mengenal ritme
d. belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e. menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f. memainkan instrumen musik
g. mengenali bunyi instrumen
h. mampu membaca musik (not balok, dll)
i. mengetukkan tangan, kaki
j. memahami struktur musik


8.        Kecerdasan Naturalis (nature smart) 
Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, seperti mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baiksecara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukaidan efektif dalam hal :
a. menganalisis persamaan dan perbedaan
b. menyukaitumbuhan dan hewan
c. mengklasifikasi dan mengoleksi flora dan fauna
d. menemukan dan mengidentifikasi pola dalam alam
e. melihat sesuatu dalam alam secara detil
f. meramal cuaca
g. menjaga lingkungan
h. memahami ketergantungan lingkungan
i. melatih dan menjinakkan hewan

b)        Tiga cara ilmu pengetahuan untuk mengenali potensi diri setiap orang, yaitu:
1)      Cara Eksplorasi
Semua bidang diuji cobakan terlebih dahulu. Semua harus dialaminya sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga ynag tidaklah sedikit, dan sangat lama.
2)      Cara Observasi
Menggunakan observasi ilmiah versi ilmu psikologi dengan alat psikotest yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh disiplin ilmu psikologi itu sendiri. Kemudian di beri skoring tertentu pula menggunakan teknik psikometri tertentu. Hasil tes nya bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi psikologis orang yang dites pada saat dites.
3)      Cara Deteksi
Menggunakan tes teknologi terkini melalui media sidik jari. Sidik jari setiap orang berbeda dan unik tidak ada yang sama. Paradigma tersebut sama dengan cara pandang Howard Gardner melihat potensi seseorang “serba berbeda” (multiple intelligence).

H.      Millenium Development Goals
Deklarasi Milenium atau dalam bahasa inggris disingkat MDGs merupakanhasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium tersebut.
Tujuan Millenium Development Goals tergambar pada simbol berikut.


 


















Berikut tujuan / Sasaran MDGs, antara lain:
a.       Memberantas kemiskinan dan kelaparan
·      Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari satu dollar perhari
·      Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang kelaparan
b.      Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua
·      Menjamin agar semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasar
·      Pendidikan diberikan kepada semua kalangan dan lapisan masyarakat
c.       Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
·      Menghapus ketidaksetaraan gender dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan di semua tingkat pendidikan pada tahun 2015
·      Saling menghargai kedudukan setiap orang
d.      Menurunkan angka kematian balita
·      Mengurangi dua pertiga dari angka tingkat kematian anak di bawah usia lima tahun
·       Adanya program kesehatan khusus balita yang diadakan seminggu sekali. Atau dalam hal ini merupakan peranan dari posyandu.
e.       Meningkatkan kesehatan ibu
·           Mengurangi tiga perempat dari angka tingkat kematian ibu
·           Adanya program kesehatan bagi ibu, terutama bagi ibu hamil
·           Menerapkan sistem KB (Keluarga Berencana)
f.       Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
·           Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS
·           Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran malaria serta penyakit menular utama lainnya
g.      Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup
·           Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program-program di tingkat nasional serta mengurangi perusakan sumber daya alam
·           Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang tidak memiliki akses air bersih yang layak minum
·           Berhasil meningkatkan kehidupan setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020
h.      Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
·           Mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan terbuka yang berdasar aturan, dapat diandalkan dan tidak diskriminatif.
·           Adanya komitmen melaksanakan tata pemerintahan yang baik, pembangunan dan pemberantasan kemiskinan, baik secara nasional maupun internasional
·           Menangani kebutuhan khusus negara-negara yang kurang berkembang. Seperti mencakup pemberian bebas tarif dan bebas kuota untuk ekspor mereka, pemberian bantuan pembangunan yang lebih besar untuk negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan, dan menangani kebutuhan khusus negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.


DAFTAR PUSTAKA


Ahira, Anne. 2011. Pembangunan Millenium, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium), diakses 7 September 2014.

Burhanuddin.2013. DefinisiPembelajaran, (online), (http://carapedia.com/pengertian-definisi-pembelajaran-menurut-para-ahli.html), diakses 8 September 2014.

Hamzah. 2013. Globalisasi, (online), (http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-penyebab-dampak-globalisasi.html), diakses 8 September 2014.

Hanafi, Rahmat. 2011. Multiple Intelligenci Manusia, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MULTIPLE%20INTELLIGENCES), diakses 8 September 2014.

Pratama, Faris. 2013. Pendidikan Seumur Hidup, (online), (http://bhumisriwijaya.wordpress.com/2013/05/19/pendidikan-seumur-hidup.html), diakses 7 September 2014.

Rahayu, Ike. 2013. Pendidikan untuk Semua, (online), (http://eostudent.blogspot.com/2013/11/pendidikan -untuk-semua.html), diakses 7 September 2014.

Rahmah, Aulia. Pengaruh Globalisasi, (online), (http://auliarahmah-pamungkas.blogspot.com/2013/10/globalisasi-dan-pengaruhnya-dalam.html), diakses 8 September 2014.

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. PengantarDasar-DasarPendidikan.Malang: Universitas Negeri Malang.

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003tentang Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar